Kecerdasan Majemuk


Pernah mendengar kalimat seperti ini: "Anak Anda pintar sekali, pasti IQ-nya tinggi."

Dulu, kecerdasan seseorang memang  dikaitkan atau diukur dengan Intelligence Quotion (IQ). Anak yang IQ-nya tinggi dianggap cerdas, bahkan yang IQ-nya di atas 140 seperti Albert Einstein disebut genius. Sebaliknya IQ rendah juga dihubungkan dengan ketidak-cerdasan atau bodoh.

Sebenarnya, kecerdasan seseorang tidak dapat diukur dengan satu tolok ukur saja seperti IQ.  Bahkan hasil tes IQ sangat terpengaruh dengan kondisi pada saat seseorang menjalani tes. Tempat tes yang kurang nyaman, kondisi fisik yang kurang baik juga ikut mempengaruhi hasil tes IQ.

Dalam bukunya Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences (1983), Howard Gardner mengemukakan teori Kecerdasan Majemuk. yang meliputi beberapa jenis kecerdasan 

Setiap orang memiliki bidang-bidang kecerdasan yang menonjol, di lain pihak, kecerdasan lain kurang berkembang. 

Kecerdasan majemuk secara garis besar terdiri dari 9 jenis kecerdasan:

Kecerdasan Bahasa
Kemampuan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan diri. Berhubungan kemampuan mengolah bahasa dan kata-kata, di antaranya berbicara, menulis puisi, dsb

Kecerdasan Logika - Matematika
Kemampuan memahami penalaran dan logika, hubungan sebab akibat, kemampuan mengenali pola, mengolah angka.

Kecerdasan Visual - Spatial
Kemampuan yang berhubungan dengan penglihatan, seperti gambar, diagram, peta, karya seni, dan kemampuan menciptakan gambar mental

Kecerdasan Musik
kemampuan mengenali nada dan musik, memainkan alat musik, mengarang lagu

Kecerdasan Fisik
Kemampuan menggunakan seluruh tubuh untuk memecahkan masalah, membuat atau menghasilkan sesuatu dan tentu saja olah tubuh seperti sport, menari, dsb

Kecerdasan Alam
Kecerdasan alam banyak berhubungan dengan alam, flora dan fauna, misalnya mampu mengenali jenis hewan dan tumbuhan lebih dari orang lain, kegemaran mengamati alam, mengkoleksi benda-benda alam seperti batu-batuan dan tumbuhan, memelihara hewan

Kecerdasan Intrapersonal
Kemampuan mengenali diri sendiri, siapa diri kita, apa yang dapat kita lakukan, apa yang ingin kita lakukan, nilai-nilai hidup yang kita yakini, dsb

Kecerdasan Interpersonal
Kemampuan memahami orang lain. 

Kecerdasan Spiritual
Kemampuan memahami pertanyaan tentang kehidupan dan pengalaman spiritual

Perlu diingat:
1.      Semua orang memiliki semua jenis kecerdasan majemuk
2.   Setiap orang dapat mengembangkan setiap kecerdasan sampai   
      tingkat tertentu  
3.   Semua kecerdasan  saling berhubungan dan bekerja sama 
4.   Seseorang memiliki beberapa jenis kecerdasan yang menonjol,
      sementara beberapa kecerdasan lain kurang berkembang 
5.   Setiap jenis kecerdasan dapat terus ditingkatkan dengan     
      melatihnya. Misalnya, seseorang  memiliki kecerdasan logika 
      matematika yang tinggi namun karena tidak pernah dilatih, 
      kecerdasan itu kurang berkembang 

Setiap anak, dan orang dewasa,  memiliki beberapa kecerdasan yang menonjol, kecerdasan itu perlu terus dikembangkan. Otak manusia bersifat plastis (Plastisitas otak), artinya mudah dibentuk. Kita memiliki kesempatan seumur hidup karena otak kita tidak pernah berhenti berkembang. Apa yang kita alami dan pelajari mengubah struktur otak kita. Dengan memilih aktivitas yang sesuai, kita dapat meningkatkan kecerdasan kita lebih baik lagi. (RPI 2014)

Sumber: http://www.pbs.org/wnet/gperf/education/ed_mi_overview.html




Tidak ada komentar:

Posting Komentar