Dahulu kala,
berdiri sebatang pohon beringin di tepi sebuah kota kecil. Ribuan burung gagak
tinggal di pohon itu. Di dekat puhon beringin itu ada sebuah gua di mana
tinggal ribuan gurung hantu.
Raja burung
hantu ditemani pengawal-pengawalnya berburu burung gagak di malam hari. Dalam
waktu singkat ribuan gagak tewas. Alasannya karena gagak tidak dapat dengan
jelas di malam hari sehingga tidak dapat menghindar dari serangan burung hantu.
Sedangkan penglihatan burung hantu pada malam hari lebh baik dari pada siang
hari.
Raja gagak
sangat berduka karena banyak rakyatnya yang tewas. Ia memanggil rakyatnya untuk membicarakan
cara menghentikan masalah itu.
Setelah pembicaraan yang panjang. Para gagak setuju
untuk melakukan sebuah sandiwara agak jauh dari gua burung hantu. Pada hari
berikutnya, seekor gagak tua ditemukan
dalam keadaan luka parah oleh pwngawal raja burung hantu. Para burung hantu
tidak tahu bahwa gagak itu hanya pura-pura. Burung gagak itu mengatakan bahwa
ia disiksa oleh teman-temannya para
gagak karena ia mengatakan bahwa para
burung hantu lebih cerdas, dan kuat, mereka layak menjadi raja bangsa burung.
“Kita harus membantu gagak itu sampai ia senbuh dari
luka-lukanya,” kata raja burung hantu. “setelah itu kita dapa memanfaatkan
gagak tua itu untuk menghancurkan bangsa gagak.”
Gagak tua itu
segera menemukan tempat di kerajaan burung hantu. Banyak menteri burung hantu
menjadi temannya, hanya satu atau dua menteri burung hantu yang tidak suka
padanya karena menganggapnya tetap dari bangsa musuh.
Gagak tua itu
tetap tinggal di gua burung hantu walaupun ditentang oleh bebrapa menteri
burung hantu.
Pada suatu
siang ketika para burung hantu tidak dapat melihat dengan jelas, gagak tua itu
menumpuk balok-balok kayu di mulut gua dan menyalakan api. Api menyala hebat dan semua burung hantu
terbakar.