Mengapa Kepiting Tidak Mempunyai Kepala ?

Dahulu kala, jauh sebelum manusia mengacaukan keseimbangan alam, semua hewan hidup bersama dengan damai. Tapi pada saat itu tak seekor hewan pun mempunyai kepala, kecuali gajah, raja para hewan. Ia mempunyai banyak kepala dari berbagai bentuk dan ukuran yang disimpannya dalam sebuah gua besar. 
Tiap kali seekor hewan ingin meninggalkan desa, ia akan menemui gajah dan meminjam sebuah kepala. Hewan itu akan mengembalikan kepala yang dipinjamnya setelah urusannya selesai. Masalahnya tidak tersedia kepala untuk semua hewan. Selalu ada satu hewan yang terpaksa tinggal di rumah karena semua kepala sedang dipakai hewan-hewan lain.
Lambat laun para hewan merasa tidak puas karena tiap kali ingin ke luar dari desa, mereka harus meminjam kepala dulu, dan harus segera mengembalikannya. Mereka mulai mengeluh. Raja pun merasa lelah karena harus melayani para hewan yang tiap hari datang untuk meminjam atau mengembalikan kepala. Raja gajah memutuskan untuk memberikan satu kepala kepada tiap hewan dan menjadi milik mereka sendiri.
Raja memerintahkan wakilnya, kepiting, untuk menyiapkan semua kepala di lapangan desa. Ayam jantan diperintahkan memberi tahu warga desa untuk berkumpul di lapangan untuk menerima kepala dari raja. Untuk keperluan itu, raja memberi ayam jantan sebuah kepala.
Ayam jantan pergi berkeliling desa dan warga desa yang mendengar pesan raja melalui ayam jantan segera bergegas ke lapangan desa. Akhirnya mereka akan mempunyai kepala sendiri!
Ayam jantan merasa sudah memberi tahu semua hewan atas peristiwa penting itu. Ia berjalan kembali ke lapangan desa. Ia bertemu dengan  kepiting di dekat sungai, tanpa kepala.
“Hai! Kepiting!” teriak ayam jantan. “Kau harus segera ke lapangan untuk menerima kepalamu.”
“Ah, kau tenang saja,” kata kepiting. “Aku ini kan wakil raja. Raja  pasti akan menyimpan sebuah kepala untukku. Aku mau mandi dulu di sungai. Sampai bertemu lagi nanti!”
Di lapangan, semua hewan lain  sudah berkumpul. Gajah  mulai  memberikan kepala kepada para hewan. Ia berusaha memberikan kepala yag cocok untuk masing-masing hewan. Kuda nil mendapat kepala yang besar dan gemuk. Kepala untuk badak bermata tajam. Jerapah menerima kepala yang cocok untuk lehernya yang panjang. Tak ada yang suka kepada hyena, maka ia mendapat kepala yang buruk. Antelope dianggap sebagai hewan yang  paling  cantik, raja gajah memberinya kepala yang sangat cantik pula. Acara pembagian kepala berlangsung sepanjang pagi. Akhirnya semua hewan memiliki kepala sendiri dan merasa puas.
Raja gajah bersiap-siap kembali ke istana. Ia mengucapkan terima kasih kepada ayam jantan yang telah membantunya. Pada saat itu, kepiting datang.
“Mana kepala untukku, yang mulia?”
“Dari mana saja kau?” kata raja. “Sayang sekali, semua kepala sudah kubagikan, tidak ada lagi kepala yang tersisa”

Kepiting memprotes, memohon dan menangis. Tapi bahkan raja pun tidak dapat melakukan apa-apa karena semua kepala sudah habis dibagikan. Sampai sekarang kepiting tidak mempunyai kepala. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar