6 | 1 | 4 | 3 | 2 | 5 |
5 | 2 | 3 | 4 | 6 | 1 |
2 | 4 | 5 | 6 | 1 | 3 |
3 | 6 | 1 | 5 | 4 | 2 |
1 | 3 | 6 | 2 | 5 | 4 |
4 | 5 | 2 | 1 | 3 | 6 |
Jawaban Teka-Teki Angka Sudoku 2
Mengajarkan Pengendalian Diri Kepada Anak-anak (Bagian 3) – Kemampuan Mengenali Perasaan
Anak-anak mengalami berbagai perasaan dalam keseharian mereka. Agar anak-anak dapat mengendalikan tingkah laku mereka ketika mengalami suatu perasaan yang kuat, mereka harus tahu bagaimana mengenali perasaan mereka. Tidak ada kata terlalu dini untuk berbicara dengan anak-anak tentang perasaan mereka atau membantu mereka melihat hubungan antara perasaan dan tingkah laku. Menghubungkan perasaan dan tingkah laku menunjukkan bagaimana perasaan kita dapat mempengaruhi pilihan yang kita ambil, dan meningkatkan kemampuan pengendalian diri anak-anak.
Ajarkan langkah-langkah berikut kepada anak-anak untuk memecahkan masalah:
- Memikirkan apa yang terjadi.
- Memikirkan bagaimana perasaan tubuh mereka (Penting untuk melihat kembali beberapa kata-kata mendasar tentang perasaan dengan anak-anak untuk membantu mereka mengenali cara-cara tubuh kita memberitahukan perasaan kita. Bantulah anak-anak memperhatikan bahwa tubuh memberikan sinyal untuk perasaan yang berbeda-beda).
- Mengenali perasaan.
- Mengatakan, “Aku merasa ______”.
Perasaan | Bahagia | Sedih | Marah | Takut |
Sikap Tubuh | Tersenyum | Cemberut | Muka memerah | Mata terbelalak |
Tertawa | Menangis | Cemberut | Berdiri diam | |
Napas tenang | Menyilangkan lengan | Otot-otot tegang | Derak jantung cepat | |
Otot-otot santai | Gerakan lambat | Napas cepat | Diam |
Aktivitas Mengenali Perasaan:
Anak-anak dapat mempelajari kata-kata yang beragam untuk menjelaskan perasaan yang berbeda.
Petunjuk:
- Katakan kepada anak anda bahwa anda ingin berbicara tentang perasaan dan bagaimana kita mendapat pesan dari cara tubuh kita berperilaku. (Misalnya bila kamu memenangkan permainan mungkin kamu akan tersenyum dan tertawa. Bila seseorang mengatakan sesuatu yang jahat mungkin kamu akan menangis.)
- Mintalah anak memberi contoh perasaannya sendiri. “Kamu dapat memberi tahu mama suatu saat ketika kamu merasa senang? Sedih? Marah?” (Batasi hanya tiga atau empat contoh saja.)
- Kemudian mintalah anak menyebutkan perasaan sebanyak mungkin dan menentukan mana yang menyenangkan (misalnya bahagia, girang, gembira, bangga) dan yang tidak menyenangkan (misalnya marah, sedih, malu). Anda dapat menggunakan papan tulis atau kertas untuk menulisnya dalam dua kolom.
- Tanyakan, “Bagaimana kamu menunjukkan bahwa kamu bahagia, sedih, marah, takut, dan sebagainya?”
Gunakan situasi-situasi berikut untuk bersandiwara dengan anak anda. (Anda dapat menggunakan boneka.)
- Kalian sekelas akan mendapat tambahan waktu istirahat karena kalian berhasil dalam tes (mengeja, musik, menulis dan sebagainya.)
- Kamu menggambar dan kakakmu mengatakan “Kau tak dapat menggambar!”
- Kamu baru mendengar bahwa orang yang memakai baju biru adalah bodoh.
Gagasan untuk diskusi selama sandiwara:
Gunakan pertanyaan-pertanyaan untuk membantu anak memikirkan pilihan dan perilaku yang tepat dalam sandiwara:
- Ketika kamu merasakan perasaan yang menyenangkan, bagaimana kamu menunjukkannya kepada orang lain? (misalnya tersenyum, tertawa, tersenyum, berlaku ramah.)
- Menurut kamu, apa yang dipikirkan orang lain bila kita menunjukkan perasaan senang kita?
- Jika kamu merasakan perasaan yang tidak menyenangkan, bagaimana kamu menunjukkannya kepada orang lain? (misalnya berteriak, cemberut, muka memerah, menangis)
- Menurut kamu, apa yang dipikirkan orang lain bila kita menunjukkan perasaan kita yang tidak menyenangkan?
- Menurut kamu, bagaimana menunjukkan perasaan kita akan membantu kita bergaul dengan orang lain? (misalnya saling memahami dan memahami perbedaan kita, berkomunikasi lebih baik, dan ikut merasakan kegembiraan orang lain)
Sumber :
Behavior Problems, Teaching Young Children Self Control Skills, The National Association of School Psychologists, http://www.nasponline.org/resources/handouts/behavior%20template.pdf
Teka-Teki Angka Sudoku 2
Teka teki adalah aktivitas yang baik untuk anak-anak, karena melatih otak dan membantu meningkatkan penalaran logika. Teka teki juga memberikan sensasi pencapaian. Dan yang lebih penting, it’s fun!
Permainan Sudoku adalah permainan yang berupa kotak-kotak berukuran 9X9 dan dapat dikembangkan menjadi lebih besar atau lebih kecil. Untuk anak-anak terdapat beberapa variasi seperti kotak 4X4 atau 6X6.
Permainan Sudoku 6X6 dimainkan dengan memasukkan angka 1-6 ke dalam kotak dengan peraturan sebagai berikut: setiap baris harus terisi angka 1-6, setiap kolom harus terisi angka 1-6 dan setiap kotak (sel) yang berukuran 3X2 juga harus terisi angka 1-6.
6 | 3 | ||||
6 | 1 | ||||
2 | 4 | ||||
4 | 2 | ||||
1 | 3 | ||||
2 | 6 |
Louis Pasteur (1822 – 1895)
Louis Pasteur lahir pada tanggal 27 Desember 1822 di kota tua Dole, Perancis.
Pada usia enam tahun Louis kecil pergi bersekolah di Arbois. Ia suka melukis foto keluarga dan teman-temannya. Pada saat itu orang mengira bakatnya ada di bidang seni dan kelak ia akan menjadi seniman. Tak seorangpun menyangka ia akan menjadi ilmuwan terkenal.
Ia kemudian belajar di Universitas Lille dan mendapat gelar Profesor pada tahun 1847. Pada waktu itu usianya baru 26 tahun.
Pada tahun 1856 ia melakukan penemuan besar bagi bidang kedokteran. Penemuan awalnya adalah pasteurisasi yaitu mematikan bakteri dan virus berbahaya yang ada dalam susu. Susu bila dipanaskan hingga mendidih akan merusak rasanya. Pasteurisasi dilakukan dengan memanaskan susu namun tidak sampai mendidih. Susu hanya dipanaskan hingga suhu 80 derajat Celcius dan diulangi hingga beberapa kali. Dengan demikian rasa susu tidak berubah namun bakteri dan virus mati. Susu juga tidak mudah rusak.
Louise menciptakan The Germ Theory of Disease yang menjelaskan bahwa penyakit disebabkan oleh kuman yang menyerang tubuh manusia dari luar. Ia juga menganjurkan para dokter dan orang-orang yang membantu operasi mencuci tangan dan peralatan operasi sebelum melakukan operasi.
Pada masa itu budidaya ulat sutera berkembang pesat dan menjadi industri besar di Perancis. Banyak orang memelihara ulat sutera. Ulat sutera akan menjadi kepompong yang dapat diolah menjadi benang sutera. Sebuah kepompong ulat sutera dapat menghasilkan benang sutera sepanjang 300-900 meter.
Pada tahun 1849 ulat-ulat sutera diserang penyakit dan banyak yang mati. Wabah itu dimulai dari Perancis dan menyebar ke seluruh dunia kecuali Jepang.
Pada tahun 1865 pemerintah Perancis meminta Louis menyelidiki penyebab wabah ulat sutera. Dengan miskroskop Louis menemukan sel-sel asing pada tubuh ulat sutera yang terinfeksi. Penyakit itu menular dari ulat yang satu ke ulat lain. Louis kemudian membantu peternak ulat sutera memisahkan ulat yag sakit dan mereka hanya menggunakan telur-telur ulat yang sehat.
Pada akhir tugas dari pemerintah ini Louis menderita penyakit stroke dan lumpuh. Selama beberapa bulan ia lumpuh total. Usianya waktu itu baru 45 tahun. Ia pulih dalam waktu dua tahun.
Tugas Louis selanjutnya adalah berusaha menemukan penyebab penyakit pada tubuh manusia. Ia juga mengembangkan vaksin untuk penyakit-penyakit hewan. Setelah berhasil ia membuat vaksin untuk hewan dalam jumlah besar.
Louis kemudian mengembangkan vaksin untuk manusia, di antaranya vaksin penyakit kolera, difteri, tuberkulosis dan cacar air.
Louis terutama dikenang orang karena memberikan vaksin kepada Joseph Meister, anak berumur 9 tahun yang digigit anjing yang menderita rabies. Rabies disebut juga penyakit anjing gila. Anak itu sembuh setelah mendapat vaksin rabies. Setelah dewasa ia bekerja di Institut Pasteur.
Louis sangat pemberani. Ia berani mengambil risiko mengambil contoh air liur dari mulut anjing yang terkena rabies. Dua asistennya memegangi anjing itu dengan mengenakan sarung tangan dari kulit. Louis tidak takut digigit atau tertular rabies.
Sejak saat itu ribuan orang telah menerima vaksin rabies dan terhindar dari penyakit rabies yang hampir selalu menyebabkan kematian penderitanya.
The Pasteur Institute didirikan di Paris pada tahun 1888 dan karya-karya Louis dilanjutkan di Institut tersebut. Sekarang Institut Pasteur memiliki 60 cabang di seluruh dunia.
Louis Pasteur meninggal pada tanggal 28 September 1895. Jenazahnya dimakamkan di bawah Institut Pasteur di Paris.
Mengajarkan Pengendalian Diri Kepada Anak-anak (Bagian 2) - Jika Anak Menginginkan Sesuatu yang Tidak Dapat Ia Miliki
Anak-anak mudah marah atau kesal bila keinginan atau kebutuhannya tidak segera dipenuhi. Hampir tiap hari anak-anak menemui banyak hal, mainan, dan aktivitas yang menarik. Sering kali anak-anak tidak dapat menghadapi rasa frustrasi ketika mendapat jawaban, “Tidak,” atau “Nanti,” dari orang tua. Mereka juga tidak mengerti bahwa seorang anak boleh atau tidak boleh melakukan sesuatu karena kepercayaan agama atau latar belakang budaya keluarga. Agar mendapatkan pengalaman yang positif di rumah, sekolah dan masyarakat, anak-anak memerlukan kemampuan untuk dengan cara yang tepat menghadapi perasaan mereka sehubungan dengan menginginkan sesuatu yang tidak dapat mereka miliki. Kemampuan ini akan meningkatkan pengendalian diri mereka dan toleransi terhadap orang lain.
Ajarkan anak-anak untuk menggunakan langkah-langkah berikut ini:
1. Mengatakan, “Aku menginginkan ______ tetapi bukan sekarang.”
2. Memikirkan pilihan-pilihan:
· Memintanya lagi kepada orang tua nanti atau besok
· Melakukan hal lain
· Meminta untuk meminjam (bila mungkin)
· Meminta untuk berbagi
· Meminta untuk melakukan tugas-tugas agar mendapatkan uang untuk membeli benda yang diinginkan
· Menunggu giliran
· Menerima bahwa ia tidak diijinkan memilikinya dan mengatakan, “Aku sebenarnya menginginkannya, tetapi tidak apa-apa.”
3. Melaksanakan pilihan yang terbaik
Aktivitas Sandiwara Boneka
Aktivitas ini membantu anak-anak kecil belajar mengenali sesuatu yang mereka inginkan tetapi tidak dapat mereka miliki. Mereka akan membicarakan perasaan mereka sehubungan dengan tidak dapat memiliki apa yang mereka inginkan. Dan anak-anak akan melihat kembali pilihan-pilihan untuk menghadapi perasaan menginginkan sesuatu yang bukan milik mereka.
Bahan yang dibutuhkan: Kertas, crayon atau spidol, boneka.
Petunjuk:
1. Mintalah anak menulis atau menggambar benda yang ia ingin miliki atau
aktivitas yang dapat ia lakukan
2. Bicarakan dengan anak apa yang ia inginkan dan mengapa ia
menginginkannya
3. Katakan kepadanya tentang apa yang dulu sebenarnya dapat anda lakukan dan mengapa anda ingin melakukannya.
3. Katakan kepadanya tentang apa yang dulu sebenarnya dapat anda lakukan dan mengapa anda ingin melakukannya.
4. Gunakan boneka untuk memainkan peran yang berbeda-beda untuk
memainkan situasi pura-pura seperti di bawah ini:
· Teman anda memiliki boneka tokoh action baru (misalnya Pokemon, Digimon dan lain-lain) yang sudah lama anda inginkan.
· Anda ingin bermain dengan teman anda tetapi ia harus pergi dengan keluarganya seharian.
· Teman sekelas anda, seorang anak perempuan yang harus memakai kursi roda, memiliki game yang anda ingin mainkan di komputernya.
· Kakak anda mendapat raket yang bagus di hari ulang tahunnya, seperti raket yang anda inginkan
Ide untuk dibahas selama sandiwara boneka: Gunakan pertanyaan-pertanyan berikut ini untuk membantu anak anda memikirkan pilihan dan tingkah laku yang tepat dalam sandiwara di atas
- Bagaimana perasaan anda dulu ketika melihat anak lain memiliki benda yang kamu inginkan?
- Bagaimana perasaan anda dulu bila seseorang mengambil mainan atau barang milikmu tanpa ijin?
- Apa yang dapat kita lakukan bila kita menginginkan barang orang lain? Apa pilihan kita?
- Apa yang dapat kita lakukan bila orang lain melakukan sesuatu yang ingin kita lakukan? Apa pilihan kita?
Dengan menjelaskan bahwa dulu anda juga sering mengalami apa yang ia alami sekarang, mengapa anda tidak dapat memiliki sesuatu yang sangat anda inginkan, anda akan membantu anak menghadapi perasaan kecewa dan frustrasi karena tidak dapat memiliki benda yang ia inginkan.
Anda juga dapat menjelaskan mengapa ia tidak boleh membeli mainan atau mengikuti aktivitas tertentu. Anda dapat menjelaskan misalnya, "Kamu belum boleh membeli sepeda itu, sepeda kamu kan masih baru juga, Tetapi mama akan membelikanmu sepeda baru bila kamu naik kelas nanti." Atau. "Kamu jangan mengikuti Taekwondo sekarang. Kamu boleh mengikutinya nanti bila sudah lebih besar." Atau, "Kamu boleh membeli makanan yang lain, tetapi bukan coklat. Kamu kan tahu kamu alergi coklat, jadi kamu tahu mengapa mama melarang kamu makan coklat."
Sumber:
Behavior Problems, Teaching Young Children Self Control Skills, The National Association of School Psychologists, http://www.nasponline.org/resources/handouts/behavior%20template.pdf