Bagaimana Mengatakan “Tidak” Kepada Anak


Latihlah anak-anak anda menerima kekecewaan, penyangkalan dan penolakan.
Kehidupan modern saat ini tidak hanya kompetitif namun juga penuh stress dalam berbagai aspek. Anak-anak harus secara bertahap menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Oleh karena itu orang tua harus melatih anak sesuai dengan keadaan ini. Anak-anak perlu diajarkan menerima kata “Tidak”, bukan hanya dari orang tuanya, namun juga teman, guru, tetangga, bahkan orang yang tidak dikenalnya.

Disiplin berawal dari rumah
Sebagian orang tua cenderung memanjakan anak-anak. Semua yang serba berlebihan mulai dari mainan, games, permen dan coklat, memanjakan anak pada usia dini. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak  yang dibesarkan dalam keluarga kaya cenderung kehilangan kemampuan berimajinasi. Karena mereka mendapatkan segala sesuatu, sulit bagi mereka untuk berusaha mendapatkan sesuatu. Oleh karena itu, orang tua tidak seharusnya memberikan kepada anak-anak lebih dari yang mereka butuhkan. Kebutuhan akan disiplin ini harus ditanamkan oleh orang tua sendiri. Orang tua harus mempersiapkan anak menghadapi saat-saat sulit dalam hidup.

Jangan memenuhi semua permintaan anak
Walaupun orang tua merasa puas bila dapat memenuhi permintaan anak, mereka harus dengan sengaja tidak memenuhi sebagian permintaan anak. Bila semua keinginan anak dipenuhi, anak akan cenderung  mementingkan diri sendiri. Bahkan satu kata “Tidak” dapat membuatnya kehilangan keseimbangan. Anak-anak ini memiliki keinginan yang sering tidak masuk akal. Pada usia remaja atau dewasa mereka tetap tidak dapat menerima kata tidak dan tidak dapat menerima kekecewaan dengan cara yang tepat, mereka mungkin menanggapinya dengan kekerasan atau hal-hal negatif lainnya, atau mengalami depresi akut.

Jangan mendukung perbandingan
Orang tua harus selalu berusaha meredam kecenderungan anak untuk membandingkan barang-barang miliknya dengan milik anak-anak lain. Misalnya, anak meminta dibelikan mainan hanya karena anak tetangga baru saja membelinya. Keinginan seperti ini tidak boleh dituruti atau anak akan terus membandingkan dirinya dengan orang lain. Orang tua harus mengendalikan kecenderungan ini sejak anak masih kecil.

Memenuhi  keinginan anak agar anda tidak terganggu
Agar  tidak terganggu dengan rengekan anak  yang meminta sesuatu, orang tua cenderung memilih menurutinya. Namun selalu memenuhi keinginan anak hanya memiliki pengaruh jangka pendek. Lambat laun Anak-anak cenderung kehilangan rasa hormat kepada orang tuanya. 

Jangan memenuhi keinginan anak karena rasa bersalah.
Sebagian orang tua cenderung menyenangkan anaknya karena merasa bersalah. Misalnya, seorang  ibu bekerja pulang terlambat. Ia tidak sempat membantu anaknya mengerjakan PR. Sang anak minta es krim setelah makan malam. Walaupun ibu tahu bahwa es krim tidak baik untuk kesehatan anak, ia memberikannya karena merasa bersalah. Anak tahu alasannya dan ia akan  cenderung mengulanginya lagi pada saat mereka menghadapi situasi yang serupa. Oleh karena itu, orang tua tidak boleh memenuhi keinginan anak untuk menebus rasa bersalah. Mereka harus berani menghadapi kemarahan anaknya.
Tidak  mudah menolak keinginan anak, namun anda dapat mencoba tips berikut ini:

Katakan tidak dengan tegas.  Anak mungkin marah dan mengamuk bila ia ingin membeli sesuatu dan anda mengatakan tidak. Bila setiap anak mengamuk dan anda menyerah, anak akan terbiasa dengan keadaan bahwa air mata atau rengekan akan membuat anda membeli barang yang diinginkannya.

Jangan berusaha meredakan kemarahan anak dengan membeli barang lain.  Bila anda melakukannya, anak akan menganggap anda akan membelikan sesuatu untuknya setiap kali anda mengajaknya berbelanja.

Jangan mengulang-ulang cerita. Anda tidak perlu menceritakan kepada semua orang bahwa anak anda marah karena anda tidak membelikan mainan yang diinginkannya. Hal ini hanya akan membuat anak memberontak dan ingin melakukan hal yang sama.

Buat daftar keinginan
Buatlah sebuah daftar dan minta anak anda membawanya bila anda ingin mengajaknya berbelanja. Bila ia menginginkan sesuatu, mintalah anak menulisnya pada daftar tersebut. Hal ini akan mengalihkan perhatian anak dan anak merasa memiliki sebuah pegangan.  Biasanya anak justru fokus pada daftar itu dan bukannya benda-benda yang diinginkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar