Ini Hidungku!


Tujuan permainan ini adalah mengenalkan anggota tubuh sekaligus memperkaya kosa kata anak Anda. Permainan ini sangat mudah, tapi anak-anak akan menyukainya.
Sediakan tisu sebagai alatnya. Sebutkan nama anggota tubuh  dan letakkan tisu pada tubuh anak Anda tepat di anggota tubuh yang Anda sebutkan tadi. Minta anak menyebutkan anggota tubuhnya itu. Balita mungkin akan bosan setelah bermain selama 5-10 menit. Jangan paksa anak untuk terus bermain. Anda dapat mengajaknya bermain lagi lain kali.
Setelah beberapa kali bermain, anak sudah mengenal anggota tubuh dan namanya. Anda bisa berpura-pura salah meletakkan tisu dan pancing anak untuk mengkoreksinya, Anda juga dapat meminta anak meletakkan tisu pada anggota tubuhnya sendiri atau tubuh Anda dan menyebutkan namanya. Gunakan boneka favorit anak Anda dan minta anak menunjukkan mata, hidung, tangan boneka itu.

Teka-Teki Kubus Terbuka

Pada suatu hari, pak Tono menunjukkan sebuah kubus kepada murid-muridnya. 

Kemudian pak Tono membagikan kertas seperti bawah ini. 
"Anak-anak, ini adalah gambar kubus yang dibuka. Hanya satu gambar yang dapat membentuk kubus. Ayo tebak, mana gambar yang dapat dibentuk menjadi kubus?"


Klik di sini untuk melihat jawabannya

Tips Parenting dari Lee Kuan Yew - Selalu Hadir Dalam Hidup Anak-anak Anda

7. 

PM Singapura Lee Hsien Loong mengatakan, “Ayah adalah ayah yang baik dan sangat tegas. Ia mempercayakan tugas mengurus keluarga kepada ibu karena kehidupan politik dan tanggung jawabnya sebagai Perdana Menteri. Tapi ketika kami membutuhkannya, ayah selalu ada untuk kami. Pada masa genting, ayah adalah orang terpenting dalam keluarga.”

Lee Hsien Loong juga berbagi cerita mengenai bagaimana Lee kuan Yew berusaha keras untuk dapat selalu berkomunikasi dengan anak-anaknya, walaupun sedang bepergian.

“Ayah menulis surat kepada kami dan ibu menulis surat tiap minggu. Ayah mendiktekan surat kepada sekretaris untuk diketik. Kemudian ayah mengkoreksi ketikan itu, menambahkan hal-hal lain, atau menambah satu-dua paragraf dengan tulisan tangan pada akhir surat dan mengirimkannya kepada kami. Saya masih menyimpan surat-surat ayah dan ibu.

Luangkan waktu beberapa menit tiap hari untuk duduk dan berbicara dengan anak-anak Anda. Dengarkan cerita mereka bagaimana mereka menjalani hari ini. Ini merupakan kesempatan emas untuk membangun kelekatan batin dengan mereka dan memberikan nasihat untuk menghadapi berbagai tantangan yang mereka hadapi.

Yuk Belajar Pantomim



Pantomim adalah salah  satu kesenian theater yang paling tua di dunia. Pantomim dilakukan dengan menggerakkan tubuh dan ekspresi wajah dan tidak berbicara sama sekali. Pantomim sering digunakan sebagai pertunjukan komedi yang menghibur.

Bermain pantomim mendorong anak mengamati, menirukan,dan acting, Permainan ini membantu anak menyadari tubuh dan emosinya dan mengembangkan imajinasinya. Anda dapat  mulai bermain pantomim dengan anak berusia 3-4 tahun.

Anda dapat memulai bermain dengan meminta anak membayangkan sebuah adegan dan kemudian melakukan mimik yang mudah seperti minum segelas susu, mengangkat barang yang berat, memakai baju, celana atau kaus kaki, memandikan gajah, menyisir rambut, memberi makan kepada burung, menggambarkan pintu, dsb. Anda dapat menyediakan sebuah cermin yang cukup besar agar anak dapat melihat dirinya melakukan pantomim.

Anda juga dapat mengajak anak mengenali emosi dengan meminta anak mengekspresikan rasa senang, bangga, sedih, marah, lelah, ingin tahu, dan sebagainya. Putarlah  sebuah lagu yang sudah dikenal oleh anak Anda dan mintalah anak mengekspresikan lirik lagu itu.

Agar lebih seru, ajak anak Anda bermain bersama teman-temannya dengan bergantian melakukan sebuah adegan dan anak yang lain menebak apa yang sedang digambarkan. 

Video Cara Menbantu Bayi Berbalik Badan

Warisan Pak Somad


Pak Somad mempunyai sebidang tanah yang bentuknya seperti gambar ini. Pak Somad ingin membagi tanah itu untuk keempat anaknya.
Bagaimana cara pembagian yang adil?

Lihat jawabannya di sini

Jawaban Teka Teki Juni 2015



Serupa Tapi Tak Sama: Berangkat ke Sekolah

Temukan 10 perbedaan pada kedua gambar ini












Yuk lihat jawabannya di sini

Mengajarkan Balita Berbagi


Tak mudah menyuruh anak kecil berbagi. Kutipan di bawah ini menggambarkan perasaan balita menyangkut benda-benda di sekitarnya:
Bila aku menyukainya, barang itu milikku
Bila kamu memilikinya, barang itu milikku
Bila aku sedang memegangnya, barang itu milikku
Bila kamu sedang memegangnya, barang itu milikku
Bila nampaknya bisa jadi milikku, barang itu milikku
Bila aku pernah menyentuhnya, barang itu milikku
Bila aku bisa mencium baunya, melihatnya, merasakannya,
mendengarnya atau berpikir tentangnya, barang itu milikku
Bila barang itu milikku, takkan pernah jadi milikmu
Bila barang itu milikku, tetap milikku selamanya 
Balita membangun konsep diri dan menganggap barang miliknya sebagai bagian dari dirinya. Berbagi mainan atau makanan mereka anggap memberikan sebagian dari dirinya dan mereka tidak ingin melakukannya.
 
Tovah Klein, Ph.D, direktur Barnard Center for Toddler Development of Barnard College mengatakan: “Walaupun orang tua sering sulit menerimanya, sifat mementingkan diri sendiri adalah bagian perkembangan anak sesuai dengan usianya,”
Balita usia 2-3 tahun yang mementingkan diri sendiri adalah bagian dari perkembangan dan sepenuhnya nornal.
Mengajarkan anak-anak berbagi.
Mengajarkan anak berbagi sebelum berusia setidaknya dua setengah tahun mungkin adalah usaha yang sia-sia, tapi Anda dapat mulai mengenalkan anak pada konsep berbagi.
Penting juga diingat untuk tidak memaksa anak berbagi atau menghukumnya karena tidak mau berbagi. Biarkan anak berbagi karena kemauannya sendiri.

Permainan Cari Kata - Nama Kota di Dunia

Di bawah ini ada nama-nama kota di seluruh dunia. Pasti kamu pernah mendengar beberapa nama itu.
Sekarang, carilah nama kota itu di dalam kotak

Lihat jawabannya di sini

Video 10 Cara Bermain dengan Bayi Baru Lahir

Nilai keluarga yang paling penting....



Nilai keluarga yang paling penting 
adalah waktu bersama keluarga Anda.

Menyediakan makanan di meja makan adalah hal yang penting, tapi anak-anak Anda menginginkan Anda ada di meja makan.

- Tom Perez -

Permainan Analogi Gambar

Pada tiap baris gambar ini ada satu gambar yang berbeda jenisnya dengan gambar yang lain.
Tunjukkan gambar yang berbeda


Kisah Dua Ekor Katak


Dahulu kala di Jepang, hiduplah dua ekor katak. Pada suatu hari, kedua katak itu tiba-tiba ingin melihat dunia. Sungguh suatu kejadian yang sangat aneh, karena kedua katak itu tidak saling kenal bahkan belum pernah bertemu satu sama lain. Bahkan mereka tinggal di dua buah kota yang berjauhan di Jepang. Demikanlah, seekor katak yang tinggal di dekat pantai di Osaka, ingin pergi melihat kota Kyoto. Pada waktu yang sama, seekor katak yang hidup di sebuah sungai kecil di Tokyo meninggalkan rumahnya untk mengunjungi Osaka.

Kedua katak itu berangkat pada waktu yang hampir bersamaan menuju kota impiannya masing-masing. Mereka berduamenempuh perjalanan panjang yang sulit dan melelahkan. Mereka melompat-lompat sepanjang perjalanan. Tak jarang mereka harus mendaki atau menuruni bukit.

Dalam perjalanan antara Osaka dan Tokyo terdapat sebuah gunung yang harus mereka daki.Kedua katak itu tiba di puncak gunung bersamaan. Mereka berkenalan dan saling berbagi cerita.

“Aku ingin ke Osaka,” kata katak dari Tokyo. “Kurasa perjalananku masih jauh.”
“Oh, aku justru berjalan dari Osaka ke Tokyo. Dari mana asalmu?” tanya kata dari Osaka.
“Aku dari Tokyo!” kata kata dari Tokyo.

Mereka tercengang karena sebenarnya mereka menempuh jalan yang sama tapi dari arah yang berlawanan. Mereka kemudian beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ke tujuan masing-masing.

“Perjalanan kemarin sangat melelahkan,” kata katak Osaka. “Menurutku, aku baru bisa sampai di Tokyo beberapa hari lagi,”

“Benar, perjalananku juga sangat melelahkan,” kata katak Tokyo. “Apa kita sanggup berjalan sampai ke tujuan?” Katak Tokyo mulai ragu dengan impiannya melihat Osaka.

Kawannya juga merasakan keraguan yang sama. “Tapi kalau kota tujuan kita memang berbeda dengan kota asal kita, tak apa-apa kita berjalan begitu jauh.”

“Bagaimana kalau kota Tokyo dan Osaka hampir sama? Sia-sialah perjuangan kita.”
“Ayo, naiklah ke bahuku dan kau lihat kota Tokyo. Setelah itu kaubantu aku melihat Osaka.”

Kedua katak itu bergantian naik ke bahu temannya untuk melihat kota tujuan masing-masing. Mereka sangat kecewa. Keduanya melihat kota tujuannya sama saja dengan kota asal mereka masing-masing.

Ketika katak Osaka naik ke bahu katak Tokyo, ia mendongkkan kepalanya agar dapat melihat lebih baik. Tanpa disadarinya, dengan sepasang mata besar yang ada di bagian atas kepalanya, ia menghadap ke arah yang ditempuhnya selama ini. Kota besar yang dilihatnya adalah kota asalnya, Osaka.

Katak Tokyo kemudian naik ke bahu katak Tokyo dan mendongakkan kepalanya. Tentu saja, seperti temannya, ia juga melihat kota asalnya.

“Aku mau pulang ke Osaka saja. Buat apa bersusah payah melihat kota yang mirip dengan kampung halamanku.”
“Mengapa dua buah kota besar nampak begitu mirip? Aku juga tak ingin lagi ke Tokyo.”


Setelah beristirahat sejenak, kedua katak berpamitan dan mulai berjalan ke arah berlawanan ke kota asal mereka masing-masing

Teka Teki Deret Angka

Pada deret angka ini, angka berapa yang menempati urutan terakhir?


Jawabanannya  di sini

Mengapa Kita Menggaruk?




Menggaruk bagian tubuh yang gatal adalah  respon biologis yang agak membingungkan, karena alih-alih menyembuhkan gatal, menggaruk malah bisa menyebabkan luka atau memperparah luka yang sudah ada.

Sebuah teori tentang mengapa kita menggaruk adalah  garukan menstimulasi otak melepaskan endorphin, hormon yang mampu menghilangkan rasa sakit. Menggaruk memang membuat kulit lecet, namun endorphin yang dilepaskan otak akan mengurangi rasa sakit pada luka.

Sumber: http://www.brainhq.com/brain-resources/brain-facts-myths/brain-facts

Bantu Kupu-kuou Menemukan Bunga

Kupu-kupu ingin menghisap madu dari bunga, tapi ia tidak tahu jalannya.
Dapatkah kamu membantunya menemukan bunga yang indah?

Jawabannya ada di sini

Meningkatkan Kecerdasan Anak Sebelum Masuk TK


Orang tua mendedikasikan banyak waktu,  energi, dan uang untuk meningkatkan kecerdasan anak. Tapi apa sebenarnya yang harus dilakukan orang tua agar kecerdasan anak dapat ditingkatkan dengan maksimal?

Hasil analisa para peneliti mengungkapkan empat hal efektif yang dapat kita lakukan untuk memberikan awal perkambangan intelektual terbaik sebelum mereka masuk TK.
1.    Suplemen asam lemak tak jenuh rantai panjang (LC-FUFA) untuk ibu hamil dan bayi baru lahir – meningkatkan IQ  lebih dari 3,5 poin.
LC-FUFA kaya dengan Omega 3 dan dipercaya merupakan faktor penting pembentukan sel-sel saraf pada prefrontal cortex. Tubuh kita tidak dapat membentuk LC-FUFA sendiri. Asam lemak ini dapat diperoleh ibu hamil dari suplemen dan diperoleh bayi dari susu formula.
Penelitian menunjukkan, anak-anak yang masih sangat muda yang mendapatkan suplemen tersebut selama 8 minggu menunjukkan aktivitas lebih banyak daripada anak-anak yang tidak mendapatkan suplemen.

