Menghentikan Anak Berbohong


Anak Anda berbohong? Mungkin balita Anda, yang tadi bermain lumpur di halaman mengatakan bahwa ia sudah mencuci tangan, padahal masih ada lumpur menempel di tangannya. Anak remaja Anda mengaku ia pulang tepat waktu tadi malam, padahal Anda mendengar ia masuk ke rumah setengah jam terlambat.

Anak tidak selalu berbohong dengan tujuan tertentu. Bila anak prasekolah Anda mulai berbohong, itu adalah tahapan baru dalam perkembangannya, demikian menurut penelitian oleh Kang Lee, dosen dan direktur pada Institute of Child Study di University of Toronto. Perubahan ini menandakan adanya perubahan pada cara anak  mengorganisasi informasi. Hal ini adalah tahapan yang normal, jadi Anda tak perlu khawatir buah hati Anda akan menjadi pembohong ulung.
Penelitian ini menunjukkan bahwa berbohong sering dilakukan anak berusia 4 hingga 17 tahun dan pada usia 7 tahun seorang anak dapat berbohong dengan mahir sehingga orang tua tidak dapat membedakan apakah anak jujur atau berbohong. Setelah usia 17 tahun, bohong berkurang, jadi bohong bukan suatu masalah yang akan mengikuti anak hingga usia dewasa.

Sering kali anak-anak mempunyai alasan untuk tidak jujur. Mereka mungkin ingin menghindari hukuman, tidak ingin orang tuanya kecewa atau menhindari sesuatu yang tidak menyenangkan. Apakah Anda berkata jujur bila Anda tahu hal itu akan menyebabkan rasa malu, omelan atau hukuman? Anak tidak ingin berkata jujur ketika mereka tahu apa akibatnya. Di samping itu, anak tidak ingin Anda kecewa. Jadi mereka mengarang cerita tentang pilihan buruk yang telah mereka lakukan atau membuat cerita yang akan membuat Anda terkesan.

Ketika anak terang-terangan berbohong kepada kita, kita ingin menghukumnya untuk mencegah hal itu terulang lagi. Sayangnya, justru itu yang terjadi. Bila kita menghukum anak karena berbohong, mereka akan mengulanginya lagi dengan harapan dapat menghindari hukuman di masa mendatang. Jadi bila kita tidak dapat menghukum anak yang berbohong, bagaimana kita dapat membuat anak berhenti berbohong? Dengan mengingat alasan mengapa anak berbohong, kita dapat menciptakan lingkungan dimana anak-anak merasa aman mengatakan yang sebenarnya.

Tips berikut ini dapat membantu Anda menjadikan rumah Anda menjadi tempat yang lebih jujur:

Tetap tenang
Perhatikan bagaimana respon Anda pada perilaku tidak baik atau kesalahan di rumah Anda, baik itu jus yang tumpah di karpet atau tugas yang tidak diselesaikan. Bila anak Anda takut dimarahi atau dihukum karena kesalahan mereka, mereka tidak akan mengatakannya dengan jujur. Fokus untuk menggunakan suara yang tenang, memang tidak mudah, tapi dapat Anda lakukan. Bukan berarti anak bebas karena berbohong, marah atau menyalahkan anak bukan solusinya. Anda dapat mendiskusikan pemecaha masalah itu dengan anak Anda

Jangan memancing anak untuk berbohong.
Bila Anda melihat pakaian kotor menumpuk di lantai kamar puteri Anda, jangan menanyakan apakah ia sudah membesihkan kamarnya. Bila Anda menanyakan apa yang Anda sudah tahu, Anda memberi kesempatan anak untuk berbohong. Sebaliknya tekankan pada cara untuk membicarakan masalah. Anda tahu putera Anda belum mengerjakan PR, tanyakan, “Apa rencanamu untuk menyelesaikan PR mu?” Jangan tanyakan “Dari mana asal lumpur ini?” tapi tanyakan, “Apa yang bisa kita lakukan untuk membersihkan lumpur ini dan memastikan tidak akan terjadi lagi lain kali?” Percakapan ini dapat membantu menghindari perdebatan dan menyelamatkan muka anak Anda dengan fokus pada rencana tindakan dan bukan membuat alasan.

Ungkap kebenarannya
Kita sebenarnya ingin menyudutkan anak karena tertangkap basah berbohong, tapi menuduh atau menyalahkan anak akan membuat situasi menjadi lebih buruk. Mencari akar permasalahan dan memahami  mengapa anak tidak dapat jujur kepada Anda akan membantu Anda mendorong anak berkata jujur pada masa mendatang. Buka percakapan dengan lembut, katakan, “Ibu mendengar ini seperti sebuah cerita. Kamu pasti khawatir tentang sesuatu dan kamu takut berkata jujur pada ibu. Ayo kita bicarakan hal ini. Apa yang dapat membantumu menjadi lebih jujur?” Anda dapat menggunaan informasi yang Anda kumpulkan untuk membantu anak lebih jujur lain kali.

Rayakan kejujuran
Bahkan bila Anda kesal karena air berceceran di mana-mana karena puteri kecil Anda memandikan bonekanya, pujilah puteri Anda karena datang kepada Anda dan berkata jujur. Katakan, “Ibu berterima kasih kepadamu karena mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Pasti tidak mudah untukmu. Tapi ibu senang sekali kamu berkata jujur dan bertanggung jawab.”

Lakukan lagi
Pikirkanlah kesalahan sebagai  sarana untuk belajar bagaimana membuat pilihan yang lebih baik.
Bila kita tetap tenang dan menghindari mengomel atau menghukum anak karena membuat kesalahan, mereka akan lebih mudah mengakui kesalahan mereka pada masa mendatang. Ubahlah kesalajahan menjadi kesempatan belajar. Tanyakan, “Bila kamu dapat melakukannya lagi, apa yang akan kamu lakukan dengan cara yang berbeda?” dan diskusikan ide yang berbeda itu. Bila ada pihak lain yang menerima dampak kesalahan anak, misalnya anak merusakkan sepeda adiknya, tanyakan apa yang dapat dilakukan anak untuk memperbaiki kesalahan dengan pihak lain itu.

Tunjukkan kasih sayang Anda
Tunjukkan kepada anak bahwa Anda mencintainya tanpa syarat, bahkan bila mereka melakukan kesalahan. Pastikan mereka tahu bahwa walaupun Anda tidak menyukai perilaku mereka yang tidak baik, hal itu tidak membuat kasih sayang Anda kepadanya berkurang. Hal ini membantu anak merasa aman membuka diri kepada Anda.

Berikan contoh
Ingatlah bahwa anak-anak Anda selalu melihat kepada Anda dan belajar dari tindakan Anda. Dusta-dusta kecil yang Anda katakan, misalnya untuk menghindari melakukan tugas dari orang lain, bukannya tidak berbahaya. Hal itu menunjukkan kepada anak-anak bahwa tidak apa-apa kita berbohong.

Tips di atas akan membantu keluarga Anda menuju rumah tangga yang lebih jujur. Tapi ingatlah bahwa untuk membangun kepercayaan membutuhkan waktu. Bersabarlah. Tapi bila anak Anda tetap sering berbohong atau berbohong dengan tujuan untuk menyakiti orang lain, Anda mungkin mempertimbangkan konseling atau bantuan profesional lain.

Sumber: http://www.positiveparentingsolutions.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar