Badut Cemberut
Dalam gambar ini banyak wajah badut yang tersenyum, namun di antaranya ada 3 wajah yang sedih dan cemberut.
Coba kamu cari ya!
Coba kamu cari ya!
Kid says
http://images5.fanpop.com/image/photos/25300000/Children-s-quotes-childrens-world-25342814-300-300.jpg
Ada Berapa Segitiga?
Ada berapa segitiga dalam gambar ini?
Coba kamu hitung, jangan ada yang ketinggalan ya!
Quotation
http://hz.skschools.net/Teachers/kbell/004FCDEF-011EDE84.0/TS_Quotes_FamilyConnection-edited-6-16-09-1.jpg
Serba Serbi Geografi
Apa nama gunung tertinggi di dunia?
a. Fuji
b. Mount Everest
c. Semeru
d. Kilimanjaro
Gambar:
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/4b/Everest_kalapatthar_crop.jpg/280px-Everest_kalapatthar_crop.jpg
Kisah Seorang Ibu (Hans Christian Andersen)
Seorang ibu duduk bersama anaknya yang masih kecil.
Ia begitu sedih, begitu takut anaknya akan meninggal. Anak itu begitu pucat,
mata kecilnya telah menutup dengan sendirinya, dan ia menghela nafas begitu
lembut, sekali-kali ia menghela nafas dalam-dalam, dan ibunya memandanginya
lebih sedih lagi pada makhluk kecil itu.
Kemudian terdengar ketukan di pintu dan seorang laki-laki
tua masuk. Ia mengenakan mantel yang tebal. Saat itu musim dingin. Di luar
rumah semua tertutup es dan salju dan angin bertiup kencang sehingga melukai
wajah.
Laki-laki tua itu gemetar kedinginan dan anak kecil
itu tertidur. Maka sang ibu menuangkan ale dan menghangatkannya untuk laki-laki
tua itu. Laki-laki itu duduk dan
menggoyangkan ayunan bayi, sang ibu duduk di kursi di dekatnya, memandangi
anaknya yang sakit, yang menghela nafas begitu dalam dan mengangkat tangannya
yang kecil.
“Apakah anda pikir aku tidak dapat
menyelamatkannya?” kata ibu, “Tuhan tidak boleh mengambilnya dariku.”
Dan laki-laki tua itu yang ternyata adalah Maut
sendiri, menggangguk aneh, seolah menjawab ya sekaligus tidak. Dan sang ibu
menunduk memandangi pangkuannya, air mata mengalir menuruni pipinya, kepalanya
terasa berat, ia tidak tidur selama tiga hari tiga malam. Sekarang ia tertidur,
hanya selama satu menit, ia mendadak bangun dan gemetar kedinginan.
“Apa itu?” katanya, memandang ke sekelilingnya.
Orang tua itu sudah tak ada dan anaknya juga tidak ada. Ia pasti telah membawa
anak kecil itu. Jam tua di sudut, bandulnya yang besar mengelinding di
lantai dan jam itu mati.
Ibu malang itu lari keluar rumah dan berteriak
keras-keras memanggil anaknya.
Di luar sana, di tengah hujan salju, duduk seorang
wanita dengan pakaian hitam panjang. Ia berkata, “Maut masuk ke kamarmu dan aku
melihat ia bergegas pergi membawa anakmu. Ia berjalan lebih cepat dari angin,
dan ia tidak pernah mengembalikan apa yang telah diambilnya.”
“Oh, tolong katakan ke mana ia pergi,” kata sang
ibu. “Tunjukkan arahnya dan aku akan menemukannya!”
“Aku tahu ke mana ia pergi,” kata wanita berpakaian
hitam. “Namun sebelum kukatakan kepadamu, kau harus menyanyikan semua lagu yang
kaunyanyikan untuk anakmu! Aku suka sekali lagu-lagumu. Aku pernah mendengarmu
menyanyi. Aku Sang Malam. Aku melihat air matamu ketika kau menyanyi.”
“Aku akan menyanyikannya untukmu, semuanya,” kata
sang ibu. “Namun jangan halangi aku. Kalau aku cepat, aku dapat menemukan
anakku.”
Namun sang Malam tak bergerak atau mengatakan
apa-apa. Maka sang ibu menyanyi sambil memilin-milin tangannya dan menangis.
Begitu banyak lagu dinyanyikannya dan lebih banyak lagi air matanya menetes.
Kemudian sang Malam berkata, “Pergilah ke kanan, ke arah hutan pinus yang gelap
itu, ke sana aku lihat Maut membawa anakmu.”
Sang ibu berjalan hingga tiba di
persimpangan jalan di tengah hutan. Ia tak tahu harus ke mana. Dilihatnya
sebuah semak berduri yang sudah tidak mempunyai daun dan bunga. Serpihan es
menggantung pada cabang-cabangnya.
“Apakah kau melihat Maut lewat di
sini membawa anakku yang masih kecil?” kata sang ibu.
“Ya,” kata semak berduri. “Namun
aku tidak mau memberitahumu ke mana ia pergi, kecuali kau mau menghangatkanku.
Aku hampir mati kedinginan dan menjadi gumpalan es.”
Sang ibu pun memeluk semak
berduri begitu erat agar semak berduri benar-benar merasa hangat, sehingga
duri-duri melukai tubuhnya dan darahnya menetes. Daun-daun segar dan hijau
mulai bermunculan dan berikutnya
bunga-bunga mulai berkembang di tengah malam musim dingin, karena hati seorang
ibu yang sedih begitu hangat. Semak berduri kemudian menunjukkan ke mana sang
ibu harus pergi.
Sang ibu kemudian tiba di sebuah
danau yang luas, di mana tidak ada kapal atau perahu. Danau itu tidak terlalu
beku sehingga tidak dapat menahan berat tubuhnya, juga tidak terbuka atau cukup
dangkal sehingga ia dapat berjalan menyeberanginya. Maka ia itu berbaring untuk
meminum air danau. Yang jelas-jelas mustahil dilakukan seorang manusia, namun
ibu berpikir bahwa mungkin terjadi mujizat.
“Apa pun akan kuberikan untuk
mendapatkan kembali anakku!” kata sang ibu sambil menangis. Ia masih terus
menangis hingga sepasang matanya jatuh dan tenggelam ke dasar danau dan
menjelma menjadi sepasang mutiara yang indah. Namun air danau menyapunya seolah
ia duduk di atas ayunan dan ia terbawa ombak yang mengayunnya ke seberang. Di
sana berdiri sebuah rumah besar yang aneh. Namun sang ibu tidak dapat
melihatnya karena kedua matanya sudah hilang.
“Di mana aku akan menemukan Maut
yang telah mengambil anakku?” katanya.
“Ia belum datang,” kata seorang
wanita tua yang bertugas merawat rumah besar itu. “Bagaimana kau bisa sampai ke sini? Siapa
yang telah menolongmu?”
“Tuhan menolongku,” kata sang
ibu. “Di mana aku dapat menemukan anakku?”
“Kau tak dapat melihat!” kata
wanita tua itu. Banyak bunga dan tanaman mati malam ini. Maut akan segera
datang dan menanam mereka kembali. “
“Kau tentu tahu, setiap orang
mempunyai pohon atau bunga kehidupan mereka sendiri. Mereka tampak seperti
pohon biasa, namun jantung mereka berdenyut. Begitu juga pohon anakmu. Mungkin
kau ingin tahu mana pohon anakmu, namun apa yang akan kau berikan kepadaku bila
aku memberitahumu?
“Aku tak punya apa-apa lagi,”
kata ibu. “Namun aku mau pergi pergi ke ujung dunia untukmu.”
“Tidak. Mau apa aku di sana?”
kata wanita itu. “Namun kau bisa memberikan rambutmu yang hitam panjang itu
kepadaku. Kau boleh mengambil rambutku yang putih ini.”
Sang ibu memberikan rambutnya
yang hitam dan sebagai gantinya ia mengambil rambut putih wanita tua itu.
Wanita tua itu mengajak sang ibu
masuk ke dalam kebun sang Maut. Tanaman bunga dan pohon tumbuh saling melilit
di sana. Tanaman-tanaman itu semua nampak terawat dan disayangi. Semua tanaman
memiiki nama dan di dalam mereka ada nyawa manusia yang masih hidup.
