Diperlukan Orang Sekampung
Diperlukan orang sekampung untuk membesarkan seorang anak.
-Hillary Clinton
Kata-kata mantan ibu negara Amerika Serikat ini benar adanya. Bukan hanya orang tua yang memegang peranan dan pertumbuhan dan perkembangan seorang anak menjadi dewasa. Ada kakek-nenek, paman-bibi, saudara kandung, para sepupu yang ikut membesarkan dan mendidik anak Anda. Pengasuh, guru bahkan orang-orang di sekitar Anda seperti tetangga juga mempunyai peran dalam membesarkan seorang anak.
-Hillary Clinton
Kata-kata mantan ibu negara Amerika Serikat ini benar adanya. Bukan hanya orang tua yang memegang peranan dan pertumbuhan dan perkembangan seorang anak menjadi dewasa. Ada kakek-nenek, paman-bibi, saudara kandung, para sepupu yang ikut membesarkan dan mendidik anak Anda. Pengasuh, guru bahkan orang-orang di sekitar Anda seperti tetangga juga mempunyai peran dalam membesarkan seorang anak.
Kisah Serigala dan Bangau
Seekor serigala makan hewan tangkapannya dengan lahap. Tiba-tiba rasa sakit menusuk kerongkongannya. Sebuah tulang kecil yang tajam menancap di kerongkongannya. Serigala melakukan segala cara untuk mencabut tulang itu, tapi tidak berhasil.
Serigala mengerang kesakitan. Ia berlari ke sana ke mari, mencari seseorang yang mau membantunya mencabut tulang itu.
"Aku akan memberikan apa saja, asal kau mau menolongku. Aduhh... Sakiit..." kata serigala kepada semua hewan yang ditemuinya. Tapi tak satupun mau menolongnya.
Seekor bangau merasa kasihan kepada serigala. Ia menyuruh serigala berbaring miring dan membuka mulut lebar-lebar. Bangau memasukkan kepalanya ke mulut serigala. Dengan paruhnya yang panjang, bangau dapat mencabut tulang kecil itu.
"Mana hadiah yang kaujanjikan?" tanya bangau
Serigala menyeringai, memamerkan gigi-giginya yang tajam. "Kau memasukkan kepalamu ke mulut serigala," katanya kepada bangau. "Kau seharusnya bersyukur karena dapat mengeluarkan kepalamu dengan selamat. Itu hadiahmu."
Catatan untuk orang tua:
Gunakan cerita untuk membangun karakter anak.
Anda dapat menggunakan pertanyaan seperti di bawah ini :
1. Apa yang harusnya dilakukan serigala setelah bangau menolongnya?
2. Bila kamu adalah bangau, maukah kamu menolong serigala? Mengapa?
Anak tidak mau makan? Baca tips kami:Klik di sini
Gunakan cerita untuk membangun karakter anak.
Anda dapat menggunakan pertanyaan seperti di bawah ini :
1. Apa yang harusnya dilakukan serigala setelah bangau menolongnya?
2. Bila kamu adalah bangau, maukah kamu menolong serigala? Mengapa?
Anak tidak mau makan? Baca tips kami:Klik di sini
Pangeran Monyet Yang Bijaksana
Dahulu kala ada sebuah kerajaan monyet di pegunungan Himalaya. Raja monyet takut, suatu hari nanti salah satu anak laki-lakinya akan mengantikannya sebagai raja. Ia mempunyai beberapa isteri. Tiap isterinya melahirkan anak laki-laki, raja monyet menggigit sang bayi sehingga menjadi cacat dan lemah. Dengan demikian anak monyet itu tidak dapat merebut kerajaan darinya.
Salah satu isteri raja mengandung. Ia ingin melindungi anaknya dari perbuatan jahat sang raja. Ia melarikan diri ke hutan yang jauh dari kerajaan itu. Tak lama kemudian, ia melahirkan anak laki-laki. Anak laki-laki itu tumbuh menjadi monyet muda yang rupawan dan kuat.
Pada suatu hari, monyet muda bertanya kepada ibunya, "Ibu, di mana ayahku?"
"Ayahmu adalah raja di kerajaan monyet di Himalaya. Tempat itu sangat jauh dari sini."
"Jadi aku anak raja, bu?"
"Benar nak, kau pangeran monyet."
"Mengapa tinggal di sini, bu?"
Sang ibu dengan sedih menceritakan raja monyet yang selalu mencelakakan anak-anak laki-lakinya sendiri agar tidak bisa merebut kerajaan.
Monyet muda itu ingin menemui ayahnya. Ketika ibunya tidak mau membawanya ke istana, monyet muda itu mengatakan bahwa ibunya tidak perlu takut.
Akhirnya mereka pergi menemui sang raja. Raja langsung mengenali anaknya dan ingin membunuhnya. Ia berpura-pura memeluk pangeran monyet, padahal ia sengaja memeluk monyet muda itu kuat-kuat agar tidak bisa bernapas dan mati. Tapi usahanya tidak berhasil. Pangeran monyet dapat menghindar dari bahaya.
Raja berpikir keras agar ia dapat menyingkirkan anaknya. Ia teringat sebuah kolam di dekat kerajaannya. Kolam itu dihuni setan air yang akan membunuh semua orang yang masuk ke kolamnya.
Raja memanggil pangeran. "Anakku, sudah waktunya aku menyerahkan kerajaan ini kepada orang yang lebih muda. Aku memutuskan untuk menyerahkannya kepadamu. Sekarang pergilah ke kolam di sebelah timur kerajaan ini, kumpulkan bunga teratai di sana untuk penobatanmu besok."
Pangeran pun berangkat ke kolam yang ditunjukkan ayahnya. Kolam itu dipenuni bunga teratai indah beraneka warna. Tapi kolam itu terlihat sepi, tidak ada satu pun orang atau hewan di dekatnya. Ia memperhatikan di sekitar kolam, ada banyak jejak kaki hewan dan orang. Semua jejak mengarah ke kolam, tapi tidak ada jejak yang meninggalkan kolam itu. Tahulah dia bahwa ada sesuatu yang berbahaya di dalam kolam itu dan ayahnya ingin mencelakakannya.
Pangeran melihat ada bagian kolam yang tidak terlalu lebar. Ia melompat menyeberangi kolam sambil memetik bunga teratai. Ia kemudian melompat kembali sambil memerik bunga lagi. Setelah melompat bolak balik berkali-kali ia mengumpulkan banyak bunga teratai tanpa harus masuk ke kolam.
Salah satu isteri raja mengandung. Ia ingin melindungi anaknya dari perbuatan jahat sang raja. Ia melarikan diri ke hutan yang jauh dari kerajaan itu. Tak lama kemudian, ia melahirkan anak laki-laki. Anak laki-laki itu tumbuh menjadi monyet muda yang rupawan dan kuat.
Pada suatu hari, monyet muda bertanya kepada ibunya, "Ibu, di mana ayahku?"
"Ayahmu adalah raja di kerajaan monyet di Himalaya. Tempat itu sangat jauh dari sini."
"Jadi aku anak raja, bu?"
"Benar nak, kau pangeran monyet."
"Mengapa tinggal di sini, bu?"
Sang ibu dengan sedih menceritakan raja monyet yang selalu mencelakakan anak-anak laki-lakinya sendiri agar tidak bisa merebut kerajaan.
Monyet muda itu ingin menemui ayahnya. Ketika ibunya tidak mau membawanya ke istana, monyet muda itu mengatakan bahwa ibunya tidak perlu takut.
Akhirnya mereka pergi menemui sang raja. Raja langsung mengenali anaknya dan ingin membunuhnya. Ia berpura-pura memeluk pangeran monyet, padahal ia sengaja memeluk monyet muda itu kuat-kuat agar tidak bisa bernapas dan mati. Tapi usahanya tidak berhasil. Pangeran monyet dapat menghindar dari bahaya.
Raja berpikir keras agar ia dapat menyingkirkan anaknya. Ia teringat sebuah kolam di dekat kerajaannya. Kolam itu dihuni setan air yang akan membunuh semua orang yang masuk ke kolamnya.
Raja memanggil pangeran. "Anakku, sudah waktunya aku menyerahkan kerajaan ini kepada orang yang lebih muda. Aku memutuskan untuk menyerahkannya kepadamu. Sekarang pergilah ke kolam di sebelah timur kerajaan ini, kumpulkan bunga teratai di sana untuk penobatanmu besok."
Pangeran pun berangkat ke kolam yang ditunjukkan ayahnya. Kolam itu dipenuni bunga teratai indah beraneka warna. Tapi kolam itu terlihat sepi, tidak ada satu pun orang atau hewan di dekatnya. Ia memperhatikan di sekitar kolam, ada banyak jejak kaki hewan dan orang. Semua jejak mengarah ke kolam, tapi tidak ada jejak yang meninggalkan kolam itu. Tahulah dia bahwa ada sesuatu yang berbahaya di dalam kolam itu dan ayahnya ingin mencelakakannya.
Pangeran melihat ada bagian kolam yang tidak terlalu lebar. Ia melompat menyeberangi kolam sambil memetik bunga teratai. Ia kemudian melompat kembali sambil memerik bunga lagi. Setelah melompat bolak balik berkali-kali ia mengumpulkan banyak bunga teratai tanpa harus masuk ke kolam.
Setan air diam-diam memperhatikan dari dasar kolam. Kemudian ia muncul ke permukaan dan menyambut pangeran monyet. "Tuanku raja monyet, Belum pernah aku melihat manusia atau hewan seperti dirimu.
Kau memiliki kekuatan yang membuatmu tak terkalahkan. Kau tangkas, berani dan bijaksana."
"Tuanku, mengapa kau mengumpulkan bunga-bunga itu?"
"Ayahku akan menobatkanku sebagai raja di kerajaannya. Ia memintaku mengumpulkan bunga untuk upacara penobatan."
"Kau terlalu mulia untuk membawa bunga-bunga ini. Ijinkan aku membawakannya."
Raja monyet melihat pangeran kembali, setan air mengikutinya membawa bunga teratai. "Aku menyuruhnya pergi mengumpulkan bunga agar setan air membunuhnya. Ternyata ia dapat mengalahkan setan air."
Raja monyet ketakutan. Tiba-tiba ia tidak dapat bernapas. Ia terjatuh dan mati.
Rakyat monyet tidak suka kepada raja mereka yang jahat dan kejam. Mereka justru senang rajanya meninggal. Pangeran monyet dinobatkan sebagai raja. Ia memerintah dengan bijaksana
Orang Tua pun Perlu Bermain
Orang tua pun perlu bermain... bersama anak-anak.
Bermain kubangan air... Bermain pura-pura... Piknik di ruang keluarga... Tidak apa-apa rumah berantakan... Tertawa ketika anak bercerita lucu... Berkemah di halaman belakang... Pesta dansa... Bersenang-senang... Bermain lumpur... Memanjat pohon... Saling gelitik... Menciptakan karya seni bersama... Bertingkah bodoh... Bermain hujan... Ciuman gaya Eskimo... Sering-sering katakan "Ya!"... Bacakan cerita tambahan... Ekplorasi...
Nikmati saat ini, buatlah menjadi berkesan... Buat setiap saat bermakna
ANDA TAK AKAN DAPAT KEMBALI KE MASA KECIL ANAK-ANDA
TAPI ANDA AKAN KEHILANGAN MASA ITU KETIKA MEREKA TUMBUH DEWASA
Akhir Minggu Yang Menyenangkan
Anda berdua bekerja
hingga sore hari. Kadang-kadang Anda harus pulang lebih malam karena benyak
pekerjaan di kantor.
Karena dapat dikatakan bahwa waktu Anda bersama anak-anak
hanya akhir minggu, Anda ingin memanfaatkan waktu yang sempit itu semaksimal
mungkin. Misalnya hari Sabtu Anda ingin membeli baju dan sepatu untuk si kecil,
sekaligus mengajak mereka berenang. Hari
Minggunya, Anda ingin mengajak anak-anak ke salon karena sudah waktunya rambut
mereka dipotong. Masih ada waktu untuk mengajak anak-anak berkunjung ke rumah
adik Anda, kemudian ke supermarket untuk berbelanja.
Orang tua bekerja sering merasa bersalah karena tidak
mempunyai banyak waktu bersama
anak-anak. Tapi memaksakan diri melakukan banyak acara bersama anak-anak pada
akhir minggu bukan jawaban yang tepat. Anak-anak menjadi kelelahan dan
akibatnya rewel atau bahkan sakit. Akhir minggu Anda pun tidak berjalan dengan
menyenangkan. Anda pun perlu menjaga agar Anda sendiri tidak kelelahan karena
harus kembali bekerja pada hari Senin.
Buatlah jadwal yang longgar, sehingga anak-anak tidak
kelelahan dan tujuan Anda berakhir minggu bersama anak-anak pun tercapai. Ajak
anak hanya bila Anda harus melakukannya, misalnya membeli baju atau sepatu.
Pilih waktu berbelanja yang santai. Mengajak anak membeli baju pada saat toko
ramai pengunjung karena ada obral sebaiknya dihindari.
Meluangkan waktu bersama anak-anak tidak berarti harus
bepergian sekeluarga. Anda dapat berbagi tugas dengan pasangan. Misalnya Bunda
pergi berbelanja, anak-anak bersama Ayah di rumah. Bunda bersama anak perempuan pergi ke salon,
Ayah bermain sepak bola bersama sang jagoan. Anak-anak juga perlu melakukan kegiatan dengan
salah satu orang tuanya saja.
Anda juga dapat meluangkan waktu bersama anak-anak di rumah
saja. Ajak anak-anak berolah raga di sekitar rumah. Carilah kegiatan yang
disukai anak-anak seperti bermain kartu, membaca bersama, atau menonton film
keluarga. Bahkan mengajak anak-anak
membantu membersihkan rumah atau menyiapkan makan malam pun dapat menjadi kegiatan keluarga yang
menyenangkan.
Anda dapat membuat tiap akhir mingu Anda menyenangkan dan
berkesan!
Baca juga tips bagi orang tua sibuk untuk meluangkan waktu bersama anak Klik di sini
Baca juga tips bagi orang tua sibuk untuk meluangkan waktu bersama anak Klik di sini