Gadis Kecil Penjual Korek Api (Hans Christian Andersen)

sumber gambar:fairytalenewsblog.blogspot.com

Malam itu gelap dan dingin sekali. Salju turun deras. Malam terakhir tahun itu menjelang tahun baru. Dalam dingin dan gelap itu seorang gadis kecil berjalan di sepanjang jalan. Ia tidak memakai topi dan sepatu. Ia memakai sandal ketika meninggalkan rumah. Sandal itu peninggalan ibunya dan sangat kebesaran. Ketika ia  menyeberangi jalan, dua buah kereta lewat dengan sangat cepat sehingga sandalnya terlepas dan hilang.

Jadi ia terus berjalan dengan kaki telanjang yang sudah merah dan biru karena kedinginan. Ia membawa banyak korek api dalam saku celemek tua yang dipakainya, dan satu ikat korek api dalam genggaman tangannya. Tak seorang pun membeli korek apinya sepanjang hari itu. Sedikitpun ia tidak menerima uang.

Ia terus berjalan, gemetar karena kedinginan dan lapar. Sungguh malang gadis kecil itu.

Serpih-serpihan salju jatuh di rambut pirangnya yang panjang, yang jatuh dengan ikal indah di lehernya, namun ia tidak pernah memikirkannya. Yang terpikir olehnya adalah, dari jendela-jendela yang dilewatinya ia melihat cahaya lilin berkilauan dan tercium bau sedap angsa panggang, karena saat itu malam tahun baru.

Pada sudut di antara dua rumah, dimana satu rumah lebih menonjol dari rumah yang satu lagi, gadis itu duduk dan meringkukkan tubuhnya. Ia menarik kaki-kaki kecilnya lebih mendekat ke tubuhnya, namun ia merasa makin lama makin dingin. ia tak berani pulang karena tak satupun korek api pun terjual dan tak dapat membawa pulang uang sedikitpun. Ayahnya akan memukulnya dan di rumahnya juga dingin karena atap rumah itu berlubang-lubang sehingga angin leluasa masuk.

Tangan-tangan kecil itu hampir mati rasa karena kedinginan. Oh! Sebatang korek api akan memberinya sedikit kehangatan kalau saja  ia beranikan diri membakar satu batang saja dari ikatan itu dan menggesekkannya pada dinding. Ia menarik sebatang. “Rrrrssttt!” lihat cahayanya, ia terbakar! Api kecil yang hangat dan terang, seperti lilin, ia menangkupkan tangannya pada cahaya itu, cahaya yang menyenangkan. Gadis kecil itu merasa seolah ia duduk di depan tungku perapian besi yang besar dengan kaki kuningan mengkilat dan hiasan kuningan  di bagian atasnya. Apinya membawa kehangatan yang menyenangkan. Gadis kecil menjulurkan kakinya supaya hangat, namun api kecil itu padam, dan tungku itu lenyap. Yang tertinggal hanya puntung korek api di tangannya.

Ia menggesekkan sebatang korek api lagi ke dinding, korek itu menyala terang, dan pada tempat di dinding yang tertimpa cahayanya, dinding menjadi tembus pandang dan ia dapat melihat ke dalam ruangan di baliknya. Di atas meja terbentang alas meja seputih salju, di atasnya alat-alat makan porselin yang indah dan angsa panggang yang masih berasap dengan isi apel dan plum kering. Dan angsa itu melompat dari piringnya, melenggak-lenggok di lantai dengan pisau dan garpu menancap di dadanya, dan ketika ia tiba di depan gadis itu, korek api padam dan hanya meninggalkan tembok tebal yang dingin dan lembab di depannya. Ia menyalakan sebatang korek api lagi. Kali ini ia duduk di bawah pohon natal yang luar biasa indah. Pohon natal itu jauh lebih besar dengan hiasan yang jauh lebih indah dari yang dilihatnya dari pintu kaca di rumah pedagang kaya itu.

Ribuan lampu menyala pada cabang-cabang pohon yang hijau, dan gambar-gambar  berwarna cerah seperti yang dilihatnya di jendela toko seolah memandangnya dari atas. Ia menjulurkan tangannya ke lampu-lampu itu dan korek api padam. Lampu-lampu pohon natal itu naik makin tinggi dan tinggi, gadis itu melihatnya seperti bintang-bintang di langit, dan satu jatuh, membentuk jejak panjang seperti garis api.

“Seseorang baru meninggal!” kata gadis kecil itu. Neneknya, satu-satunya orang yang menyayanginya, yang sekarang sudah tiada, mengatakan kepadanya, bila sebuah bintang jatuh, maka satu jiwa naik ke surga.

Ia menarik sebatang korek api lagi dan dalam cahayanya ia melihat neneknya yang tua, begitu terang dan bercahaya, begitu lembut dan penuh kasih.

“Nenek!” jerit si kecil, “Oh, Nek, bawa aku bersamamu! Nenek akan pergi bila korek api ini padam, nenek akan menghilang seperti tungku yang hangat itu, seperti angsa panggang yang lezat dan seperti pohon natal indah itu!” Ia pun dengan cepat menggesekkan seikat korek api ke dinding, karena ia ingin menahan neneknya bersamanya. Dan cahaya korek api itu begitu terang, lebih terang dari siang hari. Belum pernah ia melihat neneknya begitu cantik dan tinggi. Ia menarik gadis kecil itu ke dalam pelukannya, dan mereka berdua terbang tinggi, begitu tinggi, di mana tiada dingin, lapar atau cemas, karena mereka sekarang bersama Tuhan.

Namun di sudut itu, pada dini hari, duduk gadis kecil malang, dengan pipi merona dan senyum di bibirnya, bersandar di dinding, membeku kedinginan pada malam terakhir tahun lalu. Ia duduk kaku dan dingin dengan korek apinya. Seikat sudah terbakar. “Ia ingin menghangatkan dirinya,” kata orang-orang. Tak seorang pun menduga bahwa ia telah melihat kejadian-kejadian indah, tak seorang pun mengira bahwa bersama neneknya ia telah memasuki kebahagiaan tahun baru. 

Atlas


Atlas adalah seorang Titan atau raksasa. Ayahnya adalah Iapetus, seorang Titan dan ibunya adalah peri Clymene. Dalam perang antara Titan dan dewa Zeus, Atlas memihak pada saudaranya Cronus. Para Titan kalah dalam perang yang berlangsung selama sepuluh tahun itu dan para dewa Olimpus mengambil alih dunia. Sebagai hukumannya, Atlas harus berdiri selamanya dan memanggul surga, yang bentuknya seperti bola dunia, di bahunya. 

Atlas berdiri dan memanggul surga di ujung paling barat dunia menurut orang Yunani kuno, dan lautan di sekitarnya disebut Atlantik untuk menghormatinya.

Atlas memiliki saudara bernama Prometheus, dewa api dan pencipta umat manusia. Ia juga dikisahkan memiliki isteri bernama Pleione, dan memiliki tujuh orang puteri yang disebut Pleidas dan beberapa puteri lain. Dari isterinya yang lain, Hesperis, ia memiliki tiga orang  puteri yang disebut Hesperides, yang diberi tugas oleh dewi Hera untuk menjaga pohon apel emas.

Pada suatu hari, Hercules minta tolong kepada Atlas untuk mengambil apel emas dari Hesperides. Hercules ditantang oleh Eurystheus untuk mengambil apel  emas dan seorang peramal mengatakan bahwa Hercules tidak akan dapat mengambilnya tanpa bantuan Atlas.

Pohon apel emas itu berada di sebuah lembah yang dikelilingi tebing-tebing tinggi dan dijaga seekor naga berkepala banyak bernama Ladon yang mulutnya yang banyak berbicara bersahut-sahutan. Atlas bersedia mengambilkan beberapa buah apel emas, namun Atlas tidak mau terganggu oleh naga penjaga yang berisik itu. Hercules membereskan masalah naga dengan melepaskan sebuah anak panah menembus dinding taman.

Hercules juga harus  menggantikan Atlas memanggul surga selama ia pergi. Hercules dengan senang hati mengambil surga dari bahu Atlas dan meletakkannya di bahunya sendiri.  Atlas pergi dan tak lama kemudian ia kembali membawa beberapa buah apel emas. Bukannya mengambil kembali surga dari bahu Hercules, ia ingin melepaskan tanggung jawab berat itu, ia mengatakan ia akan mengantarkan apel-apel emas itu. Hercules tak kurang cerdik, ia minta Atlas memanggulkan surga sebentar, Hercules ingin memindahkannya ke bahu yang satu lagi karena bahunya pegal. Ketika surga sudah ada di atas bahu Atlas lagi, Hercules pun melenggang pergi membawa apel emas.

Atlas pernah mendengar ramalan bahwa salah seorang putra Zeus akan mencuri apel emas dari Hesperides. Ketika Perseus, putera Zeus datang berkunjung, Atlas tidak menerimanya dengan baik. Perseus telah membunuh Medusa, seorang Gordon dan memenggal kepalanya. Gorgon adalah makhluk yang rambutnya adalah ular. Bila kita memandang kepala Gorgon maka kita akan berubah menjadi batu.  Karena marah, Perseus menunjukkan kepala Medusa kepada Atlas. Atlas seketika berubah menjadi batu. Batu itu menjadi pegunungan Atlas di Maroko sekarang.

Atlas berdiri dan memanggul surga di ujung paling barat dunia menurut orang Yunani kuno, dan lautan di sekitarnya disebut Atlantik untuk menghormatinya.


Atlas di Jaman Modern
Pernahkah kamu mendengar nama Atlas sebelum ini? Pada masa modern ini nama Atlas digunakan sebagai nama berbagai benda.

Tahukah kamu, apa nama tulang paling atas pada leher kita, yaitu tulang yang menyangga kepala kita? Tulang itu disebut tulang Atlas, karena persamaannya dengan Atlas sang Titan menyangga bola surga. Tulang Atlas memegang peranan penting pada kesehatan tubuh manusia. Bila tulang itu karena suatu sebab bergeser sedikit saja, maka tubuh dapat mengalami berbagai penyakit,  terutama yang berhubungan dengan tulang dan otot.

Pada tahun 1500-an seorang pembuat  peta, Mercator membuat buku kumpulan peta dan memasang gambar Atlas sedang memanggul bola dunia (bukan surga) pada halaman pertama buku itu. Sejak saat itu buku peta disebut atlas. Peta dalam atlas biasanya adalah peta dunia, yang selain memuat peta, data geografi juga menyajikan data statistik yang berhubungan dengan geopolitik, sosial, religius dan ekonomi.


Selain buku kumpulan peta istilah atlas juga digunakan untuk berbagai buku dan berbagai disiplin ilmu, misalnya Atlas flora dan fauna di Inggris dan Irlandia, Atlas Anatomi Tubuh Manusia. 
Nama atlas juga digunakan untuk menamakan beberapa jenis hewan seperti kupu-kupu Atlas yaitu kupu-kupu besar berwarna coklat, kura-kura Atlas yaitu kura-kura  raksasa purba, beruang Atlas yaitu beruang coklat yang sudah punah, kumbang Atlas yaitu sejenis kumbang badak.

         

Di bidang astronomi , nama Atlas digunakan untuk menamai bulan planet Saturnus dan bintang Atlas adalah kelompok yang terdiri dari 3 bintang dalam kelompok bintang Pleidas.
Nama Atlas banyak digunakan di berbagai bidang lain mulai dari matematika, program komputer, roket, mobil, militer dan banyak lagi.
     

Tolong Moni (Maze 6)

Moni monyet berjalan-jalan ke tepi hutan.
Karena terlalu jauh berjalan, ia tersesat dan lupa jalan pulang.
Coba kamu bantu dia menemukan jalannya kembali ke hutan.
















































































































































































































































        

Quotation


Your children will become what you are; so be what you want them to be.  ~ David Bly

Mencoba Sesuatu Yang Baru


Otak kita didesain sebagai mesin pembelajaran. Otak kita telah berevolusi selama jutaan tahun untuk mencerna semua informasi di sekitar kita dan mensintesikannya menjadi perilaku dan keputusan yang meningkatkan kesempatan kita untuk bertahan hidup dan bereproduksi. Otak kita sangat mudah beradaptasi dan dapat menata ulang dirinya sendiri ketika dihadapkan pada keharusan untuk melakukannya.

Anda hanya perlu melihat seorang anak untuk melihat bagaimana kesiapan dan semangat pikiran kita menyerap informasi, selama 10-15 tahun dalam hidup kita kita meraba-raba bagaimana keadaan di sekitar kita dan bagaimana kita dapat masuk ke dalamnya. Pada usia ini, semua yang ada di sekitar kita baru dan menyenangkan, dan kita menyerapnya seperti karet busa. Sayangnya pada kebanyakan orang,  proses ini berhenti tak lama setelah masa ini.  Pada kebanyakan kasus, ketika mendekati usia dewasa, kita memilih sebuah ‘karir” atau paling tidak jalur yang lebih sempit dari sebelumnya, dan kemudian memfokuskan sebagian besar energi mental kita ke sana. Kita kehilangan jejak dari semua aktivitas, orang-orang, gagasan di luar sana dan konsekuensinya adalah mengurangi cara kita menggunakan otak kita.

Karena kecenderungan otak untuk belajar, proses  penyempitan minat ini dapat sangat merugikan kita. Kita mungkin menjadi sangat baik dalam bidang-bidang tertentu, namun mungkin kita juga mengalami penurunan kognitif  bahkan mungkin penyakit Alzheimer atau bentuk dementia yang lain. Mungkin bahkan yang lebih penting lagi, hdup kita menjadi suram, monoton atau membosankan. Begitu kita lupa bahwa dunia ini adalah tempat menyenangkan yang penuh kesempatan bereksplorasi, tumbuh dan mendapatkan pengalaman, kita kehilangan aspek-aspek mendasar manusia.  Ketika kita tidak lagi ingin mencari gagasan baru, hobi baru dan bertemu kenalan-kenalan baru, kita memasuki kehidupan yang statis. Hidup tidak harus dipenuhi stimulasi dan hidup yang simpel memiliki banyak kelebihan, hanya saja kita harus terus belajar dan mencari hal-hal baru untuk menjaga agar pikiran kita tetap muda dan hidup kita menjadi kaya.

Tantanglah otak anda dengan melakukan sesuatu yang baru, terutama yang belum pernah anda lakukan sebelumnya. Anda dapat mengambil kursus dansa, yoga, mempelajari bahasa asing yang belum anda pelajari, belajar membuat patung atau keramik, bermain catur, mengisi TTS, belajar merajut. Apa pun dapat anda lakukan, bahkan anda dapat melakukan sesuatu yang mungkin tidak terpikir sebelumnya, yaitu melakukan sesuatu yang biasa anda lakukan dengan tangan kanan dengan tangan kiri, atau sebaliknya. Bila anda biasa menggunakan tangan kanan untuk menulis atau memegang mouse komputer, cobalah menggunakan tangan kiri anda.