Sangat lumrah bila orang tua berharap anak-anak mereka dapat mengarungi masa kecil tanpa pernah sekali pun mengalami kekecewaan. Namun kita tahu perjalanan hidup seperti itu tidak mungkin terjadi. Dan sesungguhnya kekecewaan bukanlah hal yang buruk, justru bisa membantu pembentukan kesabaran dan karakter anak. Melalui bimbingan orang tua, anak akan belajar bahwa bukan besar kecilnya masalah yang menentukan keberhasilan mereka, namun “bagaimana“ mereka menghadapi masalah itu. Berikut beberapa strategi untuk melatih anak-anak dalam menghadapi kekecewaan:
Kenali dan Akui Emosi yang Dirasakan
Rasa kecewa biasanya dibarengi oleh berbagai emosi seperti ingin balas dendam (dengan memukul, mencubit, menendang), benci, menyalahkan orang lain, merasa sebagai korban, tak berdaya. Bantu anak untuk mengenali, menerima dan menyatakan perasaannya. Pastikan bahwa tidak ada yang salah dengan perasaan anak. Demikian pula, tidak perlu menghindari emosi yang dirasakan dan tidak perlu melemparkannya pada orang lain. Doronglah anak untuk mengekspresikan perasaannya dengan menangis atau mengucapkannya. Selanjutnya, anak akan siap melangkah ke tahap selanjutnya.
Bila anak datang kepada anda dan mengeluhkan suatu kekecewaan yang mungkin sepele bagi anda, penting bagi anda sebagai orang tua untuk sungguh-sungguh mendengarkan apa membuatnya marah atau sedih. Bukan karena masalahnya sendiri penting namun karena anda mendapat kesempatan untuk mengajarkan bagaimana menghadapi kekecewaan. Mengacuhkan atau mengabaikan kekecewaan anak hanya akan menyebabkan masalah yang lebih sulit dalam jangka panjang. Lebih mudah mengajarkan strategi menghadapi kekecewaan sedari kecil.
Tarik Napas Panjang
Siapa pun akan mengalami kesulitan berpikir jernih dalam keadaan stress, tak terkecuali anak-anak. Dengan mengingatkan anak untuk menarik napas panjang 10 kali, anak menjadi lebih tenang seketika. Lebih jauh lagi, anak-anak bisa diingatkan bahwa pasti ada sesuatu yang positif di balik kekecewaan yang dia hadapi.
Masalah-masalah Besar dan Kecil
Bantu anak-anak membentuk perspektif yang membangun bila mengalami kekecewaan dalam kehidupan sesehari mereka. Anak-anak diharapkan belajar membedakan kekecewaan serius dengan yang tidak penting. Perhatikan bagaimana anak kecil pertama kali menyadari apa artinya kekecewaan. Biasanya mereka menunjukkan reaksi yang universal: menjerit, menangis, mengamuk, jika tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Bisa dipastikan anak tidak bisa terus hidup dengan marah setiap kali sesuatu tidak berjalan seperti yang mereka mau. Orang tua dapat memperbaiki situasi ini dengan berbicara kepada anak. Melalui diskusi, anda bisa membantu anak untuk melihat kekecewaan mana yang bersifat serius dan mana yang sebenarnya hanya merupakan ketidaknyamanan yang sepele sifatnya.
Orang tua dapat mengajarkan pelajaran ini sebagai bagian dari reaksi mereka sendiri. Bila seorang anak melakukan sesuatu yang mengganggu namun tidak serius, orang tua dapat menjelaskan bahwa sementara anak menginginkan hal ini dan tidak dapat terpenuhi, ada hal-hal yang lebih buruk yang mungkin dapat terjadi. Masalah anak ini adalah sesuatu yang dapat diperbaiki, diubah, digantikan dengan yang lain, atau tidak dilakukan. Mengajarkan anak memasukkan kekecewaan dalam kategori besar kecil dan memberikan reaksi yang tepat merupakan nasihat parenting yang baik untuk mengajarkan tentang kekecewaan.
Ceritakan Pengalaman Kekecewaan Masa Kecil Anda.
Seperti pada banyak aspek parenting lainnya, anak-anak belajar merespon kekecewaan sebagian dengan menyaksikan apa yang dilakukan orang tua mereka. Karena itulah penting untuk menceritakan kekecewaan yang anda alami dan bagaimana cara anda mengatasinya. Ceritakan keberhasilan anda mengubah situasi yang mengakibatkan kekecewaan, dan juga saat-saat anda menyadari bahwa anda yang harus berubah. Dengan menceritakan pengalaman pribadi, anda mengajarkan bahwa tidak apa-apa merasa kecewa dan kekecewaan adalah hal yang lazim dalam kehidupan, bahkan membuat kita makin kuat.
Membicarakan bagaimana anda menghadapi kekecewaan anda bak membukakan jendela ke dalam proses penalaran yang menghindarkan anda dari reaksi berlebihan. Anak akan memahami berbagai cara mengatasi kekecewaan dan harapannya, ia akan menyimpan dan mencontoh dalam menghadapi masalahnya sendiri. Melihat bunda berteriak bila keinginannya tidak dipenuhi memberikan sebuah pelajaran. Melihat bunda duduk dan membicarakan masalah dengan tenang dan masuk akal akan memberikan pelajaran yang berbeda.
Berikan Ucapan Selamat bila Anak-Anak Menghadapi Kekecewaan Mereka dengan Bijaksana
Kebanggaan orang tua yang diungkapkan ketika anak mampu mengatasi kekecewaan, merupakan pendorong semangat yang tiada taranya. Maka dari itu, orang tua perlu jeli menangkap kesempatan itu. Adalah musik yang merdu di telinga anak jika orang tuanya berkata: “Mama bangga kamu mampu mengatasi amarahmu,” atau “Kamu hebat, mau mengerti bahwa kamu tidak dapat pergi nonton bersama teman-temanmu. Itu tidak mudah lho, tapi kamu dapat melakukannya.”
Kata-kata suport dan dorongan setiap kali anak membuat keputusan dalam menghadapi kekecewaan dapat membantu mengubah perilaku yang tidak pantas. Anak-anak tidak mudah bosan mendengar bahwa mereka telah menangani situasi dengan pertimbangan yang tepat. Kebutuhan akan persetujuan dan pujian orang tua adalah kekuatan motivasional dalam hidup seorang anak. Berikan dorongan dan pujian dengan tulus dan lakukan sesering mungkin.
Berikan Anak-Anak Waktu dan Ruang untuk Mengatasi Kekecewaan.
Tidak semua kekecewaan bersifat sederhana dan sepele, bahkan kadang-kadang anak menganggap kekecewaan sepele adalah masalah besar. Anda membatalkan janji untuk berenang bersama anak karena kesibukan anda, mungkin hal yang sepele menurut anda. Namun untuk seorang anak yang telah menanti-nantikan kegiatan itu seminggu penuh, batal berenang menjadi masalah besar.
Berikan waktu dan tempat kepada anak untuk merasakan kekecewaan mereka. Bantulah anak melihat bahwa kekecewaan ini mungkin tidak seserius yang dipikirkan anak, kadang-kadang orang tua harus mundur dan mengarahkan anak untuk melanjutkan menghadapi kekecewaannya dengan menyendiri di kamarnya. Setelah beberapa waktu orang tua harus melihat keadaan anak dan biasanya menemukan anak sudah lebih tenang dan dapat memandang masalahnya dengan perspektif yang tepat. Pendekatan ini jauh lebih berhasil daripada menyuruh anak berhenti bersedih. Bila anak-anak tahu bahwa mereka mempunyai tempat untuk berpikir, mereka akan belajar menentukan waktu yang mereka perlukan untuk mengatasi kekecewaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar