Anda Bertanya Kami Menjawab - Uang Hilang Dari Dompet


Tanya:
Kakak perempuan saya punya tiga anak remaja. Dalam beberapa bulan terakhir, kakak sering kehilangan uang dari dompet uang belanja. Uang dalam dompet itu bukan uang pecahan besar, karena memang disediakan untuk keperluan sehari-hari. Kakak sudah menanyakan kepada anak-anak satu persatu, tapi tidak ada yang mengaku. Dan tidak ada orang lain yang mungkin mengambil uang d dompet itu. Apa yang harus dilakukan oleh kakak saya? Kakak berpikir untuk menghukum ketiga anaknya agar ada yang mengaku.

Jawab:
Bunda, masalah yang dihadapi kakak Anda bukan uangnya, tapi masalah kepercayaan dan kejujuran. Ini tentu meresahkan kakak Anda sebagai orang tua.
Kejadian ini menunjukkan bahwa anak (atau anak-anak) kakak Anda membutuhkan uang lebih besar dari yang mereka terima.

Menghukum bukan solusi yang tepat, karena kemungkinan besar mereka tetap tidak mengaku, dan anak yang bukan “penjahatnya” akan merasa sakit hati.
Kakak Anda dapat memanggil ketiga anaknya bersama-sama dan berkata, “Kita semua tahu uang bunda di dompet  sering hilang. Bunda sedih dan kecewa karena tidak ada yang bilang mengapa uang itu diambil. Kalau ada di antara kalian yang membutuhkan uang lebih, bunda akan mengerti bila kalian mau membicarakannya.”
“Bunda berharap kalian berdiskusi tentang bagaimana mengembalikan posisi kalian sebagai anggota keluarga yang dapat dipercaya. Ini pilihannya:
1.    Kalian dapat berbicara dengan bunda mengapa ada uang hilang, bunda akan berusaha memahami dan memaafkan kalian
2.    Kalian dapat mengembalikan, secara bertahap, uang yang diambil dalam amplop yang bunda letakkan di meja di kamar bunda, pada saat bunda tidak di rumah.
3.    Kalian dapat menulis surat kepada bunda untuk menjelaskan dan tidak ingin masalah ini diperpanjang. Surat itu kita anggap menyelesaikan masalah ini.
Bunda harap kalian mengerti bahwa kejadian ini membuat kita merasa tidak aman karena takut uang atau barang kita hilang. Bila uang masih hilang terus, bunda terpaksa melakukan sesuatu yang keras karena kalian tidak dapat dipercaya. Bunda harap tidak ada kejadian seperti ini lagi dan kita dapat saling percaya lagi."


Tidak ada komentar:

Posting Komentar