2.    Kompleksitas kognitif dan lingkungan yang  kaya bahasa – meningkatkan IQ lebih dari 7 poin
Pemaparan anak pada aktivitas yang kaya secara kognitif seperti buku, puzzle, dan interaksi verbal yang menarik dapat meningkatkan IQ pada anak-anak kecil lebih dari 7 poin. Aktivitas ini terutama untuk anak-anak dari keluarga dengan kondisi ekonomi kurang mampu di tempat penitipan anak yang dirancang khusus untuk menyediakan kesempatan ini. Orang tua juga dapat berlatih untuk melakukan aktivitas sejenis di rumah. Namun, tidak semua stimulasi intelektual sama manfaatya. Musik, game komputer tentang kemampuan atensi dan penalaran nonverbal tidak meningkatkan IQ
Seperti kita ketahui, anak kecil mendapat stimulasi perkembangan kognitif ketika orang tua berbicara dengannya. Percakapan di mana orang tua mendorong anak untuk mengingat-ingat atau menceritakan pengalamannya sangat efektif. Dalam sebuah penelitian dengan anak-anak usia 20 bulan, para ibu dilatih untuk memancing anak-anak bercerita dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka, mendengarkan dengan baik dan mendorong minat anak. Hasilnya, anak-anak itu mendapat peningkatan IQ hingga 6 poin dibandingkan dengan kelompok pembanding.

3.    Membaca interaktif khususnya sebelum usia 4 tahun meningkatkkan IQ lebih dari 4 poin
Kita sudah tahu bahwa membaca untuk anak dapat meningkatkan perkembangan kognitif mereka.
Analisa menunjukkan bahwa interaksi dalam proses membaca adalah yang paling membantu. Ketika orang tua membantu anak belajar membaca, menanyakan pertanyaan terbuka, ketika orang tua mengikuti minat anak dalam cerita, anak mendapat manfaat. Partisipasi kedua pihak meningkatkan kemampuan membaca yang lebih mendalam.

4.    Bersekolah di prasekolah berkualitas, khususnya prasekolah yang menekankan perkembangan bahasa, meningkatkan IQ lebih dari 7 poin
Memasukkan anak ke prasekolah dapat meningkatkan IQ sebesar 4 poin, tapi prasekolah yang berfokus pada perkembangan bahasa meningkatkan IQ sebesar 7 poin. Program kaya bahasa memaparkan anak pada ide-ide baru, label untuk konsep, dan kesempatan baru untuk memecahkan masalah, semuanya merupakan kemampuan intelektual penting pada usia dini.

Banyak orang tua percaya bahwa makin banyak mereka menstimulasi seorang anak, makin majulah sang anak.  Analisa tadi menunjukkan bahwa lingkungan terbaik untuk anak adalah lingkungan di mana orang dewasa tertarik dan menikmati kehadiran sang anak. Menurut para psikolog, bahwa relasi adalah kendaraan yang mengantarkan kepada perkembangan. Minat orang tua yang tulus menciptakan interaksi kaya bahasa yang dengan sensitif dan penuh kegembiraan mengajarkan banyak tingkat dengan simultan, dan kedekatan fisik dan emosional dan perhatian penuh memberikan rasa aman dan membantu memfokuskan pembelajaran anak.

Tips Parenting dari Lee Kuan Yew - Hormati Orang Yang Lebih Tua


Satu nilai penting dalam keluarga di Asia adalah menghormati orang-orang yang lebih tua dan anggota keluarga lain.

PM Lee Hsien Loong menjelaskan, walaupun ia dan saudara-saudaranya tumbuh dewasa dalam sebuah keluarga modern, mereka bertiga diharapkan menunjukkan perilaku yang baik dan berbicara dengan sopan dengan seluruh anggota keluarga. “Hormat adalah salah satu aturan yang lebih penting dari aturan lain,” kata Lee Hsien Loong.

Menunjukkan rasa hormat adalah sebuah aturan berharga untuk mengarahkan anak pada jalur perilaku yang baik, terutama ketika bertemu dengan orang yang lebh tua. Anda juga dapat menerapkan aturan ini dengan memberikan contoh yang baik, dengan interaksi yang baik dengan orang tua Anda, saudara dan anggota keluarga besar Anda. Semua anak belajar dengan mengambil contoh dari orang yang mereka percayai dan kasihi, yaitu orang tua dan pengasuh mereka.

Ingin Anak Anda Menjadi Apa pun...



“Whatever you would have your children become, strive to exhibit in your own lives and conversation.” –Lydia H. Sigourney

"Anda ingin anak-anak Anda menjadi apa pun, usahakan selalu tunjukkan kehidupan dan percakapan Anda sendiri." –Lydia H. Sigourney




Orugami Perahu Layar








Burung Phoenix Berkepala Dua


Dahulu kala, hidup dua orang sahabat. Mereka bersahabat selama bertahun-tahun dan berbagi apa saja di antara mereka. Mereka bahkan lebih dekat dari dua orang bersaudara.

Suatu saat, salah satu dari mereka sakit. Penyakitnya makin parah dan akhirnya ia meninggal. Sahabatnya sangat sedih. Tak lama kemudian ia juga jatuh sakit dan meninggal.

Beberapa waktu kemudian, kedua sahabat itu dilahirkan kembali dalam wujud seekor burung phoenix berkepala dua. Kedua kepala burung itu sama seperti kedua sahabat itu dulu. Mereka pergi bersama-sama, mencari makanan bersama.

Pada suatu hari seorang pemburu melihat burung itu. Pemburu itu sudah siap menembak burung itu, namun ketika ia melihat kedua kepala burung itu begitu saling menyayangi, ia tidak sampai hati membunuhnya. Akhirnya ia membiarkan burung itu pergi.

Pemburu menceritakan burung istimewa itu kepada teman-temannya. Tersiarlah kabar ke mana-mana bahwa ada seekor burung phoenix berkepala dua hidup di hutan. Burung phoenix adalah hewan yang jarang ada. Apalagi yang berkepala dua!

Berita itu sampai juga ke telinga raja. Raja memerintahkan agar burung itu ditangkap hidup-hidup. Akhirnya burung itu tertangkap dan dibawa kepada raja.

Raja meletakkan burung itu dalam sebuah sangkar besar. Tiap hari ia mengagumi keindahan burung itu.

Raja memberi makan salah satu kepala burung di sebelah kanan. Burung itu menerima makanan dan memberikan sebagian kepada saudaranya. Ketika raja memberikan makanan kepada kepala yang di kiri, kepala itu juga membagi makanannya kepada kepala di kanan. Demikian seterusnya.

Raja memberikan makanan lagi kepada salah satu kepala, lalu ketika kepala itu hendak membagi makanan kepada saudaranya, raja menghalanginya. Kepala yang menerima makanan tidak menelan makanannya, tapi justru membuangnya. Demikian juga dengan kepala satunya.

Raja menjadi marah. Ia merasa burung itu tidak mematuhi perintahnya. Raja lalu memanggil penasihat dan menyuruhnya memisahkan kedua kepala itu.

Penasihat tidak mau bagaimana melakukan tugas itu. Ia berusaha mengulur waktu dengan minta raja megijinkannya membawa burung itu pulang dan minta waktu selama sebulan. Raja setuju dan penasihat membawa burung itu pulang. Raja berjanji memberikan setengah kerajaannya jika penasihat berhasil menyelesaikan tugasnya

Selama berhari-hari penasihat mengamati burung itu dan tidak menemukan cara untuk memisahkan kedua kepala itu. Bagaimana caranya?

Pada suatu hari, penasihat melihat kedua kepala itu menghadap ke arah yang berlawanan. Itu terjadi beberapa kali dalam sehari. Penasihat mendapat akal.

Ketika kepala-kepala burung menghadap ke arah yang berbeda, penasihat berbisik kepada kepala di sebelah kanan, “Tu... tu... tu... tu... tu...” lalu ia pergi dan mengintip dari kejauhan.
Kepala burung yang kiri bertanya kepada saudaranya, “Apa yang dikatakannya kepadamu?”

Saudaranya menjawab, “Bukan apa-apa, kok.”

Pada waktu lain penasihat membisikkan lagi “Tu... tu... tu...tu ... tu” kepada kepala kanan. Kepala kiri bertanya lagi, dan mendapat jawaban, “Bukan apa-apa. Sesuatu yang tak ada artinya.”  Kepala kiri mulai merasa tidak senang, tapi ia diam saja.

Begitu seterusnya, penasihat membisikkan “Tu... tu... tu...tu ... tu” kepada kepala kanan, kepala kiri bertanya dan kepala kanan menjawab, “Bukan apa-apa,” atau “Tak ada artinya.”

Kepala kiri makin marah dan penasaran. Hingga akhirnya ketika penasihat membisiki kepala kanan lagi, ia bertanya. “Apa sih yang ia katakan tadi? Juga kemarin?"

Kepala kanan mengatakan, “Aku sudah bilang, ia mengatakan sesuatu yang tak ada artinya.”

“Bisa saja kau bohong,” kata kepala kiri. Setelah bertahun-tahun bersahabat, baru sekarang mereka saling curiga.

“Jadi kau tak percaya kepadaku?” Kepala kanan berteriak, “Saudaramu sendiri?”

“Mengapa kau tidak mau mengatakannya kepadaku?”

“Baiklah, ini yang dia bisikkan selalu kepadaku ‘Tu... tu... tu...tu ... tu.’”

“Kau pikir aku percaya?”

“Saudaraku, hanya itu yang dikatakannya.”

“Kalau hanya itu, mengapa ia datang berkali-kali kepadamu? Dan hanya kepadamu? Pasti kau menyembunyikan sesuatu dariku.”

Kepala kanan menjadi sangat marah. “Aku menghormatimu lebih dari saudara. Tapi kau tidak percaya kepadaku.”

Kepala kiri tak kalah panas. “Kau memang saudaraku, tapi menurutku kau  tidak dapat dipercaya."

Akhirnya mereka bertengkar. Makin lama makin sengit. Mereka saling berteriak, gaduh sekali. Penasihat mengamati dari kejauhan.

Tak lama kemudian kedua kepala itu saling menyerang sambil berteriak-teriak. Mereka saling mematuk dan mendorong. Penasihat bersiap-siap untuk menghentikan perkelahian itu. Kalau burung itu terluka dan mati, ia akan mendapat hukuman berat.

Perkelahian makin seru. Mereka saling mendorong sambil berkata, “Pergi, kau!” dan “Aku tidak mau punya sahabat sepertimu.”

Tiba-tiba terdengar suara letusan keras, dan ajaib, burung itu sudah menjadi dua ekor burung phoenix, masing-masing punya satu tubuh, satu kepala, dua sayap, dua kaki dan  seperti layaknya dua ekor burung. Mereka saling menjauh dan membelakangi. Penasihat cepat-cepat memindahkan satu burung ke sangkar yang lain.

Esok harinya, penasihat membawa kedua burung itu kepada raja. Ia sangat senang dan puas. Tugasnya berhasil dilaksanakan dengan baik walaupun ia harus malakukan tindakan tidak terpuji.  Sekarang ia akan minta hadiah yang dijanjikan raja, setengah kerajaan. Berkat kecerdikannya, sebentar lagi ia akan menjadi raja.

Raja senang sekali. Ia mengambil kedua sangkar burung itu dan menyuruh penasihat pergi.

“Maaf...Yang Mulia...?” kata penasihat. Ia harus meminta hadiahnya sekarang juga.

“Ya, penasihat,” kata raja. “Kau boleh pulang dan beristirahat.”

“Tapi Tuanku...,” kata penasihat gugup, “Mengenai perjanjian kita...”

“Perjanjian apa?” kata raja sambil terus memandangi burung-burung phoenix.

“Perjanjian tentang...” kalimat penasihat tidak pernah selesai.

“Apakah aku pernah membuat perjanjian denganmu?” kata raja. “Mengenai apa? Aku tidak ingat.”

“Begini saja,” lanjut raja. “Aku tahu kau lelah sekali. Sekarang pulanglah. Pergilah berlibur.”

“Baik, tuanku.” Penasihat pergi dengan sangat kecewa.

Raja sangat senang dengan kedua burung phoenix itu. Burung-burung itu sekarang tidak saling membagi makanan atau apa pun lagi, mereka bahkan tidak saling berbicara. Persahabatan yang berlangsung begitu lama hancur berantakan karena mereka membiarkan orang lain mengadu domba mereka.

Sementara, penasihat mendapatkan apa yang pantas menjadi hadiahnya. Raja tidak mengakui pernah menjanjikan  setengah kerajaannya kepada penasihat.