Cameron Mott, Gadis Kecil yang Hidup Normal Dengan Separuh Otak


Cameron Mott berumur 3 tahun ketika ia mulai mengalami kejang-kejang hebat. Kadang-kadang gadis kecil yang lincah itu sedang bermain, tiba-tiba tubuhnya terjatuh dan kejang-kejang. Dalam sehari ia dapat mendapat serangan kejang  hingga lebih dari 10 kali.  

Cameron didiagnosa menderita Sindrom Rasmussen, kelainan kekebalan tubuh langka yang merusak otak.  Tubuh penderita menghasilkan antibodi yang menyerang sel-sel otaknya sendiri.
Untuk mengendalikan  kejang, Cameron harus mengkonsumsi obat penenang yang efeknya berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari.

Ketika Cameron tidak mengalami serangan, ia berfungsi normal seperti anak-anak lain, tapi pada usia 5 tahun, ia mengalami kemunduran. Fungsi kognitifnya menurun dan Cameron tidak dapat berbicara.

Pada usia 6 tahun, dokter menganjurkan untuk melakukan sebuah operasi  mengangkat belahan kanan otak Cameron yang rusak.  Orang tua Cameron, Shelly dan Casey Mott menghadapi pilihan yang sangat berat, namun akhirnya mereka setuju dokter melakukan operasi radikal itu pada puteri mereka.

Operasi berlangsung di John Hopskins University Medical Center di Baltimore, dipimpin ahli bedah otak Dr. George Jallo. Operasi berlangsung selama lebih dari 7 jam.

Tubuh bagian kiri dikendalikan oleh otak belahan kanan. Setelah operasi, Cameron akan mengalami kelumpuhan pada tubuh bagian kiri.  Namun dokter yakin bahwa otak anak-anak memiliki kemampuan menakjubkan untuk menata ulang sambungan-sambungannya sendiri.
“Kami yakin pada  kemampuan otak anak-anak – atau plastisitas otak mereka. Belahan otak yang masih ada akan mengambil alih dan mengendalikan fungsi belahan otak yang sudah diangkat,” kata Jallo dalam sebuah wawancara.

Setelah operasi Cameron menjalani istirahat total selama 2 hari untuk memberi kesempatan otaknya menstabilkan diri. Kemudian ia menjalani terapi fisik intensif. Cameron mengalami kemajuan pesat, 4 minggu kemudian, ia dapat berjalan sendiri ke luar dan rumah sakit.

Otak manusia bersifat plastis, artinya otak mudah dibentuk. Prinsip plastisitas otak: apa yang dialami otak akan mengubah struktur otak. 

Dalam  kisah yang menakjubkan ini, otak kiri Cameron Mott mengambil alih fungsi otak belahan kanan yang sudah diangkat.
Kini Cameron hidup normal seperti anak-anak lain seusianya. Ia sudah kembali bersekolah. Bahkan ia sudah mulai belajar balet, mengejar cita-citanya untuk menjadi balerina.


Sumber: http://www.today.com/id/36032653/ns/today-today_health/t/meet-girl-half-brain/#.UuJ8KtLZHMw


Tidak ada komentar:

Posting Komentar