Kisah Kelinci dan Katak



Semua kelinci di sebuah hutan diundang ke sebuah pertemuan. Para tetua mereka telah memutuskan untuk bertemu untuk membicarakan nasib mereka yang buruk. Mereka punya terlalu banyak musuh. Manusia, anjing, hewan buas dan burung pemangsa semua memburu mereka untuk dimakan, dan mereka tidak punya senjata untuk membela diri. Mereka tidak punya rahang penuh gigi yang tajam seperti anjing dan serigala. Mereka juga tidak memiliki cakar dengan kuku tajam, atau duri di punggung seperti landak yang menghalangi pemangsa. Para kelinci putus asa dan tidak tahan lagi selalu diburu. Satu-satunya jalan keluar menurut mereka adalah melakukan bunuh diri masal. Di dekat hutan itu ada sebuah kolam yang dalam, mereka akan melompat bersama-sama ke dalamnya dan tenggelam, mengakhiri penderitaan mereka.


Sekelompok besar katak tinggal di kolam itu, beberapa dari mereka berjemur di tepi kolam, ketika rombongan kelinci bergegas ke kolam dengan suara gemuruh. Terkejut dan ketakutan, para katak berkoak-koak dan melompat ke dalam air dan bersembunyi. Salah satu kelinci yang tua dan bijaksana, yang memimpin rombongan kelinci melihat katak-katak itu lari, berhenti. Ia mengangkat kaki depannya ke udara, ‘Teman-teman!” teriaknya “Berhenti!” mari kita pikirkan lagi. Yang terjadi tidak seburuk yang kita kira.  Makhluk-makhluk ini takut kepada kita, jadi kita bukan yang terendah.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar