Cara Mudah Meluangkan Waktu Untuk Anak


Pernah mendengar kutipan Dr. Anthony P Witham “Children spell love... T-I-M-E”?  Anak mengartikan kasih sayang dengan waktu, karena kehadiran Anda penting bagi mereka. Sayangnya, tidak semua orang tua punya waktu untuk anak-anak mereka, sibuk bekerja di luar rumah atau kehabisan waktu untuk pekerjaan rumah tangga.

Meluangkan waktu bersama anak-anak memberi mereka kesempatan untuk belajar dan merasa didengarkan. Dengan bersama anak-anak, Anda dapat membentuk koneksi yang membuat anak-anak merasa dicintai.

Banyak anak menunjukkan perilaku tertentu karena merasa orang tua mereka tidak memberikan cukup perhatian. Ada anak-anak yang menarik diri, sementara yang lain menunjukkannya dengan perilaku buruk seperti membantah guru dan orang tua, berkelahi dengan teman sekolah. Ada juga anak-anak yang  mundur ke perilaku yang dulu menarik perhatian Anda seperti sering menangis, mengamuk, bahkan mengompol.
Perilaku negatif biasanya memang mendapat perhatian, dan dengan demikan anak merasa mendapat waktu khusus bersama orang tua. Anak-anak ini mempunyai pendapat yang keliru bahwa hanya dengan menunjukkan perilaku negatif ia merasa mendapat perhatian orang tua, maka ia akan mengulangi lagi perilaku negatif itu.
Jadi daripada meluangkan waktu untuk perilaku negatif anak, mengapa tidak meluangkan sedikit waktu untuk melakukan aktivitas positif bersama anak-anak?
Berikut ini beberapa tips sederhana untuk meluangkan sedikit waktu tambahan untuk anak-anak
Berduaan dengan anak
Aturlah  agar Anda dapat berdua saja dengan anak Anda, misalnya Ayah mengajak adik pergi memancing, Bunda dan kakak pergi berdua ke bioskop, berbelanja di supermarket, pergi ke toko buku atau perpustakaan atau sekedar duduk-duduk berdua di taman dan mengobrol. Bahkan Anda tidak perlu meninggalkan rumah. Ambil buku yang Anda dan anak sukai, pilih tempat yang nyaman di halaman rumah dan membaca buku berdua. Anda juga bisa bermain bersama anak, atau membuat pekerjaan tangan

Lakukan kencan berdua sedikitnya sekali sebulan. Pada waktu yang lain, berikan kesempatan yang sama kepada anak yang lain. Anda dapat meminta anak memilih aktivitas untuk dinikmati berdua.

Pekerjaan beres, anak pun senang
Anak-anak suka membantu. Banyak aktivitas di rumah yang dapat melibatkan anak-anak. Anda dapat mengajak anak membersihkan rumah, menyiapkan makan malam, berbelanja, memilah-milah dan melipat pakaian. Berikan tugas yang sesuai dengan usia anak Anda.

Anda tentu tidak dapat mengharapkan anak melakukan perkerjaan rumah sebaik Anda. Jangan mengkritik atau memperbaiki hasil pekerjaan anak Anda. Biarkan saja bila masih ada debu di meja atau  anak-anak melipat pakaian dengan caranya sendiri, yang penting Anda dan anak bersenang-senang.

Catatan kecil yang besar maknanya
Anda sibuk dan tidak punya waktu untuk anak-anak hari ini? Tulis catatan kecil dan masukkan ke kotak bekal mereka. Letakkan catatan di mana saja yang dapat mereka temukan. Biasanya anak-anak menyukai cara ini karena mereka merasa diperhatikan dan dicintai

Mencuri waktu di tengah kesibukan
Ketika Anda sibuk di rumah, luangkan waktu untuk beristirahat sejenak sekaligus memberikan anak-anak kesempatan untuk bersama dengan Anda. Gunakan alarm sehingga anak-anak tahu kapan Anda tidak dapat diganggu dan kapan mereka dapat bersama Anda. Berikan waktu 15 – 30 menit untuk anak-anak dan lakukan aktivitas apa saja yang anak-anak sukai
Ketika waktu hampir habis, berikan peringatan agar anak-anak tidak kecewa, misalnya, “Dua menit lagi, Bunda kembali bekerja, ya.”

Bangun lebih pagi
Bangunkan anak Anda 15 menit lebih awal untuk melakukan aktivitas bersama yang menyenangkan di pagi hari. Bagi Anda 15 menit itu mungkin tak ada artinya, tapi bagi anak-anak itu adalah tambahan waktu bersama Anda. Anda dapat mengajak anak-anak berjalan-jalan di sekitar rumah, melakukan olah raga ringan atau mengajak anak menyiapkan makan pagi. 

Bukan sekedar antar jemput
Ketika Anda mempunyai kesempatan mengantar atau menjemput anak dari sekolah. Gunakan kesempatan itu untuk berbicara dengan anak, misalnya menanyakan apa yang terjadi di sekolah hari ini, bagaimana ulangan matematika tadi pagi, dsb. Dorong anak-anak untuk menceritakan kejadian lucu atau tidak biasa di sekolah.

Mengerjakan PR
Sempatkan untuk menemani anak mengerjakan PR atau tugas sekolah lain kapan pun Anda bisa. Bantu anak-anak menyelesaikan tugasnya, tapi tentu saja biarkan mereka mengerjakan tugas sendiri.


Memori yang Indah
Ciptakan ritual keluarga yang membawa kenangan indah pada anak-anak dan Anda sendiri. Misalnya menceritakan aktivitas Anda sendiri. mengijinkan anak-anak tidur setengah jam lebih malam pada akhir mingggu untuk bermain tebak-tebakan, pergi ke luar rumah untuk mengamati langit malam atau sekedar bercerita tentang masa kecil Anda. Usahakan keluarga selalu makan bersama.

Peran Ayah
Bukan hanya para ibu yang perlu meluangkan lebih banyak waktu untuk anak-anak. Ayah pun perlu sejak dini melibatkan diri dalam kehidupan anak-anak. Banyak penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang banyak meluangkan waktu bersama sang ayah lebih berprestasi di sekolah,  lebih trampil memecahkan masalah dan menghadapi berbagai  tantangan.

Sumber:
http://www.parents.com
http://www.lifehack.org 

Manusia Kue Jahe



Dahulu kala ada sepasang kakek dan nenek yang tinggal di rumah kecil di tepi hutan. Mereka kesepian karena hanya berdua saja.  Nenek suka menjahit, merajut  dan membuat kue untuk mengisi hari-harinya.

Pada suatu hari, nenek membuat kue jahe.  Ia mencampur mentega, telur, tepung, bubuk jahe, bubuk kayu manis dan gula.

Ketika adonan sudah jadi, nenek membentuk kuenya seperti orang. Nenek memberi hiasan dari gula untuk membuat rambut, mulut dan pakaiannya. Bahkan nenek membuatkan mata dan kancing dari kepingan cokelat. Kue jahe itu tampak bagus sekali.


Nenek memasukkan kue ke dalam oven. Ketika kue sudah matang, nenek membuka pintu oven.
Alangkah terkejutnya nenek, kue jahe melompat dan lari keluar dari pintu sambil menyanyi,

“Lari, lari secepat kau bisa!
Kau tak bisa menangkapku!
Aku manusia kue jahe!

Kakek dan nenek mengejar kue jahe, tapi tak dapat menangkapnya.

Kue jahe terus lari dan lari. Ia bertemu dengan seekor sapi.



“Mooo...!”  kata sapi, “Kelihatannya kau lezat sekali!” Sapi pun ikut mengejar kue jahe. Kue jahe lari lebih cepat sambil bernyanyi,

“Aku lari dari nenek
Aku lari dari kakek
Aku bisa lari darimu
Aku bisaaa!”
 

Kue jahe lari terus, dan ia bertemu dengan seekor kuda.
"Iiiiee...!,"kata kue, “Kau kelihatan enak sekali. Aku mau memakanmu,” kata kuda.

"Tapi kamu tidak bisa!" kata kue jahe.


“Nenek tak bisa menangkapku

Kakek tak bisa menangkapku
Sapi tak bisa menangkapku
Kau pikir bisa menangkapku?”

Kue jahe lari sambil menyanyi,

"Lari, lari secepat kau bisa!
Kau tak bisa menangkapku
Aku manusia kue jahe!”

Kuda lari mengejar kue jahe, tapi tak bisa menangkapnya.


Kue jahe lari dan lari, tertawa dan bernyanyi. Ia bertemu dengan seekor ayam.

"Tok, tok, petok," kata ayam, "Kau kelihatannya cocok untuk makan malamku. Aku akan memakanmu, kue jahe.”

Tapi kue jahe hanya tertawa.



“Aku lari dari nenek
Aku lari dari kakek
Aku lari dari sapi
Aku lari dari kuda
Aku juga bisa lari darimu
Tentu aku bisaa...!”


Dan kue jahe lari sambil bernyanyi,


"Lari, lari secepat kau bisa!
Kau tak bisa menangkapku
Aku manusia kue jahe!”

Ayam mengejar kue jahe, tapi tak dapat menangkapnya.

Kue jahe bangga sekali karena dapat berlari cepat. “Tak ada yang dapat menangkapku.” Jadi ia terus berlari dan bertemu seekor rubah.

Kue jahe merasa rubah harus tahu bahwa ia lari lebih cepat dari yang lain.

“Tuan rubah,” kata kue jahe. “Walaupun aku kelihatan lezat, aku tak akan membiarkan kau menangkap dan memakanku.”

“Aku lari lebih cepat dari nenek
Aku lari lebih cepat dari kakek
Aku lari lebih cepat dari sapi
Aku lari lebih cepat dari kuda
Aku lari lebih cepat dari ayam
Kau pun takkan bisa menangkapku”

Tapi rubah tidak kelihatan tertarik. “Mengapa aku harus menangkapmu?” kata rubah. “Aku tidak suka kue jahe. Aku tidak ingin memakanmu.”

“Tapi kau tak bisa lagi lari dari orang-orang yang mengejarmu,” kata rubah. “Lihat sungai itu menghalangimu.”

Kue jahe berpikir, kalau ia menyeberangi sungai, tubuhnya akan basah dan lama-lama hancur. Tapi ia harus segera pergi agar tidak tertangkap oleh nenek, kakek, sapi, kuda dan ayam yang mengejarnya.


“Ayo kubantu kau menyeberang. Naiklah ke ekorku, supaya kakimu tidak basah.”

Kue jahe naik ke ekor rubah. Rubah membawanya menyeberangi sungai. Tak lama kemudian, ekor rubah mulai tenggelam. 

“Naiklah ke punggungku,” kata rubah Kue jahe naik ke punggung rubah.

Tapi sebentar kemudian, punggung rubah pun mulai basah. “Kepalaku lebih tinggi,” kata rubah. Kue jahe melompat ke kepala rubah.

 
Tapi tak lama kemudian, air sudah mengenai kakii kue jahe. “Naiklah ke hidungku. Kau aman di sini.”



Kue jahe melompat ke hidung rubah, tapi... “Hap!” Rubah menggigit kue jahe dan memakannya sampai habis.

“Kue jahe memang lezat sekali,” kata
 rubah dalam hati. “Siapa yang tidak suka kue jahe?”

Cerita yang menarik, bukan?
Yuk sekarang jawab pertanyaan ini:
  1. Siapa yang membuat kue jahe?
  2. Apakah orang yang membuat kue jahe memakan kue itu? Mengapa?
  3. Siapa saja yang mengejar kue jahe?
  4. Siapa yang makan kue jahe?
Gambar diadaptasi dari http://rtagreenfylde.primaryblogger.co.uk/files/2013/03/Gingerbread-man-storymap_1.jpeg