Pangeran Monyet Yang Bijaksana

Dahulu kala ada sebuah kerajaan monyet di pegunungan Himalaya. Raja monyet takut, suatu hari nanti salah satu anak laki-lakinya akan mengantikannya sebagai raja. Ia mempunyai beberapa isteri. Tiap isterinya melahirkan anak laki-laki, raja monyet menggigit sang bayi sehingga menjadi cacat dan lemah. Dengan demikian anak monyet itu tidak dapat merebut kerajaan darinya.

Salah satu isteri raja mengandung. Ia ingin melindungi anaknya dari perbuatan jahat sang raja. Ia melarikan diri ke hutan yang jauh dari kerajaan itu. Tak lama kemudian, ia melahirkan anak laki-laki. Anak laki-laki itu tumbuh menjadi monyet muda yang rupawan dan kuat. 

Pada suatu hari, monyet muda bertanya kepada ibunya, "Ibu, di mana ayahku?"
"Ayahmu adalah raja di kerajaan monyet di Himalaya. Tempat itu sangat jauh dari sini."
"Jadi aku anak raja, bu?"
"Benar nak, kau pangeran monyet."
"Mengapa tinggal di sini, bu?"

Sang ibu dengan sedih menceritakan raja monyet yang selalu mencelakakan anak-anak laki-lakinya sendiri agar tidak bisa merebut kerajaan.

Monyet muda itu ingin menemui ayahnya. Ketika ibunya tidak mau membawanya ke istana, monyet muda itu mengatakan bahwa ibunya tidak perlu takut.

Akhirnya mereka pergi menemui sang raja. Raja langsung mengenali anaknya dan ingin membunuhnya. Ia berpura-pura memeluk pangeran monyet, padahal ia sengaja memeluk monyet muda itu kuat-kuat agar tidak bisa bernapas dan mati. Tapi usahanya tidak berhasil. Pangeran monyet dapat menghindar dari bahaya.

Raja berpikir keras agar ia dapat menyingkirkan anaknya. Ia teringat sebuah kolam di dekat kerajaannya. Kolam itu dihuni setan air yang akan membunuh semua orang yang masuk ke kolamnya. 

Raja memanggil pangeran. "Anakku, sudah waktunya aku menyerahkan kerajaan ini kepada orang yang lebih muda. Aku memutuskan untuk menyerahkannya kepadamu. Sekarang pergilah ke kolam di sebelah timur kerajaan ini, kumpulkan bunga teratai di sana untuk penobatanmu besok."

Pangeran pun berangkat ke kolam yang ditunjukkan ayahnya. Kolam itu dipenuni bunga teratai indah beraneka warna. Tapi kolam itu terlihat sepi, tidak ada satu pun orang atau hewan di dekatnya. Ia memperhatikan di sekitar kolam, ada banyak jejak kaki hewan dan orang. Semua jejak mengarah ke kolam, tapi tidak ada jejak yang meninggalkan kolam itu. Tahulah dia bahwa ada sesuatu yang berbahaya di dalam kolam itu dan ayahnya ingin mencelakakannya.

Pangeran melihat ada bagian kolam yang tidak terlalu lebar. Ia melompat menyeberangi kolam sambil memetik bunga teratai. Ia kemudian melompat kembali sambil memerik bunga lagi. Setelah melompat bolak balik berkali-kali ia mengumpulkan banyak bunga teratai tanpa harus masuk ke kolam.


Setan air diam-diam memperhatikan dari dasar kolam. Kemudian ia muncul ke permukaan dan menyambut pangeran monyet. "Tuanku raja monyet, Belum pernah aku melihat manusia atau hewan seperti dirimu.
Kau memiliki kekuatan yang membuatmu tak terkalahkan. Kau tangkas, berani dan bijaksana."

"Tuanku, mengapa kau mengumpulkan bunga-bunga itu?"

"Ayahku akan menobatkanku sebagai raja di kerajaannya. Ia memintaku mengumpulkan bunga untuk upacara penobatan."

"Kau terlalu mulia untuk membawa bunga-bunga ini. Ijinkan aku membawakannya."

Raja monyet melihat pangeran kembali, setan air mengikutinya membawa bunga teratai. "Aku menyuruhnya pergi mengumpulkan bunga agar setan air membunuhnya. Ternyata ia dapat mengalahkan setan air."

Raja monyet ketakutan. Tiba-tiba ia tidak dapat bernapas. Ia terjatuh dan mati.

Rakyat monyet tidak suka kepada raja mereka yang jahat dan kejam. Mereka justru senang rajanya meninggal. Pangeran monyet dinobatkan sebagai raja. Ia memerintah dengan bijaksana


Tidak ada komentar:

Posting Komentar