Quotation



Tiap anak lahir sebagai seorang genius.
R. Busksminster Fuller 
(arkitek, penulis, penemu, desainer dari Amerika)

Permainan Angka Sudoku Nop13

Masukkan angka 1-4 ke dalam kotak-kotak.
Tiap baris, kolom dan kotak kecil berukuran 2x2 harus terisi angka 1-4, tidak boleh diulang dan tidak boleh ketinggalan


Quotation

Everybody longs to be loved. And the greatest thing we can do is let somebody know that they are loved and capable of loving.
~Fred Rogers

Semua orang ingin dicintai. Dan hal terbesar yang dapat kita lakukan adalah membiarkan orang tahu bahwa mereka dicintai dan mampu mencintai. 
- Fred Rogers

Cari Kata Nama Sayuran

Yuk, cari nama-nama sayuran di dalam kotak ini.
Nama sayurannya bisa dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah, atau menyerong ke bawah.


Cara Mudah Meluangkan Waktu Untuk Anak


Pernah mendengar kutipan Dr. Anthony P Witham “Children spell love... T-I-M-E”?  Anak mengartikan kasih sayang dengan waktu, karena kehadiran Anda penting bagi mereka. Sayangnya, tidak semua orang tua punya waktu untuk anak-anak mereka, sibuk bekerja di luar rumah atau kehabisan waktu untuk pekerjaan rumah tangga.

Meluangkan waktu bersama anak-anak memberi mereka kesempatan untuk belajar dan merasa didengarkan. Dengan bersama anak-anak, Anda dapat membentuk koneksi yang membuat anak-anak merasa dicintai.

Banyak anak menunjukkan perilaku tertentu karena merasa orang tua mereka tidak memberikan cukup perhatian. Ada anak-anak yang menarik diri, sementara yang lain menunjukkannya dengan perilaku buruk seperti membantah guru dan orang tua, berkelahi dengan teman sekolah. Ada juga anak-anak yang  mundur ke perilaku yang dulu menarik perhatian Anda seperti sering menangis, mengamuk, bahkan mengompol.
Perilaku negatif biasanya memang mendapat perhatian, dan dengan demikan anak merasa mendapat waktu khusus bersama orang tua. Anak-anak ini mempunyai pendapat yang keliru bahwa hanya dengan menunjukkan perilaku negatif ia merasa mendapat perhatian orang tua, maka ia akan mengulangi lagi perilaku negatif itu.
Jadi daripada meluangkan waktu untuk perilaku negatif anak, mengapa tidak meluangkan sedikit waktu untuk melakukan aktivitas positif bersama anak-anak?
Berikut ini beberapa tips sederhana untuk meluangkan sedikit waktu tambahan untuk anak-anak
Berduaan dengan anak
Aturlah  agar Anda dapat berdua saja dengan anak Anda, misalnya Ayah mengajak adik pergi memancing, Bunda dan kakak pergi berdua ke bioskop, berbelanja di supermarket, pergi ke toko buku atau perpustakaan atau sekedar duduk-duduk berdua di taman dan mengobrol. Bahkan Anda tidak perlu meninggalkan rumah. Ambil buku yang Anda dan anak sukai, pilih tempat yang nyaman di halaman rumah dan membaca buku berdua. Anda juga bisa bermain bersama anak, atau membuat pekerjaan tangan

Lakukan kencan berdua sedikitnya sekali sebulan. Pada waktu yang lain, berikan kesempatan yang sama kepada anak yang lain. Anda dapat meminta anak memilih aktivitas untuk dinikmati berdua.

Pekerjaan beres, anak pun senang
Anak-anak suka membantu. Banyak aktivitas di rumah yang dapat melibatkan anak-anak. Anda dapat mengajak anak membersihkan rumah, menyiapkan makan malam, berbelanja, memilah-milah dan melipat pakaian. Berikan tugas yang sesuai dengan usia anak Anda.

Anda tentu tidak dapat mengharapkan anak melakukan perkerjaan rumah sebaik Anda. Jangan mengkritik atau memperbaiki hasil pekerjaan anak Anda. Biarkan saja bila masih ada debu di meja atau  anak-anak melipat pakaian dengan caranya sendiri, yang penting Anda dan anak bersenang-senang.

Catatan kecil yang besar maknanya
Anda sibuk dan tidak punya waktu untuk anak-anak hari ini? Tulis catatan kecil dan masukkan ke kotak bekal mereka. Letakkan catatan di mana saja yang dapat mereka temukan. Biasanya anak-anak menyukai cara ini karena mereka merasa diperhatikan dan dicintai

Mencuri waktu di tengah kesibukan
Ketika Anda sibuk di rumah, luangkan waktu untuk beristirahat sejenak sekaligus memberikan anak-anak kesempatan untuk bersama dengan Anda. Gunakan alarm sehingga anak-anak tahu kapan Anda tidak dapat diganggu dan kapan mereka dapat bersama Anda. Berikan waktu 15 – 30 menit untuk anak-anak dan lakukan aktivitas apa saja yang anak-anak sukai
Ketika waktu hampir habis, berikan peringatan agar anak-anak tidak kecewa, misalnya, “Dua menit lagi, Bunda kembali bekerja, ya.”

Bangun lebih pagi
Bangunkan anak Anda 15 menit lebih awal untuk melakukan aktivitas bersama yang menyenangkan di pagi hari. Bagi Anda 15 menit itu mungkin tak ada artinya, tapi bagi anak-anak itu adalah tambahan waktu bersama Anda. Anda dapat mengajak anak-anak berjalan-jalan di sekitar rumah, melakukan olah raga ringan atau mengajak anak menyiapkan makan pagi. 

Bukan sekedar antar jemput
Ketika Anda mempunyai kesempatan mengantar atau menjemput anak dari sekolah. Gunakan kesempatan itu untuk berbicara dengan anak, misalnya menanyakan apa yang terjadi di sekolah hari ini, bagaimana ulangan matematika tadi pagi, dsb. Dorong anak-anak untuk menceritakan kejadian lucu atau tidak biasa di sekolah.

Mengerjakan PR
Sempatkan untuk menemani anak mengerjakan PR atau tugas sekolah lain kapan pun Anda bisa. Bantu anak-anak menyelesaikan tugasnya, tapi tentu saja biarkan mereka mengerjakan tugas sendiri.


Memori yang Indah
Ciptakan ritual keluarga yang membawa kenangan indah pada anak-anak dan Anda sendiri. Misalnya menceritakan aktivitas Anda sendiri. mengijinkan anak-anak tidur setengah jam lebih malam pada akhir mingggu untuk bermain tebak-tebakan, pergi ke luar rumah untuk mengamati langit malam atau sekedar bercerita tentang masa kecil Anda. Usahakan keluarga selalu makan bersama.

Peran Ayah
Bukan hanya para ibu yang perlu meluangkan lebih banyak waktu untuk anak-anak. Ayah pun perlu sejak dini melibatkan diri dalam kehidupan anak-anak. Banyak penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang banyak meluangkan waktu bersama sang ayah lebih berprestasi di sekolah,  lebih trampil memecahkan masalah dan menghadapi berbagai  tantangan.

Sumber:
http://www.parents.com
http://www.lifehack.org 

Manusia Kue Jahe



Dahulu kala ada sepasang kakek dan nenek yang tinggal di rumah kecil di tepi hutan. Mereka kesepian karena hanya berdua saja.  Nenek suka menjahit, merajut  dan membuat kue untuk mengisi hari-harinya.

Pada suatu hari, nenek membuat kue jahe.  Ia mencampur mentega, telur, tepung, bubuk jahe, bubuk kayu manis dan gula.

Ketika adonan sudah jadi, nenek membentuk kuenya seperti orang. Nenek memberi hiasan dari gula untuk membuat rambut, mulut dan pakaiannya. Bahkan nenek membuatkan mata dan kancing dari kepingan cokelat. Kue jahe itu tampak bagus sekali.


Nenek memasukkan kue ke dalam oven. Ketika kue sudah matang, nenek membuka pintu oven.
Alangkah terkejutnya nenek, kue jahe melompat dan lari keluar dari pintu sambil menyanyi,

“Lari, lari secepat kau bisa!
Kau tak bisa menangkapku!
Aku manusia kue jahe!

Kakek dan nenek mengejar kue jahe, tapi tak dapat menangkapnya.

Kue jahe terus lari dan lari. Ia bertemu dengan seekor sapi.



“Mooo...!”  kata sapi, “Kelihatannya kau lezat sekali!” Sapi pun ikut mengejar kue jahe. Kue jahe lari lebih cepat sambil bernyanyi,

“Aku lari dari nenek
Aku lari dari kakek
Aku bisa lari darimu
Aku bisaaa!”
 

Kue jahe lari terus, dan ia bertemu dengan seekor kuda.
"Iiiiee...!,"kata kue, “Kau kelihatan enak sekali. Aku mau memakanmu,” kata kuda.

"Tapi kamu tidak bisa!" kata kue jahe.


“Nenek tak bisa menangkapku

Kakek tak bisa menangkapku
Sapi tak bisa menangkapku
Kau pikir bisa menangkapku?”

Kue jahe lari sambil menyanyi,

"Lari, lari secepat kau bisa!
Kau tak bisa menangkapku
Aku manusia kue jahe!”

Kuda lari mengejar kue jahe, tapi tak bisa menangkapnya.


Kue jahe lari dan lari, tertawa dan bernyanyi. Ia bertemu dengan seekor ayam.

"Tok, tok, petok," kata ayam, "Kau kelihatannya cocok untuk makan malamku. Aku akan memakanmu, kue jahe.”

Tapi kue jahe hanya tertawa.



“Aku lari dari nenek
Aku lari dari kakek
Aku lari dari sapi
Aku lari dari kuda
Aku juga bisa lari darimu
Tentu aku bisaa...!”


Dan kue jahe lari sambil bernyanyi,


"Lari, lari secepat kau bisa!
Kau tak bisa menangkapku
Aku manusia kue jahe!”

Ayam mengejar kue jahe, tapi tak dapat menangkapnya.

Kue jahe bangga sekali karena dapat berlari cepat. “Tak ada yang dapat menangkapku.” Jadi ia terus berlari dan bertemu seekor rubah.

Kue jahe merasa rubah harus tahu bahwa ia lari lebih cepat dari yang lain.

“Tuan rubah,” kata kue jahe. “Walaupun aku kelihatan lezat, aku tak akan membiarkan kau menangkap dan memakanku.”

“Aku lari lebih cepat dari nenek
Aku lari lebih cepat dari kakek
Aku lari lebih cepat dari sapi
Aku lari lebih cepat dari kuda
Aku lari lebih cepat dari ayam
Kau pun takkan bisa menangkapku”

Tapi rubah tidak kelihatan tertarik. “Mengapa aku harus menangkapmu?” kata rubah. “Aku tidak suka kue jahe. Aku tidak ingin memakanmu.”

“Tapi kau tak bisa lagi lari dari orang-orang yang mengejarmu,” kata rubah. “Lihat sungai itu menghalangimu.”

Kue jahe berpikir, kalau ia menyeberangi sungai, tubuhnya akan basah dan lama-lama hancur. Tapi ia harus segera pergi agar tidak tertangkap oleh nenek, kakek, sapi, kuda dan ayam yang mengejarnya.


“Ayo kubantu kau menyeberang. Naiklah ke ekorku, supaya kakimu tidak basah.”

Kue jahe naik ke ekor rubah. Rubah membawanya menyeberangi sungai. Tak lama kemudian, ekor rubah mulai tenggelam. 

“Naiklah ke punggungku,” kata rubah Kue jahe naik ke punggung rubah.

Tapi sebentar kemudian, punggung rubah pun mulai basah. “Kepalaku lebih tinggi,” kata rubah. Kue jahe melompat ke kepala rubah.

 
Tapi tak lama kemudian, air sudah mengenai kakii kue jahe. “Naiklah ke hidungku. Kau aman di sini.”



Kue jahe melompat ke hidung rubah, tapi... “Hap!” Rubah menggigit kue jahe dan memakannya sampai habis.

“Kue jahe memang lezat sekali,” kata
 rubah dalam hati. “Siapa yang tidak suka kue jahe?”

Cerita yang menarik, bukan?
Yuk sekarang jawab pertanyaan ini:
  1. Siapa yang membuat kue jahe?
  2. Apakah orang yang membuat kue jahe memakan kue itu? Mengapa?
  3. Siapa saja yang mengejar kue jahe?
  4. Siapa yang makan kue jahe?
Gambar diadaptasi dari http://rtagreenfylde.primaryblogger.co.uk/files/2013/03/Gingerbread-man-storymap_1.jpeg

quotation


Quotation


Raja Monyet Yang Berhati Mulia


Di tepi sungai Gangga, ada sebatang pohon mangga yang tinggi dan besar. Di sekitar pohon itu, hidup delapan puluh ribu ekor monyet. Mereka dipimpin raja mereka yang bertubuh besar. Di tepi sungai itu tumbuh sebatang pohon mangga yang besar dan tinggi.

Monyet-monyet itu makan mangga ketika sudah masak. Raja mereka memperingatkan, jangan sampai ada buah mangga yang jatuh ke sungai. Karena mangga yang jatuh ke sungai akan terbawa arus ke pemukiman manusia. Manusia akan mencari asal buah itu dan menemukan kerajaan monyet itu. Mereka akan mengganggu ketentraman para monyet.

Pada suatu hari, tanpa sepengetahuan mereka, satu tangkai mangga yang tersembunyi di belakang sarang semut jatuh ke sungai dan hanyut ke selatan, ke kota Benares.

Nelayan menemukan buah itu di jaring mereka, dan menyerahkannya kepada raja Brahmadutta yang sedang mandi di sungai Gangga. Raja menanyakan apa nama buah itu dan dari mana asalnya, tapi tentu saja para nelayan tidak tahu. Mereka hanya tahu buah itu terbawa aliran sungai.

Mereka mengupas mangga-mangga itu dan raja memakannya bersama permaisuri dan para menteri. Raja sangat menyukai rasa buah yang keemasan dan manis itu. Ia ingin mencari pohonnya.

Raja memerintahkan untuk membuat beberapa perahu.. Raja ditemani beberapa prajurit dan nelayan berlayar ke arah hulu sungai untuk mencari pohon mangga.

Cukup lama mereka berlayar hingga menemukan pohon mangga itu. Raja menikmati buah mangga sepuasnya. Malam itu raja berbaring di dekat api unggun di bawah pohon mangga.

Tengah malam tiba, para monyet datang dan mengambil semua mangga yang masih ada di pohon. Suara mereka membuat raja terbangun. Raja segera memerintahkan prajurit untuk menembak beberapa monyet.

Monyet lari dan melapor kepada raja mereka. Raja monyet mengambil sebatang bambu panjang. Ia mengikat ujung bambu ke sebatang pohon  dan mengikatkan ujung yang satu lagi ke tubuhnya sendiri. 

Raja monyet lalu melompat ke pohon mangga, sehingga bambu itu menjadi jembatan. Tapi bambu itu kurang panjang, sehingga raja monyet harus berpegangan pada pohon mangga dengan bambu terikat di tubuhnya. 

Raja monyet memerintahkan seluruh rakyatnya naik ke punggungnya dan menyeberang melalui bambu itu. Delapan puluh ribu ekor monyet menyeberang satu per satu melalui punggung raja monyet dan pergi ke tempat yang aman.

Seekor monyet yang selama ini tidak menyukai rajanya, sengaja melompat ke punggung raja monyet sehingga punggung raja patah. Kemudian lari ke seberang. Beberapa monyet di belakang monyet jahat itu mengerumuni raja mereka yang terluka, tapi raja monyet memaksa mereka pergi. Ia menunggu sampai semua monyet menyeberang dan tetap berpegangan pada pohon mangga.

Raja Brahmadutta melihat seluruh kejadian itu dan memerintahkan prajuritnya untuk menurunkan raja monyet. Ia memerintahkan prajuritnya untuk membersihkan tubuh raja monyet dan membungkusnya dengan kain kuning yang lembut.

“Aku menyesal membuatmu celaka," kata raja Brahmadutta. "Tapi mengapa kau melakukan itu? Kau bisa menyelamatkan dirimu sendiri.”

“Aku pembimbing dan pemimpin mereka,“ kata raja monyet. “Mereka itu anak-anakku. Sudah menjadi tugasku untuk menjaga keselamatan mereka.”

“Tuanku, sebagai raja, kau pun harus memperhatikan kesejahteraan  seluruh rakyatmu,” kata raja monyet, “walaupun untuk itu kau harus mengorbankan dirimu sendiri.”

Setelah mengatakan itu, raja monyet meninggal dengan tenang. Raja Brahmadutta tertegun. Betapa bijaknya raja monyet. 

Atas perintah raja Brahmadutta, raja monyet dimakamkan dengan upacara pemakaman seperti raja-raja. Raja juga mendirikan tugu peringatan untuk raja monyet.


Ketika raja kembali ke Benares, ia juga mendirikan tugu untuk raja monyet dan menceritakan kisah monyet yang berhati mulia itu kepada rakyatnya. Raja Brahmadutta tidak pernah melupakan kata-kata terakhir raja monyet. Ia memimpin rakyatnya dengan bijaksana dan selalu memperhatikan kebutuhan mereka.

Gambar: http://ecx.images-amazon.com/images/I/81Myqp1e4SL._SL500_AA300_.png

Quotations


Singa Besar dan Kelinci Kecil


Dahulu kala hidup seekor singa besar di hutan. Tiap hari ia berburu dan membunuh banyak hewan untuk dimakan. Hewan lain khawatir bahwa lama-lama tidak ada lagi hewan yang selamat. Mereka memutuskan untuk menemui sang singa.

Ketika singa melihat hewan-hewan mendatanginya, ia sangat gembira. Dikiranya tak perlu lagi susah payah berburu. Ia akan membunuh semua hewan itu sekaligus.

Para hewan itu memohon agar diperbolehkan bicara dulu. “Tuan singa,” kata salah satu hewan, “kau raja kami dan kami rakyatmu. Kalau kau membunuh kami semua, kau tidak punya rakyat lagi. Selain itu, bila tidak ada lagi hewan di hutan ini, tuanku harus berburu ke tempat yang jauh”

“Ijinkan kami mengirimkan persembahan kepadamu, tuan,” lanjutnya. “Tiap hari satu dari kami akan datang kepadamu.”

Singa setuju, dengan satu syarat. Bila pada suatu hari hewan-hewan itu tidak mengirimkan santapan untuknya, ia akan membunuh mereka semua.

Sejak saat itu, tiap hari seekor hewan datang ke sarang singa. Singa sangat senang.

Pada suatu hari, tibalah giliran seekor kelinci kecil untuk pergi kepada singa. Kelinci itu berpikir dan berpikir agar tidak menjadi santapan singa. Ia membuat rencana yang akan menyelamatkan dirinya dan  juga hewan-hewan lain di hutan itu.

Kelinci pergi ke sarang singa. Ia sengaja datang terlambat. Singa berjalan mondar mandir di sarangnya. Ia sudah lapar sekali dan santapannya belum datang. Ia tambah marah ketika melihat hanya seekor kelinci kecil yang datang.

“Tuanku jangan marah,” kata kelinci takut-takut. “Sebenarnya aku datang bersama saudara-saudaraku. Kami berenam.”
“Enam?” geram singa. “Ke mana lima kelinci itu? Mengapa hanya kau yang datang ke sini?”

“Ketika kami pergi ke mari,” kata kelinci. “kami diserang seekor singa yang besar dan kuat. Hanya aku yang dilepaskannya.”

“Mengapa kau dilepaskan?” tanya singa

“Singa itu menyuruhku menyampaikan pesan kepadamu, tuan,” kata kelinci. “Ia menantangmu untuk membuktikan siapa raja hutan yang sebenarnya.”

 “Apa?” geram singa. “Di mana singa itu? Tunjukkan kepadaku!”

Kelinci kecil itu membawa singa ke sebuah sumur.

"Singa itu ada di sana, tuanku.”

Singa melongok ke dalam sumur dan melihat bayangannya di air sumur. Ia mengira bayangannya  adalah singa yang menantangnya. Ia menggeram. Suara geramannya terpantul di dinding sumur sehingga terdengar lebih keras dan menyeramkan. Singa segera melompat ke dalam sumur. Kepalanya terbentur keras pada batu besar dan ia tenggelam.


Kelinci segera pergi menemui hewan-hewan lain untuk mengabarkan bahwa singa yang kejam itu sudah mati.

Gambar adalah prangko yang diterbitkan negara India berdasarkan cerita ini

Pak Kasim dan Ular


Pak Kasim dan isterinya tinggal di tepi hutan. Mereka berdua saja karena tidak mempunyai anak.Tiap hari pak Kasim mencari kayu bakar di hutan untuk dijual atau ditukar dengan barang kebutuhan lainnya.

Suatu siang, pak Kasim yang sudah mengumpulkan kayu sejak pagi, beristirahat di bawah pohon yang rindang. Tiba-tiba terdengar suara, “Tolong! Tolong keluarkan aku.”

Pak Kasim mencari asal suara itu dan melihat sebatang pohon yang tumbang menutupi sebuah lubang besar. Pak Kasim mengintip ke dalam lubang dan melihat seekor ular besar berusaha mendorong pohon tumbang itu.

Pak Kasim takut dan bermaksud pergi saja dari situ. Tapi ular itu memanggilnya, “Jangan takut. Aku tidak akan menyakitimu.

Pak Kasim ragu-ragu. Tapi ular itu berbicara lagi. “Tolong pindahkan pohon ini agar aku bisa ke luar. Aku akan mamberikan apa saja yang kauminta.”

Pak Kasim mendorong batang pohon sehingga ular itu bisa ke luar dari lubang.

“Sekarang katakan apa yang kau inginkan.” kata ular.

“Aku orang miskin,” kata pak Kasim. “Aku ingin menjadi kaya.”

“Baiklah,” jawab ular. “Pulanglah.”

Pak Kasim pulang dan rumahnya yang reyot sudah menjadi gedung yang megah. Bahkan isterinya mengenakan pakaian dan perhiasan yang indah. Di meja makan sudah tersedia makanan yang lezat. Sekarang Pak dan Bu Kasim menikmati hidup sebagai orang kaya, bahkan tanpa harus bekerja.

Tak lama kemudian, para tetangga mulai membicarakan pasangan yang mendadak menjadi  kaya raya itu.

Bu Kasim merasa tidak enak. “Pak,” katanya kepada suaminya. “Tetangga membicarakan kita. Katanya kira merampok sehingga menjadi kaya.”

“Biarkan saja, bu.” Kata Pak Kasim. “Mereka hanya iri.”

Beberapa hari kemudian, Bu Kasim berkata, “Kita memang kaya dan hidup enak, tapi aku tidak suka karena orang-orang justeru mengejek kita.”

“Pergilah menemui ular itu lagi, pak. Mintalah agar mereka menghormati kita.”

Pak Kasim pergi ke lubang ular itu dan menceritakan apa yang terjadi.
“Baiklah,” kata ular. “Pulanglah. Kau sudah menjadi raja sekarang. Tapi ingat, kau harus menjadi raja yang adil dan bijaksana.”

Pak Kasim pulang. Baru saja ia masuk ke rumah, ada orang mengetuk pintunya. Ternyata beberapa pengawal berdiri di depan rumahnya. Mereka menceritakan bahwa raja telah turun tahta dan menjadi pertapa. Sekarang mereka ingin pak Kasim menjadi raja.

Pak Kasim dibawa ke istana dan dinobatkan menjadi raja. Bu Kasim menjadi permaisuri. Semua orang menghormati mereka dan melakukan semua perintah mereka.

Pada suatu hari, permaisuri ingin memakai gaun kesayangannya. Tapi baju itu belum kering setelah dicuci. Permaisuri kesal.

Esok harinya, matahari bersinar terik sekali. Permaisuri kepanasan. Ia pergi ke kolam di istana bersama beberapa pelayan untuk mandi. Tapi sinar matahari membuat kulitnya terbakar.

Permaisuri menemui raja. “Pak, biar pun kita raja dan ratu, tapi kita hanya dihormati oleh manusia.  Pergilah ke ular itu dan mintalah agar matahari mematuhi kita.”
Raja pergike hutan menemui ular dan mengutarakan keinginannya. Ular menjadi marah.
“Pulanglah, pak Kasim,” kata ular. “Aku tak dapat menuruti keinginanmu. Kau terlalu serakah dan mementingkan diri sendiri.”

Pak Kasim pun pulanglah ke istana. Ia merasa lega. Setidaknya ia masih menjadi raja.


Tapi esok harinya, raja yang asli kembali dari pertapaan. Pak Kasim dan isterinya dipersilakan kembali ke rumah mereka. Bu Kasim tidak puas, tapi tidak dapat berbuat apa-apa.

Ketika mereka tiba di depan rumah, gedung megah mereka sudah tidak ada lagi. Di sana hanya ada rumah tua mereka yang sudah reyot.







Tips Parenting, Langsung dari Anak-anak


Ingin tahu apa yang diinginkan anak-anak dari orang tuanya? Penulis JS Salt bertemu dengan lebih dari 1000 anak-anak berusia 6-12 tahun. Ia meminta anak-anak menulis “Bila aku dapat memberi tahu orang tuaku bagaimana cara membesarkan aku, aku akan mengatakan....”
Tulisan anak-anak itu dirangkum dalam buku Always Kiss Me Goodnight: Instructions on Raising the Perfect Parent — by 147 Kids Who Know, yang ditulis dengan kata-kata anak-anak itu sendiri.

Berikut ini sebagian harapan anak-anak untuk orang tua mereka
1.    Orang tuaku tidak banyak berteriak dan membentak
2.    Bangga terhadap  anak walaupun nilai raportnya kurang bagus
3.    Orang tua menceritakan masa kecil mereka 
4.    Mengijinkan anak menginap di rumah teman 
5.    Mengatakan, “Lebih baik bila kamu melakukannya seperti ini” daripada “Cara kamu melakukannya salah.”
6.    Anak tidak ingin dimanjakan tetapi kemudian disalahkan karena manja.
7.    Hadir dalam peristiwa-peristiwa istimewa anak.
8.    Mengantar anak berangkat tidur dan membacakan cerita.
9.    Ketika orang tua marah, selalu ingat untuk memaafkan anak
10.  Jangan pernah lupa memberi anak ciuman selamat malam.

Keinginan anak-anak ini sederhana dan lugu tapi merupakan harapan besar dalam hati mereka agar orang tua menunjukkan kasih sayang yang tulus.
Anda dapat menujukkan kasih sayang Anda kepada anak-anak Anda dengan:
·         Bersikap hormat kepada anak.
·         Menyediakan waktu untuk anak dan hadir dalam hidup anak
·         Menyelesaikan konflik dengan benar
·         Memberikan kepada anak kebebasan yang bertanggung jawab