Ibu yang sedih itu mendekati
semua tanaman yang terkecil dan mendengarkan detak jantung mereka. Di antara
jutaan tanaman di sana dia dapat mengenali detak jantung anaknys.
“Ini dia!” jeritnya sambil
menjulurkan tangannya kepada tanaman kecil berbunga biru yang sudah mulai layu.
“Jangan sentuh bunga itu!” kata
wanita tua. “Kau tetaplah di situ. Dan bila Maut datang tak lama lagi, jangan
biarkan ia mencabutnya. Ancam dia, katakan kau akan mencabut tanaman lain. Ia
pasti takut karena ia bertanggung jawab kepada Tuhan dan tak seorang pun boleh
mencabut tanaman sebelum ia memberi ijin.”
Tiba-tiba hawa dingin memasuki
kebun itu dan ibu yang buta itu dapat merasakan bahwa Maut sudah datang.
“Bagaimana kau bisa sampai di
sini?” tanyanya. “Bagaimana kau bisa lebih cepat dari aku?”
“Aku seorang ibu,” jawabnya.
“Aku hanya menjalankan perintah
Tuhan,” kata Maut. “Aku tukang kebun Nya, aku mengambil semua pohon dan tanaman
dan menanamnya kembali di taman Surga. Namun aku tak dapat mengatakan kepadamu
bagaimana keadaan di sana.”
“Kembalikan anakku!” ratap ibu.
Ia memegang dua tanaman bunga yang cantik di dekatnya dengan kedua tangannya.
“Aku akan merusak semua tanamanmu karena aku putus asa.”
“Jangan sentuh!” kata Maut. “Kau
mengatakan bahwa kau sangat sedih dan sekarang kau akan membuat ibu lain sama
sedihnya denganmu.”
“Ibu lain?” kata wanita malang
itu dan langsung melepaskan pegangannya pada kedua tanaman itu.
“Ambillah matamu ini,” kata Maut.
Aku mengambilnya di dasar danau. Mata ini bersinar begitu terang dan aku tahu
ini milikmu. Ambillah kembali, mata ini sekarang lebih terang dari sebelumnya.”
“Aku akan memberitahumu nama
kedua bunga yang tadi hampir kaucabut dan kau akan melihat masa depan mereka,
keberadaan mereka sebagai manusia. Lihatlah apa yang hampir kauhancurkan.”
Sang ibu melihat ke dalam sumur
dan begitu bahagia melihat salah satunya membawa berkat bagi dunia dan betapa
banyak kebahagiaan yang terasa di mana-mana. Kemudian ia melihat kehidupan yang
satu lagi, penuh kesedihan, ketakutan dan kehancuran.
“Keduanya adalah kehendak Tuhan,”
kata Maut.
“Yang mana bunga yang malang dan
yang bahagia itu?”
“Aku tidak dapat mengatakannya
kepadamu.” kata Maut. “Namun salah satunya adalah bunga anakmu. Kau telah
melihat masa depan anakmu sendiri”
Sang ibu menjerit ketakutan.
“Mana di antaranya anakku? Katakan! Selamatkan anakku dari kesengsaraan.
Bawalah ia ke surga! Lupakan air mataku! Lupakan doaku dan apa yang telah
kulakukan!”
“Aku tak mengerti,” kata Maut
“Kau mau mengambil anakmu atau biarkan aku membawanya ke sana, ke tempat yang
tidak kau ketahui?”
Sang ibu memilin-milin tangannya,
jatuh berlutut dan berdoa, “Jangan dengarkan ketika aku berdoa melawan
kehendakMu. KehendakMu lah yang tebaik. Jangan dengarkan aku!”
Ia membungkukkan kepalanya ke
pangkuan dan maut mengambil anaknya dan pergi ke tempat yang tak seorang pun
tahu.
Seorang ibu pasti menginginkan yang terbaik
bagi anaknya.
Gambar: http://spiritoftheages.com/The%20Story%20of%20a%20Mother%20(Kay%20Nielsen)%20(detail)%20(300).jpg
Permainan Angka Sudoku 10
Isi
kotak-kotak dengan angka 1 sampai 4. Tiap baris dan kolom dan setiap kotak
kecil harus diisi angka 1 sampai 4, tidak boleh diulang dan tidak boleh
ketinggalan.
Penjumlahan Ini Salah! (Teka-Teki Matematika)
5+5+5 = 550
Penjumlahan di atas ini salah.
Coba betulkan, hanya dengan membuat satu garis lurus!
Jawaban: http://resourceful-parenting.blogspot.com/2012/08/jawaban-penjumlahan-ini-salah-teka-teki.html
Jawaban: http://resourceful-parenting.blogspot.com/2012/08/jawaban-penjumlahan-ini-salah-teka-teki.html
Gambar Apa? 3
Ada gambar hewan yang tersembunyi dalam gambar ini.
Warnai gambar sesuai petunjuk di bawah, agar gambar hewan itu muncul.
Sumber: http://www.games-sun.com/files/file/bull_coloring_by_numbers_pictures_for_kids_girls_boys_children8.jpg
Jawaban Berapa Garisnya? (Teka-Teki Matematika)
Dalam sebuah akuarium terdapat 34 ekor ikan macan
(tiger fish). Tiap ikan jantan memiliki 87 garis di tubuhnya sementara ikan
betina memiliki 29 garis.
Bila dua pertiga ikan jantan dipindahkan, berapa jumlah
garis dari ikan yang masih ada di akuarium itu?
Jawaban: 986 garis
Penjelasan:
29 adalah sepertiga
dari 87
Setelah dua pertiga
ikan jantan dipindahkan, maka jumlah garisnya adalah 34 x 27 = 896
Contoh 1.
Jumlah ikan semula
adalah 30 jantan dan 4 betina
Setelah dua pertiga
ikan jantan dipindahkan, jumlah garisnya adalah
10 X 87 = 870
4 x 29
= 126 +
986
Contoh 2.
Jumlah ikan semula
adalah 18 jantan dan 16 betina
Setelah dua pertiga
ikan jantan dipindahkan, jumlah garisnya adalah
6 X 87 = 522
16 x
29 = 464 +
986
Cobalah
dengan contoh yang lain, maka jawabannya tetap sama
Gambar: https://encrypted-tbn2.google.com/images?q=tbn:ANd9GcQgk6m91ElLR1iBnJEid8hKgbIR6QE8782l_38zHQtAXoRAZKVa6Bm7ug
Belajar Tentang Emosi
Di bawah ini ada gambar wajah yang menggambarkan emosi. Cocokkan dengan nama emosi di sebelah kanan.
Kemudian ceritakan kapan kamu mengalami emosi itu.
Misalnya: Saya senang karena ....
Saya terkejut karena....
Di Mana Ya?
Gambar ini dari dongeng Puteri dan Sebutir Kacang Polong.
Dalam gambar ada benda-benda yang tersembunyi.
Dapatkah kamu menemukan benda-benda ini:
kacang polong
apel
pensil
bunga mawar
sarang burung
sendok
mangkuk
siput
kunci
sarung tangan
potongan semangka
cincin
ular
buku
Dongeng Puteri dan Kacang Polong dapat kamu baca di sini http://resourceful-parenting.blogspot.com/2012/03/puteri-dan-sebutir-kacang-polong-hans.html
Kisah Tukang Batu dan Roh Gunung (Cerita Rakyat Jepang)
Dahulu kala hiduplah seorang
tukang batu. Tiap hari ia pergi ke gunung dan memotong batu besar yang ada di
sana. Ia sangat trampil. Ia tahu jenis batu yang dibutuhkan untuk berbagai keperluan.
Karena hasil karyanya bagus, ia memiliki banyak pelanggan yang memesan berbagai
peralatan dari batu.
Tukang batu itu hidup
bahagia dan berkecukupan. Ia tak pernah menginginkan melebihi yang yang telah dimilikinya.
Di gunung itu tinggal roh
yang kadang-kadang terlihat oleh orang-orang. Ia sering membantu orang menjadi
kaya dan makmur. Tukang batu tidak pernah melihat roh itu dan tidak mempercayai
cerita orang-orang tentang roh itu.
Pada suatu hari tukang batu
mengantarkan pesanan ke rumah seorang kaya. Di dalam rumah orang kaya itu ia
melihat banyak barang yang indah dan mewah yang tak pernah diimpikannya. Ketika
pada suatu hari ia merasa lelah bekerja dan pekerjaannya dirasakannya kian
berat, ia berkata pada dirinya sendiri, “Seandainya aku kaya raya, tempat
tidurku empuk dan berlapis kain sutera, betapa bahagianya aku!”
Sebuah suara menjawab, “Keinginanmu
dikabulkan, sekarang kau kaya raya!”
Tukang batu itu memandang ke
sekelilingnya dan tidak melihat orang lain.
“Ah, cuma bayanganku saja,”
katanya dalam hati.
Ia pun membenahi
peralatannya dan pulang. Ketika tiba di rumah kecilnya, ia sangat terkejut
karena rumahnya telah berubah menjadi gedung yang mewah, dengan perabotan yang
sangat indah, terutama tempat tidur indah seperti yang diimpikannya. Ia sangat
bahagia dan segera melupakan kehidupan lamanya.
Musim panas tiba. Matahari
bersinar terik setiap hari. Pada suatu siang tukang batu merasa kepanasan, maka
ia pun keluar rumah dan melihat-lihat jalan di depan rumahnya. Sebuah kereta
mewah lewat, ditarik oleh para pelayan berpakaian seragam. Di dalam kereta itu
duduk seorang pangeran, seorang pelayan membawa payung keemasan untuk
melindungi pangeran dari terik matahari.
Tukang batu memandangi
kereta hingga lenyap di kelokan jalan.
“Oh,” katanya dalam hati. “Andai
saja aku seorang pangeran, naik kereta dan dipayungi dengan payung emas,
langkap bahagianya!”
Tiba-tiba ia menjadi
pangeran. Ia dikelilingi pelayan yang mengiringi keretanya dan memayunginya
serta melayaninya. Namun ia kemudian menyadari, walaupun dilindungi payung,
kulitnya makin hari makin cokelat hingga ia berteriak, “Matahari lebih lebat
dariku, aku mau jadi matahari saja!”
Sekali lagi keinginannya
terpenuhi, pangeran berubah menjadi matahari. Ia sangat bangga. Ia sekuat
tenaga menyorotkan sinar ke bumi hingga rumput layu dan wajah orang-orang
menjadi cokelat. Namun ia menjadi bosan dengan kekuatannya sendiri. Apalagi
ketika awan menutupi wajahnya dan menghalangi sinarnya ke bumi. “Jadi awan itu
lebih hebat dariku? Aku ingin jadi awan!”
Ia menangkap sinar matahari sehingga
tidak dapat mencapai bumi. Rumput dan tumbuhan menjadi hijau dan segar. Ia mencurahkan
hujan terus menerus hingga sungai meluap. Sawah-sawah tergenang dan tanaman
padi terendam air. Namun ada satu yang tidak bergeming, yaitu batu besar di
gunung.
“Oh,“ kata awan, “jadi batu
itu lebih kuat dariku? Mengapa aku tidak menjadi batu saja?”
Tiba-tiba awan itu jatuh ke
tanah dan berubah menjadi batu gunung yang besar. Ia sangat senang dan bangga.
Sekarang ia yang paling hebat! Pada suatu hari ia mendengar bunyi ketukan
berulang-ulang dan merasa kakinya tergelitik. Dilihatnya seorang tukang batu
menancapkan pahat di kakinya dan mengetuk pahat itu dengan palu. Ia ketakutan
melihat sebongkah batu besar jatuh dari kakinya.
“Aduh, lama-lama tubuhku
habis! Manusia ternyata lebih hebat dariku. Seandainya aku menjadi
manusia.”
Seperti sebelumnya, roh
gunung itu menjawab, “Keinginanmu dikabulkan. Jadilah kau manusia!”
Jadilah ia menjadi
manusia kembali, menjadi tukang batu.
Tempat tidurnya keras dan ia hanya memiliki makanan secukupnya, namun ia
sudah puas. Tak pernah lagi ia menginginkan lebih dari yang dimilikinya atau
menjadi sesuatu atau seseorang yang bukan dirinya. Ia bahagia dan tak pernah
mendengar suara roh gunung lagi.
Gambar: http://img.ehowcdn.com/article-new/ehow/images/a06/vc/34/cut-small-rocks-lapidary-equipment-800x800.jpg
Mengapa Memotong Bawang Merah Membuat Kita Menangis?
Bawang merah mengandung gas belerang. Pada saat bawang dipotong gas itu
terlepas ke udara dan menganggu hidung dan mata kita sehingga mata berair
seolah-olah kita menangis. Sebenarnya mata kita bereaksi terhadap gas belerang yaitu
menyingkirkan gas yang mengganggu itu dengan mengeluarkan air mata.
Tiap orang memiliki reaksi yang berbeda terhadap bawang merah. Ada beberapa
cara yang diyakini dapat mengurangi tangisan bawang merah, misalnya dengan
menyimpan bawang merah dalam lemari pendingin atau merendamnya dalam air
sebelum dipotong. Ada cara yang lebih
sederhana, yaitu sedikit membuka mulut kita pada saat memotong bawang merah.
Gambar: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguvALWO8FAk0glcPjeIMJmNzZ0tZxgpGNdFL_EddVv4UTPswkkj6LwtbH0NaGugG7700qAmur8MOoohkI5Z5IUa75QbNsDrA08x0n94e6XYWxByP_UJeyED29ssvau6Uf9-es0JVYCDqJC/s1600/Why-Do-Onion-Make-you-Cry-Scientific-Explanation.png
Jawaban Ada Berapa Segiempat?
Ada berapa segi empat dalam gambar di atas?
Ingat, bujursangkar juga merupakan segi empat.
Yuk, hitung, jangan ada yang ketinggalan ya!
Jawaban:
Jawaban Pesta Capung
Seekor kelelawar makan 1050 capung dalam empat malam berturut-turut. Tiap malam ia makan 25 capung lebih banyak dari malam sebelumnya. Berapa capung yang ia makan pada malam pertama, kedua, ketiga dan keempat?
Jawaban:
Malam pertama kelelawar makan x capung,
malam kedua x +25, malam ketiga x + 25 + 25 dan malam keempat x + 25 +25
Malam
1 = x
Malam
2 = x + 25
Malam 3 = x + 25 + 25
Malam
4 = x +25 + 25 + 25 +
1050 = 4x +
150
900
= 4 x
X = 225
Kelelawar makan capung sebanyak:
Malam 1 = x = 225
Malam 2 = x + 25 = 250
Malam 3 = x +25
+ 25 = 275
Malam 4 = x +25
+ 25 + 25 = 300
Gambar: http://www.artybuzz.com/images/members/artwork/watermarked/1626-artwork-13.jpg
Berapa garisnya? (Teka-Teki Matematika)
Dalam sebuah akuarium terdapat 34 ekor ikan macan
(tiger fish). Tiap ikan jantan memiliki 87 garis di tubuhnya sementara ikan
betina memiliki 29 garis.
Bila dua pertiga ikan jantan dipindahkan, berapa jumlah
garis dari ikan yang masih ada di akuarium itu?
Gambar: https://encrypted-tbn3.google.com/images?q=tbn:ANd9GcQDWmd7Te0NN0qBZWTwKvN-nn0oHGZtZ4qZhrpppcTWUTYlx7qko3I-UEuJ
Oh, Aku Tahu Sekarang...
Seorang gadis kecil memperhatikan ibunya mencuci piring. Untuk pertama kalinya ia melihat beberapa lembar uban di antara rambut ibunya.
“Bu,” katanya, “Kok
rambut ibu ada yang putih?”
“Iya, nak.”
Si ibu ingin memanfaatkan kejadian itu dan berkata, “Tahu
ga, tiap kali kamu berbuat nakal, ibu jadi sedih... dan satu rambut ibu berubah
jadi putih. “
Gadis kecil itu berpikir sejenak, lalu berkata, “Sekarang
aku tahu kenapa rambut nenek putih semua.”
Gambar: http://school.discoveryeducation.com/clipart/images/i-know.gif
Gambar: http://school.discoveryeducation.com/clipart/images/i-know.gif
Suatu Tempat di Sebuah Kota
Di bawah ini adalah nama-nama tempat umum yang biasanya
ada di sebuah kota. Nama-nama itu tidak lengkap. Bisakah kamu melengkapinya?
k _n_or p_s
p_sa_
_um_h s_ki_
m_s_id
t_ma_
_ek_l_h
b__k
ge_e_a
_up_rm_rk_t
k_nt_r _ol_si
Kebiasaan Buruk Orang Tua
Sebagai orang tua, kita ingin anak
mematuhi kita. Kita ingin anak kita disiplin. Kita ingin mengubah anak kita. Kita
ingin memiliki hubungan yang baik dengan anak-anak. Sayangnya, kita sering
mengambil langkah-langkah yang salah yang bahkan lambat laun akan membentuk
kebiasaan buruk orang tua.
Kebiasaan itu adalah:
1. Mengkritik
2.
Menyalahkan
3.
Mengeluh
4.
Cerewet
5.
Mengancam
6.
Menghukum
7. Memberi hadiah agar dapat mengendalikan anak
Bagaimana menghindari kebiasaan buruk
yang dapat menjauhkan anak dari kita?
Sedikit tips untuk refleksi, cobalah
jawab pertanyaan berikut ini
1. Bagaimana perasaan anda bila seseorang mengkritik
anda?
2.
Bagaimana perasaan anda bila seseorang
menyalahkan anda?
3.
Bagaimana perasaan anda bila seseorang
mengeluh kepada anda?
4.
Bagaimana perasaan anda bila seseorang
bersikap bawel dan cerewet kepada anda?
5.
Bagaimana perasaan anda bila seseorang
mengancam untuk melakukan sesuatu yang buruk anda?
6.
Bagaimana perasaan anda bila seseorang
menghukum anda?
7. Bagaimana perasaan anda bila seseorang memberikan
sesuatu anda dan sebagai balasannya
anda terpaksa harus memberikan atau
melakukan sesuatu?
Tujuh kebiasaan buruk ini merusak
hubungan kita dengan orang lain, baik dengan anak-anak, pasangan maupun teman,
keluarga. Mungkin anda akan mendapatkan hasil yang anda inginkan pada saat itu,
namun lambat laun bisa jadi anak akan menjauhi anda. Gunakan hal-hal yang
positif untuk memperbaiki hubungan anda dan keluarga dan orang lain di sekitar
anda.
Membuat Kartun Ayam
Membuat kartun ayam tidak sulit, lho!
Yuk kita ikutin langkah-langkah di bawah ini. Kamu pasti bisa!
Sumber: http://www.how-to-draw-cartoons-online.com/cartoon-chicken.html
Mengapa Berbuka Puasa dengan Kolak?
Pada bulan Ramadhan para pedagang aneka buka puasa
menjamur di setiap sudut kota. Makanan buka puasa yang paling populer tentu
saja kolak, dari kolak pisang kolang-kaling, singkong, ubi, biji salak, pacar
cina, sagu rangi dan sebagainya.
Mengapa berbuka puasa identik dengan menyantap kolak?
Ternyata bukan hanya karena kolak hidangan manis yang dianjurkan untuk berbuka
puasa, lho.
Pada awal penyebaran agama Islam di pulau jawa, digunakan
cara-cara yang sederhana untuk menyebarkan agama yang menarik dan mudah
dipahami masyarakat. Misalnya dengan kolak ini. Kolak sebenarnya berasal dari
kata Khalik yang berarti sang pencipta. Makan kolak pada saat berbuka puasa
memberikan arti mendekatkan diri kapada sang pencipta.
Kolak mudah dibuat dan bahan-bahannya mudah didapatkan dan
bukan tanpa arti. Pisang yang paling umum digunakan sebagai bahan kolak adalah
pisang kepok (kapok) artinya harus kapok atau tobat dan meninggalkan kehidupan
buruk yang selama ini dijalani. Sedangkan ubi yang disebut telo pendem (ketela
yang terpendam) artinya mengubur kesalahan yang pernah kita perbuat.
Mari mendekatkan diri kepada sang Khalik dan meninggalkan
kehidupan lama. Selamat menunaikan ibadah Puasa.
Gambar: http://cdn.indochinekitchen.com/wp-content/uploads/2008/12/dsc_04351.jpg
Kisah Cinde Laras (Cerita Rakyat dari Jawa Timur)
Dahulu kala ada
sebuah kerajaan bernama Kediri di Jawa Timur. Kerajaan itu dipimpin oleh raja
bernama Raden Putra. Raden Putra kaya raya dan berkuasa. Kegemarannya menyabung
ayam.
Raden Putra
memiliki permaisuri dan beberapa orang selir. Seorang selirnya ingin merebut
kedudukan permaisuri. Ia memfitnah permaisuri dan mengatakan bahwa permaisuri
menaruh racun pada makanan raja. Sang raja murka. Tanpa berpikir panjang dan
memeriksa kebenaran berita itu, ia memerintahkan prajurit untuk membawa
permaisuri ke hutan dan membunuhnya.
Para prajurit
membawa permaisuri ke hutan, namun mereka tidak sampai hati membunuh permaisuri
yang baik hati dan bijaksana. Apalagi ia sudah mengandung. Mereka dengan berat
hati meninggalkan permaisuri di hutan. Mereka menangkap seekor rusa dan membawa
jantungnya kepada raja sebagai bukti bahwa mereka telah membunuh permaisuri.
Beberapa bulan
kemudian permaisuri melahirkan seorang bayi laki-laki yang tampan dan sehat.
Bayi itu diberi nama Cinde Laras.
Cinde Laras
tumbuh menjadi anak yang kuat dan cerdas. Ia suka bermain di hutan. Pada suatu
hari ia menemukan sebutir telur ayam. Cinde Laras membawa telur itu pulang dan
merawatnya hingga menetaskan seekor anak ayam jantan. Anak ayam itu dengan
cepat tumbuh menjadi besar.
Seperti ayahnya, Cindelaras suka menyabung ayam. Ia pergi ke desa-desa
tetangga untuk menyabung ayam. Ayam jagonya sangat kuat dan selalu menang
melawan ayam-ayam jago lain. Cindelaras menjadi terkenal. Semua orang mendengar
cerita tentang anak laki-laki itu dan ayam jagonya.
Sang raja juga
mendengar berita tentang ayam jago yang tak terkalajkan dan pemiliknya yang
masih bocah. Raja mengundang Cinde Laras ke istana untuk melihat ayam jago
terkenal itu bertarung.
Ketika Cinde
Laras datang di istana, raja terkesiap. “Katanya anak ini tinggal di
hutan, namun tindak tanduknya seperti anak bangsawan,” pikirnya.
Raja mengajak
Cinde Laras mengadu ayam. Cinde Laras mengajukan syarat, bila ia memenangkan
pertandingan itu, raja harus merelakan setengah kerajaan untuk diberikan
kepadanya. Raja langsung setuju. Ayam-ayam jagonya semua ayam pilihan dan
dirawat dengan sangat baik. Tak mungkin ayam jago Cinde Laras bisa menang.
Raja memilih
ayamnya yang terbaik untuk melawan ayam Cinde Laras, namun dengan mudah
dikalahkan. Semua orang terkejut. Mereka lebih heran lagi ketika ayam Cinde
Laras berkokok.
Bunyinya,
“Kukuruuyuuuk...! Akulah ayam jago Cindelaras, yang hidup di hutan, tapi ia
anak Raden Putra!”
Ayam itu
berkokok lantang berulang-ulang. Raja sangat terkejut. Ia kemudian memanggil
Cindelaras mendekat.
"Siapa namamu? Di mana rumahmu?” tanya raja.
“Nama saya
Cinde Laras, yang mulia. Saya tinggal bersama ibu di hutan"
“Siapa nama
ibumu?”
Cinde Laras
menyebutkan nama ibunya dan raja terperanjat.
"Apakah
benar ia anakku?" tanyanya dalam hati.
Raja
memerintahkan prajurit untuk mengawalnya dan Cinde Laras ke rumahnya di hutan.
Di sana raja
melihat seorang wanita dan langsung mengenalinya sebagai permaisuri yang dulu
hendak dibunuhnya. Permaisuri menceritakan bahwa ia difitnah dan ia melahirkan
Cinde Laras.
Raja sangat
menyesal karena ia dulu terburu nafsu. Ia mengajak permaisuri dan Cinde Laras
kembali ke istana.
Raja
mengukuhkan kembali kedudukan permaisuri dan menghukum selir yang jahat itu.
Setelah raja meninggal, Cinde Laras menggantikannya menjadi raja. Ia memerintah
dengan adil dan bijaksana.
Gambar: http://elzhito.files.wordpress.com/2012/02/cindelaras.jpg
Langganan:
Postingan (Atom)