Telur Ayam Jago

Dahulu kala, di Cina hiduplah seorang tuan tanah yang kejam. Ia sering menyuruh pekerjanya melakukan pekerjaan yang aneh. Bila sang pekerja tidak dapat memenuhi penrintahnya, hukuman berat menantinya.

Pada suatu hari, tuan tanah memanggil seorang pengawalnya. "Aku ingin makan telur ayam jago," kata tuan tanah. "Kuberi waktu tiga hari, bawakan aku tiga telur."

"Tapi, tuan...." kata pengawal.

"Tapi apa? Kau tidak sanggup mencari tiga butir telur dalam tiga hari?" kata tuan tanah. "Atau kau lebih suka dihukum?"

Sang pengawal pulang dengan perasaan kacau. "Di mana aku bisa mendapat telur ayam jago? Sejak kapan ayam jantan bertelur?"

Isteri pengawal itu bingung melihat suaminya tidak mau makan dan tidak bisa tidur. Ia juga tidak pergi bekerja. Tiap kali ia bertanya, suaminya tidak mau menjawab.

Pada malam kedua, pengawal yang kebingungan itu akhirnya mengaku kepada isterinya. "Tuan menyuruhku membawa tiga telur ayam jago," katanya sedih. "Ia memberiku waktu tiga hari, besok aku harus membawa telur itu. Entah hukuman apa yang akan menimpaku."

Isterinya mendengarkan dengan sungguh-sungguh. "Tenang saja, pak." kata wanita itu. "Besok aku akan membawakan telur ayam jago itu untuk tuan. Kau tinggal saja di rumah."

"Dari mana kau mendapat telur ayam jago?"

"Percayalah padaku," jawab isterinya. "Sekarang makanlah."

Walaupun tidak tahu bagaimana isterinya mencari telur ayam jago, pengawal itu tidak dapat berbuat apa-apa.

Esok harinya isteri pengawal manghadap tuan tanah.

"Mengapa kau datang ke sini?" tanya tuan tanah. "Mana suamimu?"

"Maaf tuan," kata isteri pengawal. "Suami saya tidak dapat bekerja selama beberapa hari. Ia baru saja melahirkan."

"Mana mungkin seorang laki-laki melahirkan?" tuan tanah marah.

"Begitu pula halnya, tuan," jawab wanita itu dengan berani, "Mana mungkin ayam jantan bertelur?"

Tuan tanah membuka mulutnya untuk berbicara, tapi menutupnya lagi tanpa mengatakan apa-apa.

"Baiklah," kata tuan tanah setelah beberapa saat. "Katakan kepada suamimu, silakan beristirahat di rumah. Ia boleh bekerja lagi minggu depan, dan aku tidak akan menghukumnya."




Tidak ada komentar:

Posting Komentar