Mari Menggambar Burung Hantu

Menggambar burung hantu tidak sulit. 
Ayo ikuti langkah-langkah ini... dan terus berlatih! 


Sumber: http://www.coloringit.com/images/full/2013/12/07/how-to-draw-an-owl-krafty-minx-d27165864ee4759e71d0798f70b028fb.jpg

Anda Bertanya Kami Menjawab - Uang Hilang Dari Dompet


Tanya:
Kakak perempuan saya punya tiga anak remaja. Dalam beberapa bulan terakhir, kakak sering kehilangan uang dari dompet uang belanja. Uang dalam dompet itu bukan uang pecahan besar, karena memang disediakan untuk keperluan sehari-hari. Kakak sudah menanyakan kepada anak-anak satu persatu, tapi tidak ada yang mengaku. Dan tidak ada orang lain yang mungkin mengambil uang d dompet itu. Apa yang harus dilakukan oleh kakak saya? Kakak berpikir untuk menghukum ketiga anaknya agar ada yang mengaku.

Jawab:
Bunda, masalah yang dihadapi kakak Anda bukan uangnya, tapi masalah kepercayaan dan kejujuran. Ini tentu meresahkan kakak Anda sebagai orang tua.
Kejadian ini menunjukkan bahwa anak (atau anak-anak) kakak Anda membutuhkan uang lebih besar dari yang mereka terima.

Mana yang berbeda?

Pada kotak-kotak di bawah ini ada 1 benda yang berbeda jenis dengan benda-benda lain.
Mana ya yang berbeda?


Sup Batu


Dahulu kala, beberapa orang pengembara tiba di sebuah desa. Mereka tidak mempunyai makanan, hanya membawa sebuah panci kosong.

Mereka meminta makanan kepada warga desa, tapi tidak ada yang mau memberi makanan. Para pengembara itu lalu pergi ke tepi sebuah sungai kecil. Mereka mengisi panci dengan air dan memasukkan sebuah batu. Lalu mereka meletakkan panci itu di atas api.

Seorang warga desa melihat para pengembara itu memasak di tepi sungai. “Hai,” kata orang desa itu. “Kalian sedang apa?”

Permainan Angka Sudoku Jan 14

Masukkan angka 1-4 ke dalam kotak.
Tiap baris dan kolom serta kotak biru harus terisi angka 1-4.


Cameron Mott, Gadis Kecil yang Hidup Normal Dengan Separuh Otak


Cameron Mott berumur 3 tahun ketika ia mulai mengalami kejang-kejang hebat. Kadang-kadang gadis kecil yang lincah itu sedang bermain, tiba-tiba tubuhnya terjatuh dan kejang-kejang. Dalam sehari ia dapat mendapat serangan kejang  hingga lebih dari 10 kali.  

Cameron didiagnosa menderita Sindrom Rasmussen, kelainan kekebalan tubuh langka yang merusak otak.  Tubuh penderita menghasilkan antibodi yang menyerang sel-sel otaknya sendiri.
Untuk mengendalikan  kejang, Cameron harus mengkonsumsi obat penenang yang efeknya berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari.

Ketika Cameron tidak mengalami serangan, ia berfungsi normal seperti anak-anak lain, tapi pada usia 5 tahun, ia mengalami kemunduran. Fungsi kognitifnya menurun dan Cameron tidak dapat berbicara.

Pada usia 6 tahun, dokter menganjurkan untuk melakukan sebuah operasi  mengangkat belahan kanan otak Cameron yang rusak.  Orang tua Cameron, Shelly dan Casey Mott menghadapi pilihan yang sangat berat, namun akhirnya mereka setuju dokter melakukan operasi radikal itu pada puteri mereka.

Operasi berlangsung di John Hopskins University Medical Center di Baltimore, dipimpin ahli bedah otak Dr. George Jallo. Operasi berlangsung selama lebih dari 7 jam.

Tubuh bagian kiri dikendalikan oleh otak belahan kanan. Setelah operasi, Cameron akan mengalami kelumpuhan pada tubuh bagian kiri.  Namun dokter yakin bahwa otak anak-anak memiliki kemampuan menakjubkan untuk menata ulang sambungan-sambungannya sendiri.
“Kami yakin pada  kemampuan otak anak-anak – atau plastisitas otak mereka. Belahan otak yang masih ada akan mengambil alih dan mengendalikan fungsi belahan otak yang sudah diangkat,” kata Jallo dalam sebuah wawancara.

Setelah operasi Cameron menjalani istirahat total selama 2 hari untuk memberi kesempatan otaknya menstabilkan diri. Kemudian ia menjalani terapi fisik intensif. Cameron mengalami kemajuan pesat, 4 minggu kemudian, ia dapat berjalan sendiri ke luar dan rumah sakit.

Otak manusia bersifat plastis, artinya otak mudah dibentuk. Prinsip plastisitas otak: apa yang dialami otak akan mengubah struktur otak. 

Dalam  kisah yang menakjubkan ini, otak kiri Cameron Mott mengambil alih fungsi otak belahan kanan yang sudah diangkat.
Kini Cameron hidup normal seperti anak-anak lain seusianya. Ia sudah kembali bersekolah. Bahkan ia sudah mulai belajar balet, mengejar cita-citanya untuk menjadi balerina.


Sumber: http://www.today.com/id/36032653/ns/today-today_health/t/meet-girl-half-brain/#.UuJ8KtLZHMw


Kutipan




Tugas pendidik modern bukan menebangi hutan, 
tapi mengairi padang pasir.
-C.S. Lewis

Kisah Seekor Lalat



Seekor lalat terbang di dekat sebuah rumah.  Melalui sebuah pintu kaca, dilihatnya makanan yang lezat di meja makan. Pintu kaca itu tidak tertutup rapat sehingga lalat dapat menyelinap masuk.

Setelah kenyang makan, lalat terbang  kembali mencari pintu yang dilaluinya tadi, tapi pintu itu sudah tertutup rapat. Ia terbang berputar-putar, mencari celah di sekeliling pintu, tapi tidak ditemukannya. Kadang-kadang ia menabrak pintu dengan harapan bisa menerobos keluar, tapi tentu saja sia-sia. Hari sudah malam, lalat sudah kelelahan dan putus asa. Ia pun jatuh ke lantai.

Esok harinya, serombongan semut merah berjalan ke luar dari sarang untuk mencari makanan. Mereka menemukan lalat yang sudah hampir mati. Semut-semut itu menggigit lalat hingga mati dan beramai-ramai mengangkut bangkainya ke sarang.

“Kenapa lalat ini tidak dapat keluar dari rumah ini, kek?” tanya seekor semut muda kepada seekor semut yang lebih tua. “Kemarin kulihat ia terbang dan menabrak-nabrak kaca. Sekarang ia malah jadi makanan kita.”

“Lalat ini telah berusaha keras untuk keluar, nak. Tapi usahanya tidak juga berhasil sehingga ia kelelahan dan putus asa,” jawab semut tua.

“Kalau ia berusaha keras... mengapa ia tidak berhasil, kek?” semut muda itu bertanya lagi.

“Ia memang berusaha keras, nak,” kata semut tua yang bijaksana itu. “Tak henti-henti  dan tanpa menyerah, ia terbang mengelilingi pintu kaca, tapi  karena terus menggunakan cara yang sama, ia tetap gagal.”

“Kalau saja ia mau mengalihkan perhatiannya dari pintu kaca itu, mungkin ia melihat lubang angin di atas pintu kaca yang dapat dilaluinya.”

“Ingat, nak,” kata kakek semut. “Jila kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sama tapi mengharapkan hasil yang berbeda, maka nasib kamu akan seperti lalat ini.”

Para pemenang tidak melakukan hal-hal yang berbeda, mereka hanya melakukannya dengan cara-cara yang berbeda.

Sebagai orang tua, kita sering menemui jalan buntu dalam mengasuh dan mendidik anak-anak kita. Teruslah berusaha, karena menjadi orang tua membutuhkan waktu dan kesabaran untuk mencapai hasil yang diharapkan. Namun, bila usaha keras kita tidak juga membuahkan hasil yang memuaskan, berhentilah sejenak, renungkan apa yang telah Anda usahakan selama ini. Dan menjauhlah dari masalah Anda seperti lalat itu terbang menjauhi pintu kaca, dan mungkin Anda akan melihat lubang angin yang dapat menjadi jalan keluar Anda!


Be a happy and resourceful parent!