Bahasa isyarat digunakan untuk para tunarungu dan tunawicara untuk berkomunikasi, karena mereka tidak dapat mendengar dan berbicara. Bahasa isyarat untuk babi juga mempunyai fungsi yang hampir sama, yaitu sarana berkomunikasi antara ayah bunda dengan bayi.
Bahasa isyarat bayi dimaksudkan untuk
membantu bayi “mengatakan” kebutuhan dan keinginannya yang belum bisa
disampaikan secara verbal. Pakar bahasa isyarat percaya bahwa frustrasi dan tantrum dapat dihindari dengan
menjembatani keinginan berkomunikasi dengan kemampuan untuk melakukannya.
Bayi usia 6 bulan dapat mulai dikenalkan
dan mempelajari isyarat dasar seperti haus, susu, air, lapar, mengantuk, mandi,
boneka, main, bola dsb
Joseph Garcia, seorang intepreter dari American Sign Language (ASL), melakukan
penelitian yang menunjukkan bahwa bayi yang dikenalkan dengan bahasa isyarat
pada usia 6 atau 7 bulan dengan teratur dan konsisten dapat mulai menggunakan
bahasa isyarat dengan efektif pada usia 8 atau 9 bulan.
Kemampuan menggunakan bahasa isyarat
dasar terbukti membantu meningkatkan komunikasi. Ke depannya, hal itu juga
mendukung bayi dalam mendapatkan bentuk komunikasi verbal dan tertulis.
Bayi yang mempelajari bahasa isyarat
juga mendapat manfaat psikologis seperti meningkatkan percaya diri dan harga
diri. Perasaan marah karena tidak berkomunikasi juga dapat dikurangi. Orang tua
juga merasakan manfaat karena berkomunikasi dengan dengan bahasa isyarat
meningkatkan kelekatan dengan bayi.
Ada mitos bahwa belajar bahasa isyarat
dapat menghambat bicara. Itu tidak benar. Bahasa isyarat justeru membantu
perkembangan kemampuan bicara. Kebanyakan bayi yang menggunakan bahasa isyarat mulai
bicara lebih cepat daripada teman sebayanya yang tidak mengenal bahasa isyarat.
Psikolog
Dr. Gwyneth Doherty-Sneddon dari the University of Stirling, Inggris, menulis,
Komunikasi adalah jantung dari perkembangan anak, baik kognitif, sosial,
emosional, maupun perilaku. Bahasa isyarat meningkatkan kosakata bayi dan
perkembangan mental bayi, mengurangi tantrum
dan meningkatkan relasi orang tua dan anak.”
Bahasa isyarat juga memberi banyak
manfaat untuk orang tua. Sering kali orang tua tidak dapat memahami apa yang diinginkan
anak, dan harus menebak-nebak dan sering tebakan itu salah. Dengan bahasa
isyarat orang tua lebih mudah memahami anak dan dapat melakukan komunikasi 2
arah. Orang tua dapat memahami kepribadian anak dengan lebih baik.
Mengajarkan bahasa isyarat juga fun. Bayi suka bermain dan belajar, dan
terus menggali isyarat-isyarat baru.
Tips
mengajarkan bahasa isyarat kepada bayi
- Mulai mendemonstrasikan bahasa isyarat ketika bayi berusia antara 6 hingga 8 bulan. Pada usia itu bayi mulai bisa melakukan kontak mata selama beberapa detik.
- Mulailah dengan 3 sampai 5 isyarat, dengan melakukan kontak mata dan mengatakan arti isyarat itu dengan jelas. Cobalah isyarat yang berhubungan dengan obyek misalnya “bola”.
- Ulangi isyarat dengan konsisten dalam aktivitas sehari-hari. Ajak orang-orang yang dekat dengan bayi untuk bergabung
- Perhatikan ketika bayi mulai menirukan isyarat, biasanya setelah sekitar 2 bulan dan mulai tambahkan kata-kata baru.
- Bayi mungkin menciptakan isyaratnya sendiri. Gunakan isyarat dari bayi dengan mengulanginya secara konsisten
- Anda tidak perlu menggunakan bahasa isyarat bayi yang resmi. Gunakan isyarat apa saja, selama Anda dan bayi memahaminya dan gunakan dengan konsisten.
- Bayi mungkin awalnya tidak menanggapi isyarat Anda. Bayi berbeda satu sama lain, jadi Anda tidak perlu khawatir dan Terus gunakan isyarat. Kadang-kadang bayi memahami isyarat tapi tidak mau menirukannya
- Anda dapat mencari isyarat untuk bayi di berbagai sumber seperti internet, tapi Anda dapat menggunakan sebagai referensi saja, tidak harus menggunakannya sama persis. Gunakan bahasa isyarat Anda sendiri sebagai tambahan, atau bahkan Anda bisa menyusun kamus bahasa isyarat Anda sendiri. Kuncinya adalah Anda paham, anak paham dan Anda berdua menikmatinya.
Sumber: http://psychcentral.com/lib/teaching-your-baby-sign-language-can-benefit-both-of-you/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar