Kisah Hok Li dan Orang-orang Kerdil



Dahulu kala di sebuah kota kecil hiduplah seorang ptia bernama Hok Li. Hok Li hidup seorang diri, tidak punya  keluarga.

Hok Li sangat rajin. Ia bekerja mencari uang dan mengerjakan pekerjaan di rumah karena tidak memiliki isteri.

Tapi ada satu hal yang tidak diketahui para tetangganya. Ia bekerja keras sepanjang hari. Pada malam hari, ketika semua orang tidur, Hok Li pergi bersama teman-temannya masuk ke rumah orang-orang kaya dan mengambil barang apa saja yang bisa mereka bawa.

Pada suatu ketika, seorang teman perampok Hok Li tertangkap dan dihukum. Kejadian itu membuat kegemparan di mana-mana, tapi tak ada yang curiga bahwa Hok Li juga anggota komplotan perampok itu. Hok Li sudah mengumpulkan banyak uang dari hasil merampok. Tapi orang-orang hanya mengenalnya sebagai Hok Li, orang paling rajin bekerja di seluruh negeri.

Pada suatu pagi, Hok Li ke luar rumah untuk pergi ke pasar. Tetangganya menyapa,”Hok Li, mengapa wajahmu bengkak?”

Pipi kanan Hok Li bengkak, hingga besarnya dua kali pipi kirinya. Sekarang pipi yang bengkak itu mulai terasa sakit.

Hok Li mencoba berbagai obat untuk menyembuhkan pipinya, namun justeru makin bengkak dan sakit. Bahkan ia tidak tahu mengapa pipinya bengkak. Tetanga-tetangganya mengejeknya karena pipi kanannya sekarang sama besar dengan kepalanya.

Orang Tua adalah....


Orang tua adalah guru, pembimbing, pemimpin, pelindung dan penyedia bagi anak-anak mereka. 
- Iyanla Vanzant

Orang Bijak Yang Tak Pernah Berbohong

Dahulu kala, hidup seorang bijak yang tidak pernah berbohong. Namanya Mamad. Semua orang di seluruh negeri tahu tentang dia.

Raja ingin menguji Mamad dan mengundangnya ke istana. Raja bertanya, “Mamad, apakah benar, kamu tidak pernah berbohong?”

“Benar, Yang Mulia.”

“Dan kau tidak akan pernah berbohong seumur hidup?”

“Ya, Yang Mulia.”

“Baiklah, katakan yang sebenarnya, tapi hati-hati, dusta mudah membelokkan lidahmu.”

Beberapa hari kemudian, raja memanggil Mamad lagi. Raja bersama banyak orang dan sedang bersiap untuk pergi berburu. Raja memegang surai kuda, kaki kirinya sudah ada di sanggurdi.

“Pergilah ke istana musim panasku,” perintah raja kepada Mamad.
“Katakan kepada ratu, aku akan datang untuk makan siang. Mintalah ratu menyiapkan pesta besar. Kau kuundang makan siang bersamaku.”

Mamad memberi hormat dan pergi ke istana musim panas. Setelah ia pergi, raja tertawa dan berkata, “Kita batal pergi berburu sekarang dan Mamad berbohong kepada ratu. Besok kita dapat menertawakan dia.”

Tapi apa yang dikatakan Mamad kepada ratu?
“Yang Mulia ratu, mungkin anda harus menyiapkan pesta besar untuk makan siang besok, tapi mungkin juga tidak.”

“Mungkin sang raja akan datang pada siang hari, tapi mungkin juga tidak.”

“Jadi raja akan datang, atau tidak?” tanya ratu.

“Saya tidak tahu, apakah setelah saya pergi raja menaikkan kaki kanannya ke sanggurdi kuda, atau raja menurunkan kaki kirinya ke tanah.”

Semua orang menunggu. Raja datang pada esok harinya dan berkata kepada ratu, “Mamad yang bijaksana, yang tidak pernah berbohong seumur hidupnya, berbohong kepadamu kemarin.”


Ratu menceritakan kata-kata Mamad kepadanya. Raja pun menyadari, bahwa orang bijaksana itu benar-benar tidak pernah berbohong, dan ia telah melihat buktinya.

Yang Terbaik Yang Dapat Anda Berikan


Hal terbaik yang Anda berikan kepada 
anak-anak Anda adalah WAKTU.
                                              - JD Ghai