Kisah Kilat dan Petir


Dahulu kala,   Kilat dan Petir  tinggal di bumi, di antara orang-orang  lain, tapi  raja memerintahkan mereka tinggal di bagian kota yang paling jauh,  sejauh mungkin dari rumah-rumah orang lain.

Kilat, sang domba tua, dan Petir adalah puteranya, seekor domba jantan. Setiap saat domba jantan itu marah, ia biasanya mendatangi rumah-rumah dan membakarnya. Ia juga merobohkan pohon-pohon. Ia bahkan merusak ladang-ladang dan kadang-kadang mencelakakan orang. Bila Petir melakukan hal-hal buruk ini, ibunya akan memanggilnya dengan suara yang sangat keras untuk menghentikan perbuatannya, tetapi Petir sering tidak mempedulikan ibunya bila ia sangat marah. Orang-orang mengadu kepada raja.

Maka raja memerintahkan agar ibu dan anak itu meninggalkan kota dan tinggal di sebuah semak yang jauh. Tapi ketika marah Petir tetap membakar hutan, dan kadang-kadang nyala apinya menjalar ke ladang-ladang dan menghancurkannya.


Orang-orang mengadu lagi kepada raja. Raja mengusir Kilat dan Petir dari bumi. Mereka harus tinggal  di langit di mana mereka tidak menimbulkan banyak kerusakan. Sejak itu, bila Petir marah, dan ia melakukan pengrusakan seperti biasa, terdengar suara ibunya menyuruhnya berhenti. Tapi kadang-kadang sang ibu pergi agak jauh dari puteranya yang nakal , kita dapat melihat ketika sang putera marah dan melakukan kerusakan, tapi suara ibunya tidak terdengar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar