Cameron Mott berumur 3 tahun ketika
ia mulai mengalami kejang-kejang hebat. Kadang-kadang gadis kecil yang lincah
itu sedang bermain, tiba-tiba tubuhnya terjatuh dan kejang-kejang. Dalam sehari
ia dapat mendapat serangan kejang hingga
lebih dari 10 kali.
Cameron didiagnosa menderita Sindrom
Rasmussen, kelainan kekebalan tubuh langka yang merusak otak. Tubuh penderita menghasilkan antibodi yang
menyerang sel-sel otaknya sendiri.
Untuk mengendalikan kejang, Cameron harus mengkonsumsi obat
penenang yang efeknya berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari.
Ketika Cameron tidak mengalami
serangan, ia berfungsi normal seperti anak-anak lain, tapi pada usia 5 tahun,
ia mengalami kemunduran. Fungsi kognitifnya menurun dan Cameron tidak dapat
berbicara.
Pada usia 6 tahun, dokter
menganjurkan untuk melakukan sebuah operasi mengangkat belahan kanan otak
Cameron yang rusak. Orang tua Cameron, Shelly
dan Casey Mott menghadapi pilihan yang sangat berat, namun akhirnya mereka
setuju dokter melakukan operasi radikal itu pada puteri mereka.
Tubuh bagian kiri dikendalikan oleh otak
belahan kanan. Setelah operasi, Cameron akan mengalami kelumpuhan pada tubuh
bagian kiri. Namun dokter yakin bahwa
otak anak-anak memiliki kemampuan menakjubkan untuk menata ulang
sambungan-sambungannya sendiri.
“Kami yakin pada kemampuan otak anak-anak – atau plastisitas
otak mereka. Belahan otak yang masih ada akan mengambil alih dan mengendalikan
fungsi belahan otak yang sudah diangkat,” kata Jallo dalam sebuah wawancara.
Setelah operasi Cameron menjalani
istirahat total selama 2 hari untuk memberi kesempatan otaknya menstabilkan diri.
Kemudian ia menjalani terapi fisik intensif. Cameron mengalami kemajuan pesat, 4
minggu kemudian, ia dapat berjalan sendiri ke luar dan rumah sakit.
Otak manusia
bersifat plastis, artinya otak mudah dibentuk. Prinsip plastisitas otak: apa yang
dialami otak akan mengubah struktur otak.
Dalam kisah yang menakjubkan ini, otak kiri Cameron Mott mengambil alih fungsi otak belahan kanan yang sudah diangkat.
Dalam kisah yang menakjubkan ini, otak kiri Cameron Mott mengambil alih fungsi otak belahan kanan yang sudah diangkat.
Kini Cameron hidup
normal seperti anak-anak lain seusianya. Ia sudah kembali bersekolah. Bahkan ia
sudah mulai belajar balet, mengejar cita-citanya untuk menjadi balerina.
Sumber: http://www.today.com/id/36032653/ns/today-today_health/t/meet-girl-half-brain/#.UuJ8KtLZHMw
Tidak ada komentar:
Posting Komentar