Dahulu
kala hidup seekor singa besar di hutan. Tiap hari ia berburu dan membunuh
banyak hewan untuk dimakan. Hewan lain khawatir bahwa lama-lama tidak ada lagi
hewan yang selamat. Mereka memutuskan untuk menemui sang singa.
Ketika
singa melihat hewan-hewan mendatanginya, ia sangat gembira. Dikiranya tak perlu
lagi susah payah berburu. Ia akan membunuh semua hewan itu sekaligus.
Para
hewan itu memohon agar diperbolehkan bicara dulu. “Tuan
singa,” kata salah satu hewan, “kau raja kami dan kami rakyatmu. Kalau kau
membunuh kami semua, kau tidak punya rakyat lagi. Selain itu, bila tidak ada lagi hewan
di hutan ini, tuanku harus berburu ke tempat yang jauh”
“Ijinkan
kami mengirimkan persembahan kepadamu, tuan,” lanjutnya. “Tiap hari satu dari
kami akan datang kepadamu.”
Singa
setuju, dengan satu syarat. Bila pada suatu hari hewan-hewan itu tidak
mengirimkan santapan untuknya, ia akan membunuh mereka semua.
Sejak
saat itu, tiap hari seekor hewan datang ke sarang singa. Singa sangat senang.
Pada
suatu hari, tibalah giliran seekor kelinci kecil untuk pergi kepada singa.
Kelinci itu berpikir dan berpikir agar tidak menjadi santapan singa. Ia membuat
rencana yang akan menyelamatkan dirinya dan juga hewan-hewan lain di hutan itu.
Kelinci
pergi ke sarang singa. Ia sengaja datang terlambat. Singa berjalan mondar
mandir di sarangnya. Ia sudah lapar sekali dan santapannya belum datang. Ia tambah
marah ketika melihat hanya seekor kelinci kecil yang datang.
“Tuanku
jangan marah,” kata kelinci takut-takut. “Sebenarnya aku datang bersama
saudara-saudaraku. Kami berenam.”
“Enam?”
geram singa. “Ke mana lima kelinci itu? Mengapa hanya kau yang datang ke sini?”
“Ketika
kami pergi ke mari,” kata kelinci. “kami diserang seekor singa yang besar dan
kuat. Hanya aku yang dilepaskannya.”
“Mengapa
kau dilepaskan?” tanya singa
“Singa
itu menyuruhku menyampaikan pesan kepadamu, tuan,” kata kelinci. “Ia
menantangmu untuk membuktikan siapa raja hutan yang sebenarnya.”
“Apa?” geram singa. “Di mana singa itu?
Tunjukkan kepadaku!”
Kelinci
kecil itu membawa singa ke sebuah sumur.
"Singa itu ada di sana, tuanku.”
Singa
melongok ke dalam sumur dan melihat bayangannya di air sumur. Ia mengira
bayangannya adalah singa yang
menantangnya. Ia menggeram. Suara geramannya terpantul di dinding sumur
sehingga terdengar lebih keras dan menyeramkan. Singa segera melompat ke dalam
sumur. Kepalanya terbentur keras pada batu besar dan ia tenggelam.
Kelinci segera pergi menemui hewan-hewan lain
untuk mengabarkan bahwa singa yang kejam itu sudah mati.
Gambar adalah prangko yang diterbitkan negara India berdasarkan cerita ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar