Gara-gara Pura-Pura



Ibu dan bibi Amara sedang sibuk di dapur. Atau tepatnya di seluruh rumah. Besok Ferdi, anak bibi Amara berulang tahun yang ketiga. Mereka sedang mempersiapkan pesta. Banyak sekali yang harus dikerjakan. Ibu membuat kue di dapur. Bibi membungkus makanan kecil yang akan dibagikan kepada para tamu. Sementara si kecil Ferdi sibuk membantu mengacaukan semuanya.
Jeni dan kakaknya, Jesika,  mau tidak mau ikut sibuk membantu. Jam tiga tadi sore, Jesika pergi belajar bersama di rumah teman. Tinggallah Jeni yang repot. Bergantian ibu dan bibi memanggil dan menyuruhnya.
“Jen, ambilkan kantong plastik itu.”
“Jeni, tolong pita itu. Ya, yang hijau. Eh, bukan, yang merah saja.”
“Bisa ajak Ferdi main di halaman sebentar?”
“ Wah, gula habis, Jenii... ke warung sebentar ya...”
Jeni pergi ke warung membeli gula pasir. Sepulang dari warung Jeni meletakkan gula di meja dapur, lalu langsung masuk ke kamarnya di lantai dua. Ibu dan bibi masih sibuk menghias teras depan dengan pita-pita kertas dan balon.
Jeni sudah lelah, dan ia tidak ingin disuruh-suruh lagi. Wah, ibu dan bibi masih memanggil-manggil. Jeni pura-pura tidak mendengar, malah tidur-tiduran di tempat tidurnya. Nah, akhirnya mereka berhenti memanggil.
Tak lama kemudian Jesika yang memanggil. Jeni tetap diam saja. Jeni bisa mendengar langkah kaki Jesika mendekati pintu kamarnya. Ia malah pura-pura tidur. Jesika mengetuk, lalu membuka pintu lalu menutupnya lagi.
“Bu, Jeni tidur!” Jesika berteriak
“Ya sudah,” jawab ibu dari bawah. “Jangan dibangunkan. Kasihan, ia kelelahan.”
Bebas sudah, pikir Jeni. Tak lama ia pun tertidur.
Ketika Jeni terbangun, ia turun ke bawah. Ia melihat kotak es krim kesukaannya di tempat sampah dapur.
“Bu, kok Jeni tidak dibagi es krim? Itu kan kesukaan Jeni?” kata Jeni sambil cemberut.
“Lho, “ kata ibu. “Kan tadi kamu tidur?”
Jeni terdiam. Rupanya tadi Jesika memanggilnya bukan mau menyuruhnya tapi mengajaknya makan es krim. Jeni kesal dengan dirinya sendiri. Coba tadi ia tidak pura-pura tidak dengar, pasti ia bisa makan es krim yang enak itu.
Sejak saat itu Jeni tidak pernah pura-pura tidak mendengar panggilan siapa pun. Orang memanggil pasti mempunyai maksud tertentu. Pasti menjengkelkan bila ada orang yang pura-pura tidak dengar panggilan kita.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar