Kisah Kelinci dan Katak



Semua kelinci di sebuah hutan diundang ke sebuah pertemuan. Para tetua mereka telah memutuskan untuk bertemu untuk membicarakan nasib mereka yang buruk. Mereka punya terlalu banyak musuh. Manusia, anjing, hewan buas dan burung pemangsa semua memburu mereka untuk dimakan, dan mereka tidak punya senjata untuk membela diri. Mereka tidak punya rahang penuh gigi yang tajam seperti anjing dan serigala. Mereka juga tidak memiliki cakar dengan kuku tajam, atau duri di punggung seperti landak yang menghalangi pemangsa. Para kelinci putus asa dan tidak tahan lagi selalu diburu. Satu-satunya jalan keluar menurut mereka adalah melakukan bunuh diri masal. Di dekat hutan itu ada sebuah kolam yang dalam, mereka akan melompat bersama-sama ke dalamnya dan tenggelam, mengakhiri penderitaan mereka.


Sekelompok besar katak tinggal di kolam itu, beberapa dari mereka berjemur di tepi kolam, ketika rombongan kelinci bergegas ke kolam dengan suara gemuruh. Terkejut dan ketakutan, para katak berkoak-koak dan melompat ke dalam air dan bersembunyi. Salah satu kelinci yang tua dan bijaksana, yang memimpin rombongan kelinci melihat katak-katak itu lari, berhenti. Ia mengangkat kaki depannya ke udara, ‘Teman-teman!” teriaknya “Berhenti!” mari kita pikirkan lagi. Yang terjadi tidak seburuk yang kita kira.  Makhluk-makhluk ini takut kepada kita, jadi kita bukan yang terendah.”

Mengajarkan Hubungan Sebab Akibat Kepada Anak-anak


Salah satu pelajaran pertama yang perlu kita ajarkan kepada anak-anak kita adalah hubungan sebab dan akibat. Kita perlu mengajarkan bahwa tiap tindakan kita akan mengakibatkan reaksi sehingga kita harus paham bahwa apa yang kita lakukan itu penting.
Pada akhir tahun ketiga, anak sudah memiliki kesadaran tentang dirinya dan mulai menerima aturan perilaku yang Anda ajarkan. Mereka sudah mampu merasakan emosi seperti merasa bersalah, malu dan bangga. Ini adalah saat yang tepat untuk memberikan pelajaran sebab akibat yang berbunyi setiap aksi memiliki reaksi. Misalnya, bila kamu melangkah ke sana, kamu akan jatuh, atau kalau kamu memukul adikmu, kamu akan menerima konsekuensinya.
Sayangnya, banyak remaja dan orang dewasa muda yang tidak pernah mendapat pelajaran penting ini, dan mungkin ini merupakan salah satu faktor kunci kekacauan dalam kehidupan mereka atau di sekitar mereka,  yang disebabkan kurangnya kesadaran dan tanggung jawab atas tindakan mereka
Kita mengajarkan hubungan sebab dan akibat untuk membantu anak mengenali hubungan antara dua hal atau ketika menunjukkan bahwa satu kejadian adalah hasil dari kejadian lain. Untuk mengajarkannya, carilah contoh yang konkrit, karena balita tidak memahami hal-hal yang rumit. Misalnya: ajak anak Anda ke tempat yang terkena sinar matahari dan katakan, “Bila kamu terkena sinar matahari, kamu akan merasa panas.” “Bila kamu berlama-lama terkena sinar matahari, kulitmu bisa terbakar.” Anda bisa mengajak anak berlari-lari. “Bila kamu berlari dalam waktu lama, kamu akan merasa lelah.” Ketika Anda lihat anak Anda minum segelas air, Anda dapat mengatakan, “Setelah minum air, kamu tidak merasa haus lagi.”
Anda dapat melakukan permainan bersama anak untuk mengajarkan hubungan sebab akibat. Anda dapat menanyakan hal yang sederhana seperti “Apa terjadi bila kita menaruh es krim di sinar matahari?” atau “Tanaman membutuhkan air. Apa yang terjadi bila kita tidak memberinya air?” atau “Bila ayah tidak makan, apa yang terjadi?” “Ayah akan merasa lapar.”
Selanjutnya Anda dapat menjelaskan konsekuensi dari perilaku mereka dan penerimaan aturan alami yang terjadi dari perilaku ini. Dengan demikian, mereka dapat melihat hal ini sebagai konsekuensi, bukan hukuman. Contoh, “Bila aku makan pada waktu makan siang, aku tidak dapat makan lagi nantinya.”
Ketika mereka sudah benar-benar paham mengenai sebab dan akibat, Anda dapat sebab dan akibat yang tidak terlalu jelas. Dengan kata lain sebab dan akibat yang lebih berorientasi pada melakukan sessuatu yang baik daripada menjelaskannya. Contoh, “Bila kamu memberi makan seekor burung, kamu melakukan hal yang baik dan tebak apa yang akan kamu dapat? Yang lebih baik lagi!” Mengapa semua agama mengajarkan untuk melakukan  hal yang baik? Pada akhirnya kita ingin anak-anak kita menjadi dewasa sebagai orang yang baik  dan belajar melakukan hal-hal yang baik untuk dunia. Itulah mengapa mempelajari hubungan sebab akibat adalah pelajaran hidup yang sangat penting.


Tebak Gambar


Yuk Menggambar Siput Imut

Sumber:  Pinterest.com



Teka teki Korek Api

Pindahkan satu batang korek api agar penjumlahan ini menjadi benar

Ada Berapa Wajah?

Ada baerapa wajah pada gambar ini?

Permainan Angka Sudoku

Masukkan Angka 1-6 ke dalam kotak. 
Tiap baris, kolom dan kotak berukuran 3x2 harus diai angka 1-6

Kisah Kilat dan Petir


Dahulu kala,   Kilat dan Petir  tinggal di bumi, di antara orang-orang  lain, tapi  raja memerintahkan mereka tinggal di bagian kota yang paling jauh,  sejauh mungkin dari rumah-rumah orang lain.

Kilat, sang domba tua, dan Petir adalah puteranya, seekor domba jantan. Setiap saat domba jantan itu marah, ia biasanya mendatangi rumah-rumah dan membakarnya. Ia juga merobohkan pohon-pohon. Ia bahkan merusak ladang-ladang dan kadang-kadang mencelakakan orang. Bila Petir melakukan hal-hal buruk ini, ibunya akan memanggilnya dengan suara yang sangat keras untuk menghentikan perbuatannya, tetapi Petir sering tidak mempedulikan ibunya bila ia sangat marah. Orang-orang mengadu kepada raja.

Maka raja memerintahkan agar ibu dan anak itu meninggalkan kota dan tinggal di sebuah semak yang jauh. Tapi ketika marah Petir tetap membakar hutan, dan kadang-kadang nyala apinya menjalar ke ladang-ladang dan menghancurkannya.


Orang-orang mengadu lagi kepada raja. Raja mengusir Kilat dan Petir dari bumi. Mereka harus tinggal  di langit di mana mereka tidak menimbulkan banyak kerusakan. Sejak itu, bila Petir marah, dan ia melakukan pengrusakan seperti biasa, terdengar suara ibunya menyuruhnya berhenti. Tapi kadang-kadang sang ibu pergi agak jauh dari puteranya yang nakal , kita dapat melihat ketika sang putera marah dan melakukan kerusakan, tapi suara ibunya tidak terdengar.

Ada Berapa Segitiga?

Ada berapa segitiga dalam gambar ini?

Serupa Tapi Tak Sama


Balapan Perahu Layar Mini

               
Untuk usia:  6 tahun

Kecerdasan: Kecerdasan Fisik, Kecerdasan Visual-Spatial

Yang  dibutuhkan :
  • Styrofoam bekas kemasan barang elektronik pilih bagian yang tipis
  • Lidi atau tusuk sate
  • Kertas manila
  • Bak besar berisi air
  • Sedotan              


Pembelajaran:
  • Membuat perahu layar mini
  • Berusaha menjalankan perahu dengan cepat


Apa yang harus dilakukan:
  • Potong stryrofoam bebentuk perahu berukuran 20 X 8 cm
  • Minta anak memotong segitiga dari karton manila untuk membuat layar, sesuai kreativitasnya sendiri
  • Minta anak menghias layarnya dengan pensil warna
  • Pasang layar pada perahu dengan lidi
  • Letakkan beberapa perahu layar di bak air, pemain berusaha melajukan perahu layarnya dengan meniup layar dengan sedotan
  • Tanyakan kepada anak, layar berbentuk apa, bagaimana ukurannya dan letaknya pada perahu yang menurut anak dapat melaju dengan cepat

Ada Berapa Angka !?



Mima menulis angka 101 sampai dengan 200.

Kemudian ia berkata dalam hati, "Berapa angka 1 yang tadi kutulis, ya?"

Tahukah kamu berapa angka 1 yang ditulis Mima?

Teka Teki Silang


Pertanyaan
Mendatar:
  1. Air beku
  3. Ada di dalam mulut
  7. Kura-kura air laut
  9. Udang kering
10- Nama buah
12. Surat kabar
16. Bagian dari wajah
17. Makanan kaya protein

Menurun:
  2. Hewan penghasil susu
  3. Orang tua kita di sekolah
,,4. Sumber ait
  5. Air turun dari langit
  6. Penunjuk wakru
  8. Tidak (Bahasa Inggris)
10. Manusia kecil
12. Hewan yang cerdik
13. Saudara nuda
15. Saudara perempuan ayah atau ibu

Kisah Tiga Ikan



Di sebuah kolam terletak jauh dari jalan raya, hiduplah tiga ekor ikan dengan damai dan bahagia. Salah seekor ikan selalu akalnya, ikan kedua kadang-kadang menggunakan akal sehatnya, sedangkan ikan ketiga tidak pernah menggunakan akal sehatnya. Pada suatu hari dua orang nelayan datang ke kolam itu dan melihat ketga ikan itu yang besar dan gemuk.

 “Cepat, ayo  mengambil jala di rumah!" kata mereka “Tangkapan bagus.”

Ketika ketiga ikan mendengar berita itu, mereka ketakutan. Tak lama kemudian,  ikan yang selalu menggunakan akalnya langsung menemukan  apa yang harus dilakukannya. Tanpa bicara kepada saudara-saudaranya, ia segera berenang ke jalan keluar kolam dan keluar dari bahaya.

Para nelayan segera kemballi  ke kolam. Mereka melihat bahwa salah satu ikan sudah menghilang. Mereka juga melihat jalan keluar dari kolam dan segera menutupnya. Sekarang ikan-ikan itu tidak dapat melarikan diri lagi.

Dengan putus asa, ikan yang kadang-kadang menggunakan akalnya, pura-pura mati dan mengapung di permukaan air.  Para nelayan mengambil dan memeriksannya. Mereka melemparkannya kembali ke kolam karena mereka kira ia sudah mati. 

Sementara ikan yang tak pernah menggunakan akalnya meyelam ke dasar kolam dimana ia mudah ditangkap.,  dan hari itu juga ia disajikan di meja makan sang raja.


Acak-acak Nama Buah

Berikut ini ada beberapa naa buah, tapi tidak ditulis dengan benar
Dapatkah kamu menebak nama buah yang benar?
  UDUK
  EKEKSEM
  LEBIMGIBNG
  CEPAKI
  GRUAGN
  RUDINA
  AJUMB 
  ERKUJ
  GANGAM