Dahulu kala, jauh sebelum manusia
mengacaukan keseimbangan alam, semua hewan hidup bersama dengan damai. Tapi pada
saat itu tak seekor hewan pun mempunyai kepala, kecuali gajah, raja para hewan.
Ia mempunyai banyak kepala dari berbagai bentuk dan ukuran yang disimpannya
dalam sebuah gua besar.
Tiap kali seekor hewan ingin meninggalkan desa, ia akan
menemui gajah dan meminjam sebuah kepala. Hewan itu akan mengembalikan kepala
yang dipinjamnya setelah urusannya selesai. Masalahnya tidak tersedia kepala
untuk semua hewan. Selalu ada satu hewan yang terpaksa tinggal di rumah karena
semua kepala sedang dipakai hewan-hewan lain.
Lambat laun para hewan merasa
tidak puas karena tiap kali ingin ke luar dari desa, mereka harus meminjam
kepala dulu, dan harus segera mengembalikannya. Mereka mulai mengeluh. Raja pun
merasa lelah karena harus melayani para hewan yang tiap hari datang untuk
meminjam atau mengembalikan kepala. Raja gajah memutuskan untuk memberikan satu
kepala kepada tiap hewan dan menjadi milik mereka sendiri.
Raja memerintahkan wakilnya, kepiting,
untuk menyiapkan semua kepala di lapangan desa. Ayam jantan diperintahkan
memberi tahu warga desa untuk berkumpul di lapangan untuk menerima kepala dari
raja. Untuk keperluan itu, raja memberi ayam jantan sebuah kepala.
Ayam jantan pergi berkeliling desa
dan warga desa yang mendengar pesan raja melalui ayam jantan segera bergegas ke
lapangan desa. Akhirnya mereka akan mempunyai kepala sendiri!
Ayam jantan merasa sudah memberi
tahu semua hewan atas peristiwa penting itu. Ia berjalan kembali ke lapangan desa.
Ia bertemu dengan kepiting di dekat
sungai, tanpa kepala.
“Hai! Kepiting!” teriak ayam jantan.
“Kau harus segera ke lapangan untuk menerima kepalamu.”
“Ah, kau tenang saja,” kata
kepiting. “Aku ini kan wakil raja. Raja pasti
akan menyimpan sebuah kepala untukku. Aku mau mandi dulu di sungai. Sampai bertemu
lagi nanti!”
Di lapangan, semua hewan lain sudah berkumpul. Gajah mulai memberikan kepala kepada para hewan. Ia berusaha
memberikan kepala yag cocok untuk masing-masing hewan. Kuda nil mendapat kepala
yang besar dan gemuk. Kepala untuk badak bermata tajam. Jerapah menerima kepala yang cocok untuk lehernya yang panjang. Tak ada yang suka kepada hyena, maka ia
mendapat kepala yang buruk. Antelope dianggap sebagai hewan yang paling cantik,
raja gajah memberinya kepala yang sangat cantik pula. Acara pembagian kepala
berlangsung sepanjang pagi. Akhirnya semua hewan memiliki kepala sendiri dan
merasa puas.
Raja gajah bersiap-siap kembali ke
istana. Ia mengucapkan terima kasih kepada ayam jantan yang telah membantunya. Pada
saat itu, kepiting datang.
“Mana kepala untukku, yang mulia?”
“Dari mana saja kau?” kata raja. “Sayang
sekali, semua kepala sudah kubagikan, tidak ada lagi kepala yang tersisa”
Kepiting memprotes, memohon dan
menangis. Tapi bahkan raja pun tidak dapat melakukan apa-apa karena semua
kepala sudah habis dibagikan. Sampai sekarang kepiting tidak mempunyai kepala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar