Badut Cemberut

Dalam gambar ini banyak wajah badut yang tersenyum, namun di antaranya ada 3 wajah yang sedih dan cemberut.
Coba kamu cari ya!



Kid says

Children's quotes - childrens-world Photo
http://images5.fanpop.com/image/photos/25300000/Children-s-quotes-childrens-world-25342814-300-300.jpg

Ada Berapa Segitiga?

Ada berapa segitiga dalam gambar ini?
Coba kamu hitung, jangan ada yang ketinggalan ya!

Tahukah Kamu?

Aku melompat ketika berjalan.
Aku duduk ketika berdiri.
Apakah aku?

Quotation


http://hz.skschools.net/Teachers/kbell/004FCDEF-011EDE84.0/TS_Quotes_FamilyConnection-edited-6-16-09-1.jpg

Serba Serbi Geografi




Apa nama gunung tertinggi di dunia?
a. Fuji
b. Mount Everest
c. Semeru
d. Kilimanjaro


Gambar:
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/4b/Everest_kalapatthar_crop.jpg/280px-Everest_kalapatthar_crop.jpg

Kisah Seorang Ibu (Hans Christian Andersen)



Seorang ibu duduk bersama anaknya yang masih kecil. Ia begitu sedih, begitu takut anaknya akan meninggal. Anak itu begitu pucat, mata kecilnya telah menutup dengan sendirinya, dan ia menghela nafas begitu lembut, sekali-kali ia menghela nafas dalam-dalam, dan ibunya memandanginya lebih sedih lagi pada makhluk kecil itu.
Kemudian terdengar ketukan di pintu dan seorang laki-laki tua masuk. Ia mengenakan mantel yang tebal. Saat itu musim dingin. Di luar rumah semua tertutup es dan salju dan angin bertiup kencang sehingga melukai wajah.
Laki-laki tua itu gemetar kedinginan dan anak kecil itu tertidur. Maka sang ibu menuangkan ale dan menghangatkannya untuk laki-laki tua itu.  Laki-laki itu duduk dan menggoyangkan ayunan bayi, sang ibu duduk di kursi di dekatnya, memandangi anaknya yang sakit, yang menghela nafas begitu dalam dan mengangkat tangannya yang kecil.
“Apakah anda pikir aku tidak dapat menyelamatkannya?” kata ibu, “Tuhan tidak boleh mengambilnya dariku.”
Dan laki-laki tua itu yang ternyata adalah Maut sendiri, menggangguk aneh, seolah menjawab ya sekaligus tidak. Dan sang ibu menunduk memandangi pangkuannya, air mata mengalir menuruni pipinya, kepalanya terasa berat, ia tidak tidur selama tiga hari tiga malam. Sekarang ia tertidur, hanya selama satu menit, ia mendadak bangun dan gemetar kedinginan.
“Apa itu?” katanya, memandang ke sekelilingnya. Orang tua itu sudah tak ada dan anaknya juga tidak ada. Ia pasti telah membawa anak kecil itu. Jam tua di sudut, bandulnya yang besar mengelinding di lantai dan jam itu mati.
Ibu malang itu lari keluar rumah dan berteriak keras-keras memanggil anaknya.
Di luar sana, di tengah hujan salju, duduk seorang wanita dengan pakaian hitam panjang. Ia berkata, “Maut masuk ke kamarmu dan aku melihat ia bergegas pergi membawa anakmu. Ia berjalan lebih cepat dari angin, dan ia tidak pernah mengembalikan apa yang telah diambilnya.”
“Oh, tolong katakan ke mana ia pergi,” kata sang ibu. “Tunjukkan arahnya dan aku akan menemukannya!”
“Aku tahu ke mana ia pergi,” kata wanita berpakaian hitam. “Namun sebelum kukatakan kepadamu, kau harus menyanyikan semua lagu yang kaunyanyikan untuk anakmu! Aku suka sekali lagu-lagumu. Aku pernah mendengarmu menyanyi. Aku Sang Malam. Aku melihat air matamu ketika kau menyanyi.”
“Aku akan menyanyikannya untukmu, semuanya,” kata sang ibu. “Namun jangan halangi aku. Kalau aku cepat, aku dapat menemukan anakku.”
Namun sang Malam tak bergerak atau mengatakan apa-apa. Maka sang ibu menyanyi sambil memilin-milin tangannya dan menangis. Begitu banyak lagu dinyanyikannya dan lebih banyak lagi air matanya menetes. Kemudian sang Malam berkata, “Pergilah ke kanan, ke arah hutan pinus yang gelap itu, ke sana aku lihat Maut membawa anakmu.”
Sang ibu berjalan hingga tiba di persimpangan jalan di tengah hutan. Ia tak tahu harus ke mana. Dilihatnya sebuah semak berduri yang sudah tidak mempunyai daun dan bunga. Serpihan es menggantung pada cabang-cabangnya.
“Apakah kau melihat Maut lewat di sini membawa anakku yang masih kecil?” kata sang ibu.
“Ya,” kata semak berduri. “Namun aku tidak mau memberitahumu ke mana ia pergi, kecuali kau mau menghangatkanku. Aku hampir mati kedinginan dan menjadi gumpalan es.”
Sang ibu pun memeluk semak berduri begitu erat agar semak berduri benar-benar merasa hangat, sehingga duri-duri melukai tubuhnya dan darahnya menetes. Daun-daun segar dan hijau mulai bermunculan  dan berikutnya bunga-bunga mulai berkembang di tengah malam musim dingin, karena hati seorang ibu yang sedih begitu hangat. Semak berduri kemudian menunjukkan ke mana sang ibu harus pergi.
Sang ibu kemudian tiba di sebuah danau yang luas, di mana tidak ada kapal atau perahu. Danau itu tidak terlalu beku sehingga tidak dapat menahan berat tubuhnya, juga tidak terbuka atau cukup dangkal sehingga ia dapat berjalan menyeberanginya. Maka ia itu berbaring untuk meminum air danau. Yang jelas-jelas mustahil dilakukan seorang manusia, namun ibu berpikir bahwa mungkin terjadi mujizat.
“Apa pun akan kuberikan untuk mendapatkan kembali anakku!” kata sang ibu sambil menangis. Ia masih terus menangis hingga sepasang matanya jatuh dan tenggelam ke dasar danau dan menjelma menjadi sepasang mutiara yang indah. Namun air danau menyapunya seolah ia duduk di atas ayunan dan ia terbawa ombak yang mengayunnya ke seberang. Di sana berdiri sebuah rumah besar yang aneh. Namun sang ibu tidak dapat melihatnya karena kedua matanya sudah hilang.
“Di mana aku akan menemukan Maut yang telah mengambil anakku?” katanya.
“Ia belum datang,” kata seorang wanita tua yang bertugas merawat rumah besar itu.  “Bagaimana kau bisa sampai ke sini? Siapa yang telah menolongmu?”
“Tuhan menolongku,” kata sang ibu. “Di mana aku dapat menemukan anakku?”
“Kau tak dapat melihat!” kata wanita tua itu. Banyak bunga dan tanaman mati malam ini. Maut akan segera datang dan menanam mereka kembali. “
“Kau tentu tahu, setiap orang mempunyai pohon atau bunga kehidupan mereka sendiri. Mereka tampak seperti pohon biasa, namun jantung mereka berdenyut. Begitu juga pohon anakmu. Mungkin kau ingin tahu mana pohon anakmu, namun apa yang akan kau berikan kepadaku bila aku memberitahumu?
“Aku tak punya apa-apa lagi,” kata ibu. “Namun aku mau pergi pergi ke ujung dunia untukmu.”
“Tidak. Mau apa aku di sana?” kata wanita itu. “Namun kau bisa memberikan rambutmu yang hitam panjang itu kepadaku. Kau boleh mengambil rambutku yang putih ini.”
Sang ibu memberikan rambutnya yang hitam dan sebagai gantinya ia mengambil rambut putih wanita tua itu.
Wanita tua itu mengajak sang ibu masuk ke dalam kebun sang Maut. Tanaman bunga dan pohon tumbuh saling melilit di sana. Tanaman-tanaman itu semua nampak terawat dan disayangi. Semua tanaman memiiki nama dan di dalam mereka ada nyawa manusia yang masih hidup.
Ibu yang sedih itu mendekati semua tanaman yang terkecil dan mendengarkan detak jantung mereka. Di antara jutaan tanaman di sana dia dapat mengenali detak jantung anaknys.
“Ini dia!” jeritnya sambil menjulurkan tangannya kepada tanaman kecil berbunga biru yang sudah mulai layu.
“Jangan sentuh bunga itu!” kata wanita tua. “Kau tetaplah di situ. Dan bila Maut datang tak lama lagi, jangan biarkan ia mencabutnya. Ancam dia, katakan kau akan mencabut tanaman lain. Ia pasti takut karena ia bertanggung jawab kepada Tuhan dan tak seorang pun boleh mencabut tanaman sebelum ia memberi ijin.”
Tiba-tiba hawa dingin memasuki kebun itu dan ibu yang buta itu dapat merasakan bahwa Maut sudah datang.
“Bagaimana kau bisa sampai di sini?” tanyanya. “Bagaimana kau bisa lebih cepat dari aku?”
“Aku seorang ibu,” jawabnya.
“Aku hanya menjalankan perintah Tuhan,” kata Maut. “Aku tukang kebun Nya, aku mengambil semua pohon dan tanaman dan menanamnya kembali di taman Surga. Namun aku tak dapat mengatakan kepadamu bagaimana keadaan di sana.”
“Kembalikan anakku!” ratap ibu. Ia memegang dua tanaman bunga yang cantik di dekatnya dengan kedua tangannya. “Aku akan merusak semua tanamanmu karena aku putus asa.”
“Jangan sentuh!” kata Maut. “Kau mengatakan bahwa kau sangat sedih dan sekarang kau akan membuat ibu lain sama sedihnya denganmu.”
“Ibu lain?” kata wanita malang itu dan langsung melepaskan pegangannya pada kedua tanaman itu.
“Ambillah matamu ini,” kata Maut. Aku mengambilnya di dasar danau. Mata ini bersinar begitu terang dan aku tahu ini milikmu. Ambillah kembali, mata ini sekarang lebih terang dari sebelumnya.”
“Aku akan memberitahumu nama kedua bunga yang tadi hampir kaucabut dan kau akan melihat masa depan mereka, keberadaan mereka sebagai manusia. Lihatlah apa yang hampir kauhancurkan.”
Sang ibu melihat ke dalam sumur dan begitu bahagia melihat salah satunya membawa berkat bagi dunia dan betapa banyak kebahagiaan yang terasa di mana-mana. Kemudian ia melihat kehidupan yang satu lagi, penuh kesedihan, ketakutan dan kehancuran.
“Keduanya adalah kehendak Tuhan,” kata Maut.
“Yang mana bunga yang malang dan yang bahagia itu?”
“Aku tidak dapat mengatakannya kepadamu.” kata Maut. “Namun salah satunya adalah bunga anakmu. Kau telah melihat masa depan anakmu sendiri”
Sang ibu menjerit ketakutan. “Mana di antaranya anakku? Katakan! Selamatkan anakku dari kesengsaraan. Bawalah ia ke surga! Lupakan air mataku! Lupakan doaku dan apa yang telah kulakukan!”
“Aku tak mengerti,” kata Maut “Kau mau mengambil anakmu atau biarkan aku membawanya ke sana, ke tempat yang tidak kau ketahui?”
Sang ibu memilin-milin tangannya, jatuh berlutut dan berdoa, “Jangan dengarkan ketika aku berdoa melawan kehendakMu. KehendakMu lah yang tebaik. Jangan dengarkan aku!”
Ia membungkukkan kepalanya ke pangkuan dan maut mengambil anaknya dan pergi ke tempat yang tak seorang pun tahu.
Seorang ibu pasti menginginkan yang terbaik bagi anaknya.

Gambar: http://spiritoftheages.com/The%20Story%20of%20a%20Mother%20(Kay%20Nielsen)%20(detail)%20(300).jpg 

Permainan Angka Sudoku 10

Isi kotak-kotak dengan angka 1 sampai 4. Tiap baris dan kolom dan setiap kotak kecil harus diisi angka 1 sampai 4, tidak boleh diulang dan tidak boleh ketinggalan.



Gambar Apa? 3

Ada gambar hewan yang tersembunyi dalam gambar ini.
Warnai gambar sesuai petunjuk di bawah, agar gambar hewan itu muncul.





Sumber: http://www.games-sun.com/files/file/bull_coloring_by_numbers_pictures_for_kids_girls_boys_children8.jpg

Jawaban Berapa Garisnya? (Teka-Teki Matematika)


Dalam sebuah akuarium terdapat 34 ekor ikan macan (tiger fish). Tiap ikan jantan memiliki 87 garis di tubuhnya sementara ikan betina memiliki 29 garis.
Bila dua pertiga ikan jantan dipindahkan, berapa jumlah garis dari ikan yang masih ada di akuarium itu?

Jawaban: 986 garis
Penjelasan:
29 adalah sepertiga dari 87
Setelah dua pertiga ikan jantan dipindahkan, maka jumlah garisnya adalah 34 x 27 = 896

Contoh 1.
Jumlah ikan semula adalah 30 jantan dan 4 betina
Setelah dua pertiga ikan jantan dipindahkan, jumlah garisnya adalah
     10 X 87 = 870
      4 x 29  = 126 +
                     986
Contoh 2.
Jumlah ikan semula adalah 18 jantan dan 16 betina
Setelah dua pertiga ikan jantan dipindahkan, jumlah garisnya adalah
      6 X 87 = 522
    16 x 29  = 464 +
                     986

Cobalah dengan contoh yang lain, maka jawabannya tetap sama


Gambar: https://encrypted-tbn2.google.com/images?q=tbn:ANd9GcQgk6m91ElLR1iBnJEid8hKgbIR6QE8782l_38zHQtAXoRAZKVa6Bm7ug

Belajar Tentang Emosi

Di bawah ini ada gambar wajah yang menggambarkan emosi. Cocokkan dengan nama emosi di sebelah kanan. 

Kemudian ceritakan kapan kamu mengalami emosi itu.
Misalnya: Saya senang karena ....
              Saya terkejut karena....




Sumber: http://giraffian.com/emotions/emotions-kids

Di Mana Ya?

Gambar ini dari dongeng Puteri dan Sebutir Kacang Polong.
Dalam gambar ada benda-benda yang tersembunyi.


Dapatkah kamu menemukan benda-benda ini:
  kacang polong
  apel
  pensil
  bunga mawar
  sarang burung
  sendok
  mangkuk
  siput
  kunci
  sarung tangan
  potongan semangka
  cincin
  ular
  buku

Kisah Tukang Batu dan Roh Gunung (Cerita Rakyat Jepang)



Dahulu kala hiduplah seorang tukang batu. Tiap hari ia pergi ke gunung dan memotong batu besar yang ada di sana. Ia sangat trampil. Ia tahu jenis  batu yang dibutuhkan untuk berbagai keperluan. Karena hasil karyanya bagus, ia memiliki banyak pelanggan yang memesan berbagai peralatan dari batu.

Tukang batu itu hidup bahagia dan berkecukupan. Ia tak pernah menginginkan melebihi yang yang telah dimilikinya.

Di gunung itu tinggal roh yang kadang-kadang terlihat oleh orang-orang. Ia sering membantu orang menjadi kaya dan makmur. Tukang batu tidak pernah melihat roh itu dan tidak mempercayai cerita orang-orang tentang roh itu.

Pada suatu hari tukang batu mengantarkan pesanan ke rumah seorang kaya. Di dalam rumah orang kaya itu ia melihat banyak barang yang indah dan mewah yang tak pernah diimpikannya. Ketika pada suatu hari ia merasa lelah bekerja dan pekerjaannya dirasakannya kian berat, ia berkata pada dirinya sendiri, “Seandainya aku kaya raya, tempat tidurku empuk dan berlapis kain sutera, betapa bahagianya aku!”

Sebuah suara menjawab, “Keinginanmu dikabulkan, sekarang kau kaya raya!”

Tukang batu itu memandang ke sekelilingnya dan tidak melihat orang lain.

“Ah, cuma bayanganku saja,” katanya dalam hati.

Ia pun membenahi peralatannya dan pulang. Ketika tiba di rumah kecilnya, ia sangat terkejut karena rumahnya telah berubah menjadi gedung yang mewah, dengan perabotan yang sangat indah, terutama tempat tidur indah seperti yang diimpikannya. Ia sangat bahagia dan segera melupakan kehidupan lamanya.

Musim panas tiba. Matahari bersinar terik setiap hari. Pada suatu siang tukang batu merasa kepanasan, maka ia pun keluar rumah dan melihat-lihat jalan di depan rumahnya. Sebuah kereta mewah lewat, ditarik oleh para pelayan berpakaian seragam. Di dalam kereta itu duduk seorang pangeran, seorang pelayan membawa payung keemasan untuk melindungi pangeran dari terik matahari.

Tukang batu memandangi kereta hingga lenyap di kelokan jalan.

“Oh,” katanya dalam hati. “Andai saja aku seorang pangeran, naik kereta dan dipayungi dengan payung emas, langkap bahagianya!”

Tiba-tiba ia menjadi pangeran. Ia dikelilingi pelayan yang mengiringi keretanya dan memayunginya serta melayaninya. Namun ia kemudian menyadari, walaupun dilindungi payung, kulitnya makin hari makin cokelat hingga ia berteriak, “Matahari lebih lebat dariku, aku mau jadi matahari saja!”

Sekali lagi keinginannya terpenuhi, pangeran berubah menjadi matahari. Ia sangat bangga. Ia sekuat tenaga menyorotkan sinar ke bumi hingga rumput layu dan wajah orang-orang menjadi cokelat. Namun ia menjadi bosan dengan kekuatannya sendiri. Apalagi ketika awan menutupi wajahnya dan menghalangi sinarnya ke bumi. “Jadi awan itu lebih hebat dariku? Aku ingin jadi awan!”

Ia menangkap sinar matahari sehingga tidak dapat mencapai bumi. Rumput dan tumbuhan menjadi hijau dan segar. Ia mencurahkan hujan terus menerus hingga sungai meluap. Sawah-sawah tergenang dan tanaman padi terendam air. Namun ada satu yang tidak bergeming, yaitu batu besar di gunung.

“Oh,“ kata awan, “jadi batu itu lebih kuat dariku? Mengapa aku tidak menjadi batu saja?”

Tiba-tiba awan itu jatuh ke tanah dan berubah menjadi batu gunung yang besar. Ia sangat senang dan bangga. Sekarang ia yang paling hebat! Pada suatu hari ia mendengar bunyi ketukan berulang-ulang dan merasa kakinya tergelitik. Dilihatnya seorang tukang batu menancapkan pahat di kakinya dan mengetuk pahat itu dengan palu. Ia ketakutan melihat sebongkah batu besar jatuh dari kakinya. 

“Aduh, lama-lama tubuhku habis! Manusia ternyata lebih hebat dariku. Seandainya aku menjadi 
manusia.”

Seperti sebelumnya, roh gunung itu menjawab, “Keinginanmu dikabulkan. Jadilah kau manusia!”

Jadilah ia menjadi manusia kembali, menjadi tukang batu.  Tempat tidurnya keras dan ia hanya memiliki makanan secukupnya, namun ia sudah puas. Tak pernah lagi ia menginginkan lebih dari yang dimilikinya atau menjadi sesuatu atau seseorang yang bukan dirinya. Ia bahagia dan tak pernah mendengar suara roh gunung lagi.

Gambar: http://img.ehowcdn.com/article-new/ehow/images/a06/vc/34/cut-small-rocks-lapidary-equipment-800x800.jpg

Mengapa Memotong Bawang Merah Membuat Kita Menangis?




Bawang merah mengandung gas belerang. Pada saat bawang dipotong gas itu terlepas ke udara dan menganggu hidung dan mata kita sehingga mata berair seolah-olah kita menangis. Sebenarnya mata kita bereaksi terhadap gas belerang yaitu menyingkirkan gas yang mengganggu itu dengan mengeluarkan air mata.

Tiap orang memiliki reaksi yang berbeda terhadap bawang merah. Ada beberapa cara yang diyakini dapat mengurangi tangisan bawang merah, misalnya dengan menyimpan bawang merah dalam lemari pendingin atau merendamnya dalam air sebelum dipotong. Ada  cara yang lebih sederhana, yaitu sedikit membuka mulut kita pada saat memotong bawang merah.

Gambar: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguvALWO8FAk0glcPjeIMJmNzZ0tZxgpGNdFL_EddVv4UTPswkkj6LwtbH0NaGugG7700qAmur8MOoohkI5Z5IUa75QbNsDrA08x0n94e6XYWxByP_UJeyED29ssvau6Uf9-es0JVYCDqJC/s1600/Why-Do-Onion-Make-you-Cry-Scientific-Explanation.png

Jawaban Ada Berapa Segiempat?



Ada berapa segi empat dalam gambar di atas?
Ingat, bujursangkar juga merupakan segi empat.
Yuk, hitung, jangan ada yang ketinggalan ya!

Jawaban:

Seluruhnya ada 61 segi empat.Apakah kamu menenukan semuanya? 

Jawaban Pesta Capung



Seekor kelelawar makan 1050 capung dalam empat malam berturut-turut.  Tiap malam ia makan 25 capung lebih banyak dari  malam sebelumnya. Berapa capung yang ia makan pada malam pertama, kedua, ketiga dan keempat?



Jawaban:
Malam pertama kelelawar makan x capung, malam kedua x +25, malam ketiga x + 25 + 25 dan malam keempat x + 25 +25 
 Malam 1 = x
 Malam 2 = x + 25
 Malam 3 = x + 25 + 25 
 Malam 4 = x +25 + 25 + 25 +
    1050 =   4x + 150
      900 =    4 x 
        X   =     225

Kelelawar makan capung sebanyak:
 Malam 1 = x  = 225     
 Malam 2 = x + 25   = 250
 Malam 3 = x +25 + 25  = 275
 Malam 4 = x +25 + 25 + 25  = 300

Gambar: http://www.artybuzz.com/images/members/artwork/watermarked/1626-artwork-13.jpg

Berapa garisnya? (Teka-Teki Matematika)



Dalam sebuah akuarium terdapat 34 ekor ikan macan (tiger fish). Tiap ikan jantan memiliki 87 garis di tubuhnya sementara ikan betina memiliki 29 garis.

Bila dua pertiga ikan jantan dipindahkan, berapa jumlah garis dari ikan yang masih ada di akuarium itu?




Gambar: https://encrypted-tbn3.google.com/images?q=tbn:ANd9GcQDWmd7Te0NN0qBZWTwKvN-nn0oHGZtZ4qZhrpppcTWUTYlx7qko3I-UEuJ

Oh, Aku Tahu Sekarang...



Seorang gadis kecil memperhatikan ibunya mencuci piring. Untuk pertama kalinya ia melihat beberapa lembar uban di antara rambut ibunya.

“Bu,” katanya, “Kok  rambut ibu ada yang putih?”

“Iya, nak.”

Si ibu ingin memanfaatkan kejadian itu dan berkata, “Tahu ga, tiap kali kamu berbuat nakal, ibu jadi sedih... dan satu rambut ibu berubah jadi putih. “

Gadis kecil itu berpikir sejenak, lalu berkata, “Sekarang aku tahu kenapa rambut nenek putih semua.”


Gambar: http://school.discoveryeducation.com/clipart/images/i-know.gif

Suatu Tempat di Sebuah Kota


    
     

Di bawah ini adalah nama-nama tempat umum yang biasanya ada di sebuah kota. Nama-nama itu tidak lengkap. Bisakah kamu melengkapinya?

k _n_or  p_s

p_sa_

_um_h   s_ki_

m_s_id

t_ma_

_ek_l_h

b__k

ge_e_a

_up_rm_rk_t

k_nt_r  _ol_si

Kebiasaan Buruk Orang Tua



Sebagai orang tua, kita ingin anak mematuhi kita. Kita ingin anak kita disiplin. Kita ingin mengubah anak kita. Kita ingin memiliki hubungan yang baik dengan anak-anak. Sayangnya, kita sering mengambil langkah-langkah yang salah yang bahkan lambat laun akan membentuk kebiasaan buruk orang tua.
Kebiasaan itu adalah:
 1.     Mengkritik 
2.    Menyalahkan
3.    Mengeluh
4.    Cerewet
5.    Mengancam
6.    Menghukum
7.    Memberi hadiah agar dapat mengendalikan anak

Bagaimana menghindari kebiasaan buruk yang dapat menjauhkan anak dari kita? 
Sedikit tips untuk refleksi, cobalah jawab pertanyaan berikut ini
1.    Bagaimana perasaan anda bila seseorang mengkritik anda?
2.    Bagaimana perasaan anda bila seseorang menyalahkan anda?
3.    Bagaimana perasaan anda bila seseorang mengeluh kepada anda?
4.    Bagaimana perasaan anda bila seseorang bersikap bawel dan cerewet kepada anda?
5.    Bagaimana perasaan anda bila seseorang mengancam untuk melakukan sesuatu yang buruk anda?
6.    Bagaimana perasaan anda bila seseorang menghukum anda?
7.    Bagaimana perasaan anda bila seseorang memberikan sesuatu anda dan sebagai balasannya 
     anda terpaksa harus memberikan atau melakukan sesuatu?

Tujuh kebiasaan buruk ini merusak hubungan kita dengan orang lain, baik dengan anak-anak, pasangan maupun teman, keluarga. Mungkin anda akan mendapatkan hasil yang anda inginkan pada saat itu, namun lambat laun bisa jadi anak akan menjauhi anda. Gunakan hal-hal yang positif untuk memperbaiki hubungan anda dan keluarga dan orang lain di sekitar anda.

Membuat Kartun Ayam

Membuat kartun ayam tidak sulit, lho!
Yuk kita ikutin langkah-langkah di bawah ini. Kamu pasti bisa!



      
Sumber: http://www.how-to-draw-cartoons-online.com/cartoon-chicken.html

Mengapa Berbuka Puasa dengan Kolak?



Pada bulan Ramadhan para pedagang aneka buka puasa menjamur di setiap sudut kota. Makanan buka puasa yang paling populer tentu saja kolak, dari kolak pisang kolang-kaling, singkong, ubi, biji salak, pacar cina, sagu rangi dan sebagainya.
Mengapa berbuka puasa identik dengan menyantap kolak? Ternyata bukan hanya karena kolak hidangan manis yang dianjurkan untuk berbuka puasa, lho.
Pada awal penyebaran agama Islam di pulau jawa, digunakan cara-cara yang sederhana untuk menyebarkan agama yang menarik dan mudah dipahami masyarakat. Misalnya dengan kolak ini. Kolak sebenarnya berasal dari kata Khalik yang berarti sang pencipta. Makan kolak pada saat berbuka puasa memberikan arti mendekatkan diri kapada sang pencipta.
Kolak mudah dibuat dan bahan-bahannya mudah didapatkan dan bukan tanpa arti. Pisang yang paling umum digunakan sebagai bahan kolak adalah pisang kepok (kapok) artinya harus kapok atau tobat dan meninggalkan kehidupan buruk yang selama ini dijalani. Sedangkan ubi yang disebut telo pendem (ketela yang terpendam) artinya mengubur kesalahan yang pernah kita perbuat.
Mari mendekatkan diri kepada sang Khalik dan meninggalkan kehidupan lama. Selamat menunaikan ibadah Puasa.
Gambar: http://cdn.indochinekitchen.com/wp-content/uploads/2008/12/dsc_04351.jpg

Kisah Cinde Laras (Cerita Rakyat dari Jawa Timur)



Dahulu kala ada sebuah kerajaan bernama Kediri di Jawa Timur. Kerajaan itu dipimpin oleh raja bernama Raden Putra. Raden Putra kaya raya dan berkuasa. Kegemarannya menyabung ayam.
Raden Putra memiliki permaisuri dan beberapa orang selir. Seorang selirnya ingin merebut kedudukan permaisuri. Ia memfitnah permaisuri dan mengatakan bahwa permaisuri menaruh racun pada makanan raja. Sang raja murka. Tanpa berpikir panjang dan memeriksa kebenaran berita itu, ia memerintahkan prajurit untuk membawa permaisuri ke hutan dan membunuhnya.

Para prajurit membawa permaisuri ke hutan, namun mereka tidak sampai hati membunuh permaisuri yang baik hati dan bijaksana. Apalagi ia sudah mengandung. Mereka dengan berat hati meninggalkan permaisuri di hutan. Mereka menangkap seekor rusa dan membawa jantungnya kepada raja sebagai bukti bahwa mereka telah membunuh permaisuri.

Beberapa bulan kemudian permaisuri melahirkan seorang bayi laki-laki yang tampan dan sehat. Bayi itu diberi nama Cinde Laras.

Cinde Laras tumbuh menjadi anak yang kuat dan cerdas. Ia suka bermain di hutan. Pada suatu hari ia menemukan sebutir telur ayam. Cinde Laras membawa telur itu pulang dan merawatnya hingga menetaskan seekor anak ayam jantan. Anak ayam itu dengan cepat tumbuh menjadi besar.

Seperti ayahnya, Cindelaras suka menyabung ayam. Ia pergi ke desa-desa tetangga untuk menyabung ayam. Ayam jagonya sangat kuat dan selalu menang melawan ayam-ayam jago lain. Cindelaras menjadi terkenal. Semua orang mendengar cerita tentang anak laki-laki itu dan ayam jagonya.

Sang raja juga mendengar berita tentang ayam jago yang tak terkalajkan dan pemiliknya yang masih bocah. Raja mengundang Cinde Laras ke istana untuk melihat ayam jago terkenal itu bertarung.
Ketika Cinde Laras datang di istana, raja terkesiap. “Katanya anak ini  tinggal di hutan, namun tindak tanduknya seperti anak bangsawan,” pikirnya.

Raja mengajak Cinde Laras mengadu ayam. Cinde Laras mengajukan syarat, bila ia memenangkan pertandingan itu, raja harus merelakan setengah kerajaan untuk diberikan kepadanya. Raja langsung setuju. Ayam-ayam jagonya semua ayam pilihan dan dirawat dengan sangat baik. Tak mungkin ayam jago Cinde Laras bisa menang.

Raja memilih ayamnya yang terbaik untuk melawan ayam Cinde Laras, namun dengan mudah dikalahkan. Semua orang terkejut. Mereka lebih heran lagi ketika ayam Cinde Laras berkokok.

Bunyinya, “Kukuruuyuuuk...! Akulah ayam jago Cindelaras, yang hidup di hutan, tapi ia anak Raden Putra!”

Ayam itu berkokok lantang berulang-ulang. Raja sangat terkejut. Ia kemudian memanggil Cindelaras mendekat.

"Siapa namamu? Di mana rumahmu?” tanya raja.

“Nama saya Cinde Laras, yang mulia. Saya tinggal bersama ibu di hutan"

“Siapa nama ibumu?”

Cinde Laras menyebutkan nama ibunya dan raja terperanjat.

"Apakah benar ia anakku?" tanyanya dalam hati.

Raja memerintahkan prajurit untuk mengawalnya dan Cinde Laras ke rumahnya di hutan.
Di sana raja melihat seorang wanita dan langsung mengenalinya sebagai permaisuri yang dulu hendak dibunuhnya. Permaisuri menceritakan bahwa ia difitnah dan ia melahirkan Cinde Laras.

Raja sangat menyesal karena ia dulu terburu nafsu. Ia mengajak permaisuri dan Cinde Laras kembali ke istana.

Raja mengukuhkan kembali kedudukan permaisuri dan menghukum selir yang jahat itu. Setelah raja meninggal, Cinde Laras menggantikannya menjadi raja. Ia memerintah dengan adil dan bijaksana.

Gambar: http://elzhito.files.wordpress.com/2012/02/cindelaras.jpg