Dahulu kala hiduplah seorang laki-laki yang sangat
malas. Ia tidak mau bekerja, selalu mencari cara yang mudah untuk mendapatkan
makanan. Suatu hari ia lewat di depan sebuah kuil. Di halaman kuil itu ada
sebatang pohon mangga yang sedang berbuah lebat. Laki-laki itu memanjat tembok
pagar kuil dan mencuri mangga.
Ternyata di bawah pohon mangga itu ada sebuah kolam
penuh dengan ikan besar-besar. Ia segera memetik mangga dan menangkap seekor
ikan besar. Lalu ia segera lari pulang.
“Isteriku,” teriaknya ketika tiba di rumah. “Lihat!
Aku membawa makanan lezat untukmu!”
Isterinya senang melihat ikan dan mangga yang dibawa
suaminya. Tapi... “Suamiku tidak mau
bekerja. Dari mana ia mendapat mangga dan ikan sebesar ini?”
“Sayang,” kata sang isteri, “Di mana kamu beli mangga
dan ikan ini?”
“Oh, aku tidak membelinya,” kata suaminya bangga. “Aku
mengambilnya dari kuil di sudut jalan itu. Gratis!”
Isterinya marah sekali. “Ia bukan hanya malas.
Sekarang ia malah mencuri!” katanya dalam hati.
“Sudah lama kita tidak makan ikan ya? Kalau begitu aku akan memasaknya sekarang. Lebih baik kamu pergi mandi.”
“Sudah lama kita tidak makan ikan ya? Kalau begitu aku akan memasaknya sekarang. Lebih baik kamu pergi mandi.”
Laki-laki itu pergi ke sungai untuk mandi. Isterinya menyiapkan bumbu-bumbu
dan menumisnya sehingga seluruh rumah berbau sedap.
Ketika mendengar suara
langkah kaki suaminya mendekati rumah, sang isteri mengacak-acak rambutnya. Ia
berteriak dengan suara berat, “Hai, kau! Beraninya kau mencuri ikan dari kolam
kuilku!”
“Kuilmu?” kata laki-laki
itu kaget.
“Ya, kuilku! Kaupikir
tidak ada yang tahu kau mengambil mangga dan ikanku?”
“Tapi...”
“Aku dewi dari kuil itu. Aku tahu perbuatanmu.
Aku merasuki tubuh isterimu. Sekarang aku akan membunuhmu.”
“Mohon ampun, dewi,
mohon ampun.”
“Baiklah, aku akan
mengampunimu. Tapi kau harus berjanji tidak akan malas lagi. Kau akan bekerja
keras dan tidak akan mencuri lagi!”
“Aku berjanji! Aku
berjanji!”
“Sekarang kembalikan
ikan ini ke kolamku!”
Laki-laki itu segera
membawa kembali ikan itu dan melepaskannya di kolam kuil. Sejak itu ia bekerja
keras untuk menafkahi keluarganya dan tidak pernah mencuri lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar