Anak Yang Mencari-cari Perhatian


Semua anak membutuhkan perhatian, tapi sebagian anak membutuhkan lebih banyak perhatian dibandingkan anak-anak lain.  Anak yang mencari-cari perhatian terus mencari perhatian dengan berbagai cara agar memperoleh yang diinginkannya, walaupun bersifat negatif .

Berikut beberapa contoh perilaku anak pencari perhatian:
  • Pura-pura sakit
  • Tantrum  (berhenti ketika Anda meninggalkan ruangan)
  • Berperilaku liar atau aneh
  • Reaksi berlebihan dan tidak wajar pada kejadian atau situasi
  • Bermain sebagai ‘korban’ ketika berselisih dengan orang lain untuk menarik iba dan simpati
  • Mendapat nilai buruk agar orang tua lebih memperhatikan
  • Berbohong atau mendramatisir cerita atau kenangan masa lalu
  • Sangat senang membantu untuk mendapatkan citra yang baik
Bila anak bertingkah karena memancing perhatian, Anda mungkin akan merasa lelah, jengkel dan bahkan sebal karena harus terus menerus mencurahkan energi untuk anak. Anda juga mungkin merasa bersalah atau merasa dimanipulasi

Berapa banyak perhatian yang harus Anda berikan?
Semua tergantung pada Anda.  Aturan yang baik adalah anak mencari perhatian sebesar yang dapat Anda berikan.  Anda harus menentukan keseimbangan antara berapa banyak yang diinginkan anak dengan berapa banyak yang dapat Anda berikan.
Jangan biarkan kebutuhan anak akan  perhatian berubah menjadi tuntutan. Bila anak tidak mendapat cukup perhatian, anak mungkin akan meledak, mengamuk, terus menerus mengeluh, mengejek atau melakukan hal lain yang menjengkelkan. “Bila bunda tidak memberi perhatian ketika aku berperilaku baik, aku akan bertingkah, pasti bunda memperhatikan,” seperti itu yang ada dalam pikiran anak.
Perhatian dan persetujuan orang dewasa merupakan salah satu hadiah dari orang tua yang berdampak kuat. Sayangnya, orang tua jarang menggunakan perhatian dengan bijak.

Ada  3 jenis perhatian:
  • Perhatian positif
  • Perhatian negatif
  • Tidak ada perhatian
Bila Anda memberikan perhatian dan persetujuan karena anak berperilaku baik, anak menerima perhatian positif. Fokuslah pada perilaku yang baik. Perhatian positif dapat berupa kata-kata pujian atau dorongan, kedekatan, pelukan atau tepukan sayang di punggung. Catatan menyenangkan yang Anda tempelkan pada kotak bekal anak  juga memberikan dampak yang baik untuk anak. Perhatian positif meningkatlan perilaku yang baik.

Anda memberikan perhatian negatif ketika anak berperilaku tidak baik. Perhatian negatif sering terjadi ketika Anda marah atau gusar. Anda mungkin akan mengancam, menginterogasi atau memberi ceramah.

Ketika anak tidak mendapat perhatian dengan cara positif, mereka anak mencari perhatian dengan segala cara. Jangan memberi perhatian pada perilaku tidak baik. Berikan perhatian hanya pada perilaku baik.

Perhatikan skenario berikut ini:
Jimmy dan Donny duduk menonton TV pada hari Sabtu pagi. Mereka menonton kartun dengan tenang selama sekitar 30 menit. Kemudian mereka mulai berebut memilih acara TV. Ayah yang tadi sedang bekerja dengan laptop masuk ke ruangan dan mematikan TV. Ayah memarahi anak-anak dan menyuruh mereka ke kamar.
Selama tiga puluh menit tadi, Jimmy dan Donny berperilaku baik. Ayah tidak mengatakan apa-apa tentang itu. Ayah tidak mengatakan bahwa meraka begitu tenang dan bekerja sama dengan baik. Tapi ketika terjadi keributan, ayah langsung bergerak. Ayah tidak memberikan perhatian positif ketika anak-anak berperilaku baik, tapi langsung memberikan perhatian negatif ketika perilaku mereka buruk.
Perhatian negatif mengajarkan anak cara memanipulasi dan mendapatkan keinginan mereka. Mereka belajar menjadi bermasalah. Mereka belajar menyela dan belajar cara mengendalikan Anda. Perhatian negatif mengajarkan anak bagaimana mengejek, mengeluh dan membuat Anda kesal. Kita mengajarkan ini kepada mereka dengan tidak memberi perhatian ketika anak berperilaku baik dan dengan memberi perhatian ketika anak berperilaku buruk.
Tidak ada orang tua yang mengajarkan hal in dengan sengaja. Ketika Anda memperhatikan hal negatif dan mengabaikan yang positif, Anda mengajari anak untuk berperilaku negatif. Anak kemudian akan berperilaku negatif untuk mendapat perhatian Anda
Jangan menunggu perilaku buruk terjadi. Jangan menganggap perilaku baik sebagai “sudah seharusnya” sehingga Anda tidak perlu memberikan perhatian positif. Ini juga berlaku untuk remaja. Kita mengharapkan anak berperilaku baik, tapi kita tidak memperhatikan upaya si anak.
Ketika anak menunjukkan perilaku baik, berikan perhatian. Carilah saat-saat anak berperilaku baik. Siapa saja dapat mendapati anak berperilaku buruk. Lakukan sebaliknya. Hal ini tidak mudah dan membutuhkan latihan. Perilaku anak akan makin baik di masa mendatang.
Statistik menunjukkan bahwa rata-rata orang tua di Amerika menghabiskan waktu hanya 7 menit saja dalam sehari bersama anak mereka. Menurut nobullying.com, kurangnya perhatian orang tua ini merupakan salah satu alasan mengapa anak merasa harus mencari-cari perhatian, bahkan kadang-kadang tak peduli apa bentuk perhatian yang akan diterimanya.
Kita punya 24 jam sehari, mengapa tidak meluangkan waktu lebih banyak untuk anak-anak kita? Mengatakan bahwa Anda mencintai mereka tidak cukup. Anda harus menunjukkannya. Luangkan waktu sedikitnya 10 menit untuk tiap anak Anda tiap hari. Semua orang sibuk. Banyak pasangan orang tua yang keduanya bekerja. Ciptakan waktu untuk berbagi quality time bersama anak Anda.
Anda dapat meluangkan waktu bersama anak-anak sepulang bekerja. Luangkan waktu untuk masing-masing anak pada waktu akhir pekan. Bila Anda bekerja di rumah, sisipkan waktu beberapa menit bersama anak di sela-sela pekerjaan Anda. (Baca juga Cara Mudah Meluangkan Waktu Untuk Anak)

Sumber:
http://life.familyeducation.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar