Stres adalah reaksi tubuh
secara fisik, kimiawi dan emosional
terhadap situasi yang : luar
biasa, membingungkan atau menggairahkan. Walaupun kehidupan anak-anak tampak begitu
sederhana, anak dari segala xciting situation. usia dapat mengalami stres.
Tetapi tidak semua stres berdampak buruk. Stres normatif, yang terjadi pada saat transisi sepanjang masa
perkembangan anak seperti belajar
berjalan, masuk sekolah dan berkenalan dengan teman baru sebetulnya adalah
bentuk produktif dari kecemasan karena membantu anak berkembang dan menjadi
lebih mandiri.
Sebaliknya, stres karena
perubahan hidup biasanya lebih membingungkan dan mengecewakan untuk anak. Kejadian
atau situasi yang dapat memicu stres karena perubahan hidup misalnya;
- Perceraian. Ketika orang tua bertengkar terus menerus atau berpisah, rasa aman anak terancam, anak merasa sendirian dan ketakutan.
- Pindah. Pergi ke rumah, lingkungan, sekolah, kelompok teman yang baru dapat manyebabkan anak merasa tidak aman dan bingung
- Kematian. Kematian anggota keluarga yang dekat, teman, atau hewan kesayangan sering membingungkan dan rasa duka yang ditimbulkannya terasa sangat menyakitkan. Anak mungkin merasa ditinggalkan atau bila anak merasa menjadi sebab kematian itu maka ia akan merasa bersalah. Selain itu, kematian yang terjadi secara acak, misalnya karena kecelakaan mobil dapat menyebabkan anak gelisah dan ketakutan.
- Jadwal yang terlalu padat. Dari kegiotan sekolah ke latihan atletik kemudian les musik tanpa waktu untuk bersantai dapat menyebabkan kecemasan pada anak yang tidak mampu menghadapi jadwal yang terlalu padat.
- Tekanan dari teman sebaya. Anak usia pra sekolah dapat terpengaruh oleh bagaimana cara anak-anak lain berpikir dan bertindak. Tidak ingin berbeda dengan anak-anak lain dapat membuat anak menjadi cemas dan gelisah.
Sumber: parents.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar