Kisah Shan Bo dan Ying Tai


Dahulu kala di Cina,  hanya anak laki-laki yang boleh bersekolah. Anak perempuan hanya boleh keluar rumah bila dikawal anggota keluarganya. Selain itu masyarakat mengganggap wanita tidak perlu mendapat pendidikan. Akibatnya, tidak ada anak perempuan yang pergi bersekolah.
Keluarga Zhu hidup di propinsi Zhejiang. Mereka adalah sebuah  keluarga kaya  mempunyai  beberapa anak lelaki. Satu- satunya anak perempuan mereka bernama Zhu YingTai. Ying Tai sangat haus ilmu pengetahuan dan ia iri kepada saudara-saudara lelakinya yang diijinkan bersekolah. Ia bertekad mencari cara agar dapat pergi bersekolah. Tiap hari ia meminta kepada orang tuanya agar diijinkan pergi bersekolah, tapi tentu saja mereka tidak mengijinkan.
Orang tua Ying Tai sangat menyayangi gadis itu, mereka ingin memenuhi keinginan anak gadis mereka itu untuk bersekolah.Pada suatu hari Ying Tai berdandan seperti anak laki-laki dan mmenunjukkan kepada orang tuanya bahwa ia dapat menyamar sehingga orang lain tidak tahu bahwa sebenarnya ia seorang perempuan.  Akhirnya Ying Tai diijinkan pergi ke sekolah dengan menyamar sebagai seorang pemuda.
Walaupun semua teman sekolahnya laki-laki, Ying Tai tidak merasa tidak merasa kesepian. Ia hanya tertarik untuk belajar. Teman-temannya merasa bahwa Ying Tai agak aneh, tapi mereka tidak pernah mengganggunya. Hanya satu orang saja yang berteman dekat dengan Ying Tai yaitu seorang pemuda bernama Liang Shan Bo. Shan Bo  rajin belajar dan perilakunya sangat halus. Ying Tai dan Shan Bo sering belajar bersama. Ting Tai dan Shan Bo menjadi dua orang sahabat.
Tahun demi tahun berlalu. Ying Tai merasakan perasaannya kepada Shan Bo bukan hanya sebagai sahabat belaka. Ia mencintai pemuda sahabatnya itu. Shan Bo juga merasa sangat sayang kepada Ying Tai. Ia juga merasa aneh karena sebelumnya belum pernah mempunyai sahabat yang begitu disayanginya seperti Ying Tai.
Pada suatu hari, orang tua Ying Tai mengirim seorang pelayan untuk menjemputnya. Ying Tai harus segera  pulang. Pelayan itu tidak mengatakan alasannya. Ying Tai takut sesuatu yang buruk terjadi dengan keluarganya. Apakah ayah atau ibunya sakit? Ying Tai pun langsung pulang bersama pelayan yang menjemputnya.
Setiba di rumah Ying Tai merasa lega karena ayah dan ibunya dalam keadaan sehat dan baik-baik saja. Tapi betapa terkejutnya Ying Tai mendengar mengapa ayahnya  menyuruhnya segera pulang. Ying Tai akan segera dinikahkan dengan anak rekan usaha ayahnya. Pernikahan mereka sudah disiapkan.
Ying Tai merasa sedih dan putus asa. Ia menyadari bahwa ia jatuh cinta kepada Shan Bo.  Ying Tai kemudian mengirim pesan kepada Shan Bo melalui pelayan, memintanya datang ke kotanya dan menginap di penginapan.
Esok harinya, pelayan itu kembali dan mengatakan kepada Ying Tai bahwa temannyasudah menunggu di penginapan. Ying Tai menyamar lagi sebagai seorang pemuda dan pergi menemui Shan Bo.
Ying Tai mengatakan bahwa ada masalah keluarga sehingga ia tidak dapat kembali ke sekolah. Seorang sepupunya ada di rumahnya dan Ying Tai ingin mengenalkannya dengan Shan Bo. Ying Tai mengatakan bahwa Shan Bo pasti menyukai sepupunya dan meminta Shan Bo meminang gadis itu kepada orang tua Ying Tai. Ying Tai meminta Shan Bo datang ke rumahnya nanti sore.
Ying Tai kembali ke rumah dan mengganti pakaiannya dengan pakaian wanita. Ia akan berpura-pura menjadi sepupunya. Ying Tai yakin bahwa bila Shan Bo tahu bahwa ia sebenarnya seorang gadis, pemuda itu akan menyadari bahwa  perasaan cintanya.
Sore itu Shan Bo datang ke  rumah Ying Tai.  Seorang gadis  menemuinya dan memperkenalkan diri sebagai sepupu Ying Tai. Shan Bo tercengang melihat sepupu Ying Tai sangat mirip dengan pemuda sahabatnya itu.
Setelah bercakap-cakap beberapa lama, gadis itu menangis dan mengatakan bahwa ia sebenarnya adalah Ying Tai. Ia menceritakan penyamarannya agar dapat bersekolah. Ia juga mengatakan betapa ia mencintai Shan Bo.
Pada awalnya Shan Bo sangat marah karena merasa dibohongi. Tapi kemudian ia pun menyadari bahwa ia juga sangat mencintai Ying Tai. Ying Tai kemudian menceritakan rencana pernikahan yang sudah diatur orang tuanya. Ying Tai meminta Shan Bo untuk meminangnya kepada ayahnya.
Pada hari itu juga Shan Bo menemui ayah Ying Tai. Ketika Tuan Zhu mendengar Shan Bo ingin menikahi puterinya, ia hanya tertawa.
Tuan Zhu bertanya kepada Shan Bo, dari mana ia berasal, apa pekerjaan orang tuanya, berapa uang yang mereka miliki.  Orang tua Shan Bo bukan orang berada. Ibunya bekerja sebagai penenun dan ayahnya nelayan. Mereka mampu membiayai sekolah Shan Bo dengan bekerja keras dan hidup sangat sederhana. Tuan Shu menyarankan agar Shan Bo kembali ke sekolah dan mencari seorang gadis yang sederajat dengannya.
Ying Tai dilarang  bertemu lagi dengan Shan Bo, bahkan dilarang ke luar dari kamarnya. Seorang pelayan ditugaskan untuk selalu mengawasinya.
Shan Bo tinggal di penginapan. Ia tak ingin kembali ke sekolah dan ia merasa harus selalu dekat dengan Ying Tai. Ia duduk memandang ke luar jendela sepanjang hari, berharap dapat melihat Ying Tai. Selera makan Shan Bo hilang dan ia tidak dapat makan. Akhirnya ia jatuh sakit.
Ying Tai yang terkurung di rumahnya menangis sepanjang hari. Seorang pelayannya kasihan melihat gadis itu dan pergi melihat keadaan Shan Bo di penginapan tiap hari dan melapor kepada Ying Tai. Beberapa hari kemudian pelayan itu mengabarkan bahwa Shan Bo sudah meninggal.
Ying Tai makin banyak menangis, tapi orang tuanya sibuk mempersiapkan pernikahannya dan tidak terlalu memperhatikannya. Tuan Zhu yakin bahwa Ying Tai lambat laun akan melupakan kekasihnya yang miskin itu dan menjalankan kewajibannya sebagai anak  yang berbakti. Ia akan menikah dengan pilihan orang tuanya. dan menjadi isteri yang baik.
Tapi Ying Tai terus menangis. Tubuhnya menjadi kurus dan wajahnya pucat. Bahkan kemudian bukan air mata yang menetes dari matanya, tapi butir-butiran darah.
Hari pernikahan Ying Tai tiba. Sesuai tradisi, gadis itu diantar ke rumah suaminya dengan tandu untuk mengikuti upacara pernikahan. Beberapa pelayan wanita ikut dalam iring-iringan itu termasuk wanita pengasuh Ying Tai sejak kecil. Iring-iringan tandu itu melewati pemakaman tempat Shan Bo dikuburkan. Ying Tai minta rombongan  berhenti di sana dan ia pergi ke makam Shan Bo untuk berdoa. Ying Tai berlutut di depan makan Shan Bo. Tiba-tiba muncul seekor kupu-kupu dari dalam makam Shan Bo. Kupu-kupu itu berputar-putar di atas kepala Ying Tai. Ying Tai merasa kupu-kupu itu adalah penjelmaan Shan Bo. Ia mengulurkan tangannya ke arah kupu-kupu itu. Tiba-tiba ia menyadari lengannya sudah berubah menjadi  sayap kupu-kupu. Dan tubuhnya perlahan-lahan juga berubah menjadi seekor kupu-kupu.  Tubuhnya menjadi makin ringan. Ia pun terbang mengikuti kekasihnya. Kedua kupu-kupu itu terbang berputar-putar bersama-sama.
Ketika Ying Tai tidak kunjung kembali ke tandunya, para pelayan mencarinya. Tidak ada seorang pun di pemakaman itu. Para pelayan hanya melihat sepasang kupu-kupu yang terbang berputar-putar. Seekor kupu-kupu mendekati pengasuh Ying Tai dan berputar beberapa kali di atas kepalanya. Kemudian kupu-kupu itu kembali bergabung dengan pasangannya. Mereka berputar-putar  perlahan-lahan menjauhi pemakaman dan akhirnya menghilang. Pengasuh Ying Tai menitikkan air mata. Ia tahu bahwa gadis itu telah pergi untuk bersatu dengan kekasihnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar