Kesalahan yang Sering Dibuat oleh Ayah


Sebagai Ayah, Anda ingin menjadi super hero dalam hidup balita Anda. Namun, bahkan super hero pun kadang-kadang tidak luput dari kesalahan. Berikut ini tiga kesalahan yang paling sering dilakukan ayah dengan balita, dan bagaimana memperbaikinya
Terlalu serius
Anda tak ingin terlihat bodoh, sehingga ketika berbicara dengan anak balita Anda, Anda bicara sebagai orang dewasa. Anak-anak sering merespon lebih baik pada suara yang lembut, ungkap Harvey Karp, M.D., penulis The Happiest Toddler on the Block. “Anak usia dini tertarik pada suara yang seperti menyanyi,” kata Karp. “Ayah sering enggan melakukannya, padahal hal itu membuat anak-anak kecil merasa lebih nyaman.”
Ayah juga sering melakukan kesalahan ketika berusaha menenangkan balita yang mengamuk. Ayah berbicara dengan emosi yang sama dengan balitanya “Kamu marah!” “Kamu bahkan tidak mau meninggalkan taman!” atau “Kamu mau kue!” “Kamu mau kue sebanyak itu!” Ayah seharusnya lebih lembut “Tapi kita harus pulang dan makan siang sekarang,” atau “Kita tidak dapat makan kue sekarang,  kita makan kue sesudah makan malam.”
“Kita perlu menetapkan batasan, tapi sesuaikan dengan keadaan,” kata Karp. “ Anda pasti akan memenangkan perdebatan dengan anak Anda, tapi Anda tidak perlu berlaku sebagai otoritas yang kejam.”
Mengabaikan waktu bersama anak
Walaupun Anda letih sepulang kerja, cobalah untuk tidak meninggalkan waktu bermain bersama anak, kata Laura Markham, Ph.D., seorang psikolog klinis dan penulis Peaceful Parent, Happy Kids. Ayah sering mengabaikan waktu bersama anak yang sebetulnya dapat memperkuat kelekatan antara ayah dan anak dan membuat waktu bermain anak lebih menyenangkan.
“Katakan pada diri Anda sendiri, aku hidup untuk momen ini bersama manusia kecil yang  unik ini selama waktu yang singkat.” Ungkapan ini akan menciptakan sebuah momen yang istimewa. Kehadiran Ayah juga mempengaruhi perilaku anak. “Anak Anda dapat merasakan kehadiran Anda dan berhenti merengek dan menuntut dan mulai lebih bekerja sama dengan Anda,” lanjut Markham.
Menganggap Bunda adalah Nomor satu
Melahirkan, menyusui dan masa bayi adalah zona Bunda. Tapi masa balita adalah masa yang sangat berbeda, dimana anak menyukai sesuatu yang baru. Jadi, Ayah pulang dari kerja adalah sesuatu yang dinanti-nantikan balita, kata Karp.
Apakah balita masih menginginkan Bunda saja? Ada satu cara menyenangkan untuk mengubahnya. Ciptakan permainan dimana Bunda memanggil balita dan Ayah sambil bercanda pura-pura menghalangi sang anak mendatangi Bunda, tapi selalu gagal menghalangi anak yang bersemangat, demikian saran Markham. “Setelah tiga hari melakukan permainan ini, balita akan kehilangan rasa kuatir dihalangi mendekati Bunda,” kata Markham. “Bahkan balita akan meminta Ayah mengantarnya pergi tidur.”

Sumber: http://www.zergnet.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar