Menjelang hari Natal, keluarga Kristiani mulai menghias pohon natal di ruang tamu atau ruang keluarga. Pohon-pohon natal raksasa juga dipasang di pusat-pusat perbelanjaan. Toko-toko menyediakan pohon-pohon natal dan berbagai hiasannya. Pohon natal di Indonesia biasanya dari bahan plastik, berbentuk pohon sejenis cemara (Conifer) dan berwarna hijau. Di negara-negara beriklim subtropis seperti di Eropa dan Amerika, digunakan bagian dari pohon conifera hidup Pohon yang dihias identik dengan perayaan hari Natal. Dari mana asal tradisi pohon natal?
Tradisi memasang dan menghias pohon natal diketahui sudah ada pada tahun 1441 di Livonia. Pada 1584, seorang pendeta di Jerman bagian utara menulis bahwa pohon natal didirikan di lapangan dan para pemuda dan gadis berkumpul untuk menari dan menyanyi di sekeliking pohon. Ketika acara selesai, pohon itu dibakar.
Pada abad ke 16 orang Jerman menghias pohon cemara dan meletakkannya di dalam dan di luar rumah. Pohon itu dihias dengan apel, bunga mawar, permen dan kertas warna-warni.
Pangeran Albert, suami Ratu Victoria, membawa pohon natal dari negara asalnya Jerman ke Inggris pada tahun 1848. Pohon itu didirikan di istana Windsor. Pohon natal dibawa ke Amerika oleh orang Jerman yang datang ke Pennsylvania pada akhir abad ke 19.
Hiasan pohon natal berkembang dari tahun ke tahun, mula-mula hiasan hanya dibuat di Jerman. Awalnya yang paling umum adalah bola-bola dari kaca tiup. Namun kemudian berkembang berbagai macam hiasan. Pohon natal mula-mula dihiasi lilin sebagai penerang, namun yang digunakan sekarang adalah rangkaian lampu kecil bertenaga listrik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar