Hang Tuah adalah seorang laksamana dari negeri Bintan di
Malaka. Laksamana adalah pemimpin
tentara di laut. Hang Tuah pemberani dan sangat setia kepada rajanya.
Raja Bintan menghormati dan mempercayai Hang Tuah. Pada suatu hari, raja Bintan menyuruh Hang Tuah pergi untuk
menyampaikan pesannya kepada kaisar Cina. Hang Tuah berangkat ke negeri Cina
membawa beberapa kapal bersama tentaranya.
Di negeri Cina, rakyat dilarang memandang wajah kaisar.
Siapa yang berani melanggar, akan dijatuhi hukuman berat. Hang Tuah pergi ke istana dan menghadap kaisar. Hang Tuah
ingin sekali melihat wajah kaisar, tapi seperti orang-orang lain, ia
menundukkan wajahnya di depan kaisar.
Kaisar senang mendengar pesan yang disampaikan oleh Hang Tuah. Ia menjamu rombongan Hang Tuah dengan makanan yang lezat, namun Hang Tuah tidak ikut makan.
“Hang Tuah,” kata Kaisar, “apakah kau tidak lapar?”
“Hang Tuah,” kata Kaisar, “apakah kau tidak lapar?”
“Maaf, Tuanku,” jawab Hang Tuah. “Jangan tuanku marah, tapi
hamba tidak biasa makan santapan seperti ini.”
“Apa makanan kesukaanmu?” kata kaisar. “Juru masakku pasti
dapat menyiapkannya untukmu.”
“Kalau tuanku berkenan, hamba ingin makan sayur kangkung seperti masakan ibu saya,”
kata Hang Tuah.
Kaisar segera memanggil juru masak istana dan menyuruhnya menyiapkan
sayur kangkung seperti keinginan Hang Tuah.
Tak lama kemudian,sayur kangkung yang lezat dihidangkan di
depan Hang Tuah. Hang Tuah pun segera menyantapnya. Potongan kangkung yang
panjang-panjang membuatnya harus mendongakkan kepala ketika menyuap ke dalam mulutnya. Berkat
akalnya itu, Hang Tuah dapat melihat
wajah kaisar.
Para pengawal istana melihat perbuatan Hang Tuah dan melapor
kepada kaisar. Namun kaisar tidak marah, justeru kagum pada kecerdikan Hang
Tuah. Hang Tuah diijinkan pulang ke negerinya tanpa dihukum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar