Tampe Ruma Sani
Pada zaman dahulu,
hiduplah Alkisah seorang anak perempuan bernama Tampe Ruma Sani. Semua orang di
kampungnya mengenal dia, sebab setiap hari ia menjajakan ikan hasil tangkapan
ayahnya. Ibunya sudah meninggal. Di rumahnya ia tinggal bersama ayah dan adik
laki-lakinya yang masih kecil. Ia memasak nasi untuk ayah dan adiknya. Kasihan
Tampe Ruma Sani yang masih kecil itu. Ia harus mengerjakan pekerjaan rumah
tangga yang seharusnya dikerjakan oleh orang dewasa.
Pada suatu hari, seorang
janda menyapa Tampe Rurna Sani, “Sudah habis ikanmu Nak? Tiap hari saya lihat
ikanmu cepat habis, apa rahasianya?”
“Saya menjual ikan lebih
murah dari orang lain, agar cepat habis sehingga saya bisa cepat pulang untukmenanak nasi
untuk ayah dan adik saya. Juga pekerjaan rumah tangga yang lain harus saya
kerjakan”, jawab Tampe Rurna Sani sambil berjalan dengan cepat.
“Siapa nama adikmu?”
“Mahama Laga Ligo”, jawab
Tampe Rurna Sani.
“Mengapa bukan adikmu yang
memasak?”
“Adik saya masih kecil,
belum bisa memasak.” Janda itu bertanya bermacam-macam hal kepada Tampe Ruma
Sani.
“Sampaikan salamku kepada
ayahmu! Aku mau membantu kalian dan tinggal di rumah ayahmu. Aku mau membuat
tembe (sarung), sambolo (destar\ikat kepala) dan ro sarowa (celana) untuk
ayahmu”, kata janda itu dengan manis.“Baik Bu, akan saya sampaikan kepada
ayah.” Tak lama kemudian, janda itu menikah
dengan ayahnya, dan menjadi ibu tirinya.
Sekarang Tampe Ruma Sani lidak lagi memasak.
Pekerjaannya hanya menjajakan ikan saja. Sekali-sekali ia ikut menumbuk padi.
Setiap menumbuk padi, ibunya selalu berpesan agar beras yang utuh dipisahkan
dengan yang hancur.
Pada mulanya, ibu tirinya
sangat baik kepada Tampe Ruma Sani dan adiknya. Namun, lama-kelamaan sikapnya
berubah. Tampe Rurna Sani dan Mahama Laga Ligo mendapat perlakuan yang kurang
baik, lebih-lebih kalau ayahnya tidak berada di rumah.
Pada
suatu hari, ayahnya baru pulang menangkap ikan. Sang ibu tiri segera menyiapkan
makanan yang enak-enak untuknya. Sedang untuk anak tirinya disediakan nasi
menir (nasi dari beras yang hancur). Melihat hal itu, Tampe Ruma Sani
memberanikan diri lapor kepada ayahnya, “Ayah dan ibu makan nasi yang bagus dan
ikannya yang enak-enak, sedang saya dan adik nasinya kecil-kecil dan tidak ada
ikannya”. Mendengar hal itu ayahnya bertanya, “Mengapa makanan anak-anak
berbeda dengan makanan kita Bu?”
“Sebenarnya sama saja,
pak. Lihatlah sisa makanan yang ada di kepala Mahama Laga Ligo,” jawab
istrinya.
Sebenarnya nasi yang ada
di kepala Mahama Laga Ligo sengaja ditaruh oleh ibu tirinya menjelang ayahnya
datang. Hal yang demikian telah dilakukan berkali-kali. Ibunya sangat marah
kepada Tampe Ruma Sani yang berani melapor kepada ayahnya. Setelah suaminya
pergi, sang ibu tiri menghajar Tarnpe Ruma Sani sampai babak belur. Tampe Ruma
Sani menangis sejadi-jadinya. Melihat kakaknya dihajar, Mahama Laga Ligo pun
ikut menangis.
“Kalau kalian berani
melapor kepada ayahmu lagi, akan kubunuh
kalian!” ancam ibu tirinya.
Perlakuan kasar telah
biasa diterima oleh kedua anak itu. Mereka tidak berani melaporkan kejadian itu
kepada ayahnya, karena takut kepada ibu tirinya.
Kini kedua anak itu sudah menginjak
dewasa. Kakak beradik itu bermaksud pergi meninggalkan orang tuanya untuk
mencari nafkah sendiri, karena tidak tahan lagi menerima siksaan ibu tirinya.
Maksud itu pun disampaikan kepada ayahnya, “Ayah, kami sekarang sudah besar,
ingin pergi mencari pengalaman. Oleh karena itu, izinkanlah saya dan Mahama
Laga Ligo pergi”.
“Mengapa engkau mau
meninggalkan rumah ini? Tetaplah di sini. Rumah ini nanti akan sepi.” kafa
ayahnya. Ibu tirinya segera menyahut, “Benar kata Tampe Ruma Sani. Dia kini
sudah besar. Maka sebaiknya ayah mengizinkan mereka pergi.” Ibu tirinya memang
sudah tidak senang dengan anak-anak tirinya yang dirasa sangat mengganggu.
Akhirnya, ayahnya pun
dengan berat mengizinkan, berkat desakan istrinya yang terus-menerus.
Pagi harinya kedua anak
itu meninggalkan rumahnya. Ibu tirinya memberi bekal nasi bungkus. Sang ayah
mengantarkan sampai ke batas desa.
Kedua anak itu berjalan
menyusuri hutan dan sungai. Sesekali mereka membicarakan ibu tirinya yang
kejam. Sesekali juga membicarakan ayahnya yang kena pengaruh ibu tirinya.
Setelah seharian berjalan, Mahama Laga Ligo merasa capai. “Kak, saya capai dan
lapar. Istirahat dulu ya Kak”, katanya. Mereka mencari tempat yang teduh.
Mereka mulai membuka bekal dari ibu tirinya, tapi tercium bau kotoran.
“Pindah dulu, di sekitar
sini ada kotoran, kata Tampe Ruma Sani, sambil mengamati di mana kotoran itu
berada. Namun, di sekitar tempat itu bersih. Lalu ia duduk lagi dan meneruskan
membuka bekal yang dipegang adiknya. Ketika bekal itu dibuka bau itu tercium
lebih keras. Akhinya, tahulah sumber bau itu. Bau itu temyata berasal dari
bekal yang dibawanya. Rupanya ibu tirinya sangat jahat, sehingga sampai hati
memberi bekal yang dicampuri kotoran manusia. Lalu, bungkusan itu pun dibuang,
dengan perasaan marah dan sedih.
Dengan mengikat perutnya
kencang-kencang untuk menahan lapar, kedua kakak beradik itu pun melanjutkan
perjalanan. Setelah beberapa lama herjalan, dilihatnya sebuah rumah di tengah
hutan. Kedua anak itu merasa senang. Segeralah keduanya menaiki tangga dan
mengetuk pintu. Namun, setelah beberapa saat tidak terdengar jawaban.
Diketuknya pintu sekali lagi, tetap tidak
ada jawaban. Lalu, keduanya mendorong pintu rumah itu sedikit demi sedikit. Ternyata
pintu itu tidak dikunci. Ia memeriksa seluruh penjuru rumah, temyata rumah itu
tidak ada penghuninya. Di sebuah sudut rumah itu ada tiga buah karung. Setelah
diperiksa, ternyata karung itu berisi merica, cengkih, dan pala. Di atas meja
tersedia makanan. Di sekitar rumah ditumbuhi rumput yang tinggi, yang tampak
tidak pernah dijamah manusia maupun binatang.
“Mari kita duduk di dalam
rumah menunggu pemiliknya” kata Tampe Ruma Sani kepada adiknya.Mereka
duduk-duduk. Tak berapa lama, karena kecapaian, mereka tertidur. Pada saat
terbangun hari telah pagi. Penghuni rumah itu belum juga muncul. Makanan di
atas meja masih tetap utuh. Mereka heran, makanan itu masih hangat. Karena
kelaparan, makanan itu pun mereka makan sampai habis.
Tiga hari sudah mereka
berada di rumah itu. Setiap mereka bangun pagi, makanan hangat telah tersedia.
Mereka semakin terheran-heran, namun seolah tidak mampu berpikir dari mana datangnya semuanya
itu.
Untuk menjaga kemungkinan
makanan tidak tersedia lagi, mereka bermaksud menjual rempah-rempah dalam
karung itu. Pada hari keempat, Maharna Laga Ligo berkata kepada kakaknya, “Kak,
biarlah saya yang menjual rempah-rempah ini sedikit demi sedikit ke pasar.
Sementara saya pergi, kakak di dalam rumah saja. Kalau ada orang datang, jangan
sekali-sekali kakak membukakan pintu”.
“Baiklah, pergilah, tetapi
jangan lama-lama”, jawab kakaknya.
Kebetulan hulubalang raja
yang sedang berburu di hutan. Setelah beberapa lama, mereka sangat heran di
tengah hutan itu ada sebuah rumah. Selama ini, di daerah itu tidak pernah ada
seorang pun berani tinggal. Maka salah seorang hulubalang itu menaiki tangga
rumah itu dan mengetuk pintunya. Tampe Ruma Sani tidak berani menjawab, apalagi
membuka pintu. Ia bersembunyi di bawah meja dengan sangat ketakutan. Dalam hati
berdoa semoga adiknya cepat datang.
Karena ketukan pintunya
tidak mendapat jawaban, maka hulubalang raja itu turun, dan memeriksa kolong
rumah itu. Ia melihat rambut yang terjurai di bawah kolong. Lalu, ia pun
menarik rambut itu. Rambut itu adalah rambut Tampe Ruma Sani. Ketika ditarik,
ia merasa kesakitan dan berteriak. Hulubalang itu terkejut. Ia lidak mengira,
rambut itu rambut manusia. Ia segera kembali meminta agar pintu dibuka. Namun,
Tampe Ruma Sani tetap tidak mau membuka.
Hulubalang itu segera
kembali ke kerajaan melaporkan peristiwa itu kepada raja.Mendapat laporan yang
demikian, raja bersama beberapa hulubalang yang lain segera menuju hutan di
mana rumah itu berada.
Raja meminta agar pintu
dibuka. Namun, Tampe Ruma Sani tetap tidak berani membukanya. Akhirnya, pintu
itu pun didobrak beramai-ramai. Tampe Ruma Sani berteriak ketakutan.
“Jangan takut! Aku raja di
negeri ini”.
Pada saat itu, Mahama Laga
Ligo datang. “Saya datang, Kak. Bukalah pintu!”
Tampe Ruma Sani membukakan
pintu dan memperkenalkan sang raja dan para hulubalang. Dan mereka pun dibawa
ke istana dan Tampe Rurna Sani dijadikan permaisurinya.
Belajar Bertanggung Jawab
Cara terbaik
bagi anak untuk belajar membuat keputusan yang baik adalah membuat
kesalahan-kesalahan kecil, mengalami konsekuensi yang diakibatkan kesalahan itu
dan melihat orang dewasa di sekitarmu tetap mencintaimu walaupun kau membuat
kekacauan.
Sayangnya,
kebanyakan orang tua tidak memberikan kesempatan itu. mereka memastikan
anak-anak mereka tidak melakukan kesalahan, membebaskan anak-anak dari
konsekuensi dari kesalahan mereka, atau justeru menimbulkan kebencian dengan
menunjukkan kemarahan atau penolakan. Berikut ini tips untuk mencegah hal itu
- Beri anak-anak Anda cukup kesempatan untuk membuat keputusan tentang hal-hal kecil. Misalnya memberi sedikit uang saku, yang memberi kesempatan untuk memilih apakah mereka ingat untuk membawa bekal ke sekolah.
- Berharaplah mereka membuat keputusan yang buruk. Anak-anak belajar membuat keputusan yang baik dengan membuat keputusan yang buruk dan merasakan konsekuensinya.
- Gunakan emphati dan konsekuensi logis untuk pengajaran. Empathi adalah kuncinya. Dengan merasa sedih untuk anak-anak daripada marah kepada mereka, anak-anak dibiarkan fokus pada pilihan mereka yang buruk daripada kemarahan kita.
- Berikan anak-anak kesempatan membuat keputusan lagi. Ini memberikan pesan yang kuat: “Kita percaya kita akan mendapatkan akibat dari keputusan yang buruk.”
Sumber: https://www.loveandlogic.com
Permainan Analogi Gambar
Perhatikan gambar ini
Tiap kelompok gambar terdiri dari 3 gambar dari jenis yang sama dan 1 gambar dari jenis yang bebeda.
Tunjukkan jenis gambar yang berbeda itu.
Tiap kelompok gambar terdiri dari 3 gambar dari jenis yang sama dan 1 gambar dari jenis yang bebeda.
Tunjukkan jenis gambar yang berbeda itu.
Acak-acak Nama Serangga
Berikut ini ada beberapa nama serangga tapi penulisannya tidak benar.
Dapat kah kamu menebak nama serangga yang tepat?
TUMES
YUKANY
ACKEO
BHEAL
TLAAL
TALU
YAPRA
BUMKANG
Dapat kah kamu menebak nama serangga yang tepat?
TUMES
YUKANY
ACKEO
BHEAL
TLAAL
TALU
YAPRA
BUMKANG
Nasrudin Hoja Bermain Biola
Suatu malam Hoja
pulang membawa sebuah biola. Ia menyentuh satu senar dan memainkan satu nada
yang sama terus menerus selama berjam-jam. Akhirnya, isterinya hilang kesabaran,
katanya “Pemain biola sungguhan tahu bagaimana memnggerakkan tangan naik turun
untuk memainkan semua senar.”
“Oh, bukan
begitu sayang,” jawab Hoja. “Para pemain biola itu menggerakkan tangannya
menyentuh semua senar sepanjang waktu, karena mereka belum tahu di mana bisa
menemukan nada ini!”
Panci Ajaib
Tuan Haktak menemukan sebuah panci tembaga besar ketika menggali di kebunnya. Ia membawa panci itu pulang dan menunjukkannya kepada isterinya. Mereka gembira dengan penemuan panci itu karena mereka sangat miskin dan tidak punya barang berharga.
Sebelum membawa panci itu pulang, tuan Haktak memasukkan dompetnya ke dalam panci agar tidak jatuh di jalan. Dompet itu berisi 5 koin emas.
Di rumah, nyonya Haktak melongok ke dalam panci dan jepit rambutnya jatuh ke dalam panci. Ketika ia meraih jepit rambutnya, ternyata ia menemukan 2 jepit rambut dan 2 buah dompet suaminya masing-masing berisi 5 koin emas.
Suami isteri itu lalu memasukkan berbagai benda ke dalam panci dan mendapatkannya kembali 2 kali lipat.
Pada suatu hari nyonya Haktak tak sengaja jatuh ke dalam panci. Tuan Haktak menariknya keluar dari panci dan menemukan satu lagi nyonya Haktak di dalam panci.
Tuan Haktak terkejut sekali hingga jatuh ke dalam panci. Sekarang ada dua pasang tuan dan nyonya Haktak. Mereka pun membangun sebuah rumah yang serupa dengan rumah mereka berdampingan dengan rumah lama mereka untuk tuan dan nyonya Haktak yang baru.
Jawaban Teka Teki Juli 2017
Kisah Kelinci dan Katak
Semua kelinci di sebuah hutan diundang ke sebuah pertemuan.
Para tetua mereka telah memutuskan untuk bertemu untuk membicarakan nasib
mereka yang buruk. Mereka punya terlalu banyak musuh. Manusia, anjing, hewan
buas dan burung pemangsa semua memburu mereka untuk dimakan, dan mereka tidak
punya senjata untuk membela diri. Mereka tidak punya rahang penuh gigi yang
tajam seperti anjing dan serigala. Mereka juga tidak memiliki cakar dengan kuku
tajam, atau duri di punggung seperti landak yang menghalangi pemangsa. Para kelinci
putus asa dan tidak tahan lagi selalu diburu. Satu-satunya jalan keluar menurut
mereka adalah melakukan bunuh diri masal. Di dekat hutan itu ada sebuah kolam
yang dalam, mereka akan melompat bersama-sama ke dalamnya dan tenggelam,
mengakhiri penderitaan mereka.
Sekelompok besar katak tinggal di kolam itu, beberapa dari mereka
berjemur di tepi kolam, ketika rombongan kelinci bergegas ke kolam dengan suara
gemuruh. Terkejut dan ketakutan, para katak berkoak-koak dan melompat ke dalam
air dan bersembunyi. Salah satu kelinci yang tua dan bijaksana, yang memimpin
rombongan kelinci melihat katak-katak itu lari, berhenti. Ia mengangkat kaki
depannya ke udara, ‘Teman-teman!” teriaknya “Berhenti!” mari kita pikirkan
lagi. Yang terjadi tidak seburuk yang kita kira. Makhluk-makhluk ini takut kepada kita, jadi
kita bukan yang terendah.”
Mengajarkan Hubungan Sebab Akibat Kepada Anak-anak
Salah satu pelajaran pertama yang perlu kita ajarkan kepada
anak-anak kita adalah hubungan sebab dan akibat. Kita perlu mengajarkan bahwa
tiap tindakan kita akan mengakibatkan reaksi sehingga kita harus paham bahwa
apa yang kita lakukan itu penting.
Pada akhir tahun ketiga, anak sudah memiliki kesadaran
tentang dirinya dan mulai menerima aturan perilaku yang Anda ajarkan. Mereka
sudah mampu merasakan emosi seperti merasa bersalah, malu dan bangga. Ini
adalah saat yang tepat untuk memberikan pelajaran sebab akibat yang berbunyi
setiap aksi memiliki reaksi. Misalnya, bila kamu melangkah ke sana, kamu akan
jatuh, atau kalau kamu memukul adikmu, kamu akan menerima konsekuensinya.
Sayangnya, banyak remaja dan orang dewasa muda yang
tidak pernah mendapat pelajaran penting ini, dan mungkin ini merupakan salah
satu faktor kunci kekacauan dalam kehidupan mereka atau di sekitar mereka, yang disebabkan kurangnya kesadaran dan
tanggung jawab atas tindakan mereka
Kita mengajarkan hubungan sebab dan akibat untuk
membantu anak mengenali hubungan antara dua hal atau ketika menunjukkan bahwa
satu kejadian adalah hasil dari kejadian lain. Untuk mengajarkannya, carilah contoh
yang konkrit, karena balita tidak memahami hal-hal yang rumit. Misalnya: ajak
anak Anda ke tempat yang terkena sinar matahari dan katakan, “Bila kamu terkena
sinar matahari, kamu akan merasa panas.” “Bila kamu berlama-lama terkena sinar
matahari, kulitmu bisa terbakar.” Anda bisa mengajak anak berlari-lari. “Bila
kamu berlari dalam waktu lama, kamu akan merasa lelah.” Ketika Anda lihat anak
Anda minum segelas air, Anda dapat mengatakan, “Setelah minum air, kamu tidak
merasa haus lagi.”
Anda dapat melakukan permainan bersama anak untuk
mengajarkan hubungan sebab akibat. Anda dapat menanyakan hal yang sederhana
seperti “Apa terjadi bila kita menaruh es krim di sinar matahari?” atau
“Tanaman membutuhkan air. Apa yang terjadi bila kita tidak memberinya air?”
atau “Bila ayah tidak makan, apa yang terjadi?” “Ayah akan merasa lapar.”
Selanjutnya Anda dapat
menjelaskan konsekuensi dari perilaku mereka dan penerimaan aturan alami yang
terjadi dari perilaku ini. Dengan demikian, mereka dapat melihat hal ini sebagai
konsekuensi, bukan hukuman. Contoh, “Bila aku makan pada waktu makan siang, aku
tidak dapat makan lagi nantinya.”
Ketika mereka sudah
benar-benar paham mengenai sebab dan akibat, Anda dapat sebab dan akibat yang
tidak terlalu jelas. Dengan kata lain sebab dan akibat yang lebih berorientasi
pada melakukan sessuatu yang baik daripada menjelaskannya. Contoh, “Bila kamu
memberi makan seekor burung, kamu melakukan hal yang baik dan tebak apa yang
akan kamu dapat? Yang lebih baik lagi!” Mengapa semua agama mengajarkan untuk
melakukan hal yang baik? Pada akhirnya
kita ingin anak-anak kita menjadi dewasa sebagai orang yang baik dan belajar melakukan hal-hal yang baik untuk
dunia. Itulah mengapa mempelajari hubungan sebab akibat adalah pelajaran hidup
yang sangat penting.
Sumber: http://www.huffingtonpost.com
Kisah Kilat dan Petir
Dahulu kala, Kilat
dan Petir tinggal di bumi, di antara
orang-orang lain, tapi raja memerintahkan mereka tinggal di bagian
kota yang paling jauh, sejauh mungkin
dari rumah-rumah orang lain.
Kilat, sang domba tua, dan Petir adalah puteranya, seekor
domba jantan. Setiap saat domba jantan itu marah, ia biasanya mendatangi
rumah-rumah dan membakarnya. Ia juga merobohkan pohon-pohon. Ia bahkan merusak
ladang-ladang dan kadang-kadang mencelakakan orang. Bila Petir melakukan hal-hal
buruk ini, ibunya akan memanggilnya dengan suara yang sangat keras untuk
menghentikan perbuatannya, tetapi Petir sering tidak mempedulikan ibunya bila
ia sangat marah. Orang-orang mengadu kepada raja.
Maka raja memerintahkan agar ibu dan anak itu meninggalkan
kota dan tinggal di sebuah semak yang jauh. Tapi ketika marah Petir tetap
membakar hutan, dan kadang-kadang nyala apinya menjalar ke ladang-ladang dan
menghancurkannya.
Orang-orang mengadu lagi kepada raja. Raja mengusir Kilat
dan Petir dari bumi. Mereka harus tinggal
di langit di mana mereka tidak menimbulkan banyak kerusakan. Sejak itu,
bila Petir marah, dan ia melakukan pengrusakan seperti biasa, terdengar suara
ibunya menyuruhnya berhenti. Tapi kadang-kadang sang ibu pergi agak jauh dari
puteranya yang nakal , kita dapat melihat ketika sang putera marah dan
melakukan kerusakan, tapi suara ibunya tidak terdengar.
Balapan Perahu Layar Mini
Untuk usia: 6 tahun
Kecerdasan: Kecerdasan Fisik, Kecerdasan Visual-Spatial
Yang dibutuhkan :
- Styrofoam bekas kemasan barang elektronik pilih bagian yang tipis
- Lidi atau tusuk sate
- Kertas manila
- Bak besar berisi air
- Sedotan
Pembelajaran:
- Membuat perahu layar mini
- Berusaha menjalankan perahu dengan cepat
Apa yang harus dilakukan:
- Potong stryrofoam bebentuk perahu berukuran 20 X 8 cm
- Minta anak memotong segitiga dari karton manila untuk membuat layar, sesuai kreativitasnya sendiri
- Minta anak menghias layarnya dengan pensil warna
- Pasang layar pada perahu dengan lidi
- Letakkan beberapa perahu layar di bak air, pemain berusaha melajukan perahu layarnya dengan meniup layar dengan sedotan
- Tanyakan kepada anak, layar berbentuk apa, bagaimana ukurannya dan letaknya pada perahu yang menurut anak dapat melaju dengan cepat
Ada Berapa Angka !?
Kemudian ia berkata dalam hati, "Berapa angka 1 yang tadi kutulis, ya?"
Tahukah kamu berapa angka 1 yang ditulis Mima?
Teka Teki Silang
Mendatar:
1. Air beku
3. Ada di dalam mulut
7. Kura-kura air laut
9. Udang kering
10- Nama buah
12. Surat kabar
16. Bagian dari wajah
17. Makanan kaya protein
Menurun:
2. Hewan penghasil susu
3. Orang tua kita di sekolah
,,4. Sumber ait
5. Air turun dari langit
6. Penunjuk wakru
8. Tidak (Bahasa Inggris)
10. Manusia kecil
12. Hewan yang cerdik
13. Saudara nuda
15. Saudara perempuan ayah atau ibu
Kisah Tiga Ikan
Di sebuah kolam terletak jauh dari
jalan raya, hiduplah tiga ekor ikan dengan damai dan bahagia. Salah seekor ikan
selalu akalnya, ikan kedua kadang-kadang menggunakan akal sehatnya, sedangkan
ikan ketiga tidak pernah menggunakan akal sehatnya. Pada suatu hari dua orang
nelayan datang ke kolam itu dan melihat ketga ikan itu yang besar dan gemuk.
“Cepat, ayo mengambil jala di rumah!" kata mereka “Tangkapan
bagus.”
Ketika ketiga ikan mendengar berita
itu, mereka ketakutan. Tak lama kemudian, ikan yang selalu menggunakan akalnya langsung
menemukan apa yang harus dilakukannya. Tanpa
bicara kepada saudara-saudaranya, ia segera berenang ke jalan keluar kolam dan
keluar dari bahaya.
Para nelayan segera kemballi ke kolam. Mereka melihat bahwa salah satu
ikan sudah menghilang. Mereka juga melihat jalan keluar dari kolam dan segera
menutupnya. Sekarang ikan-ikan itu tidak dapat melarikan diri lagi.
Dengan putus asa, ikan yang
kadang-kadang menggunakan akalnya, pura-pura mati dan mengapung di permukaan
air. Para nelayan mengambil dan
memeriksannya. Mereka melemparkannya kembali ke kolam karena mereka kira ia
sudah mati.
Sementara ikan yang tak pernah menggunakan akalnya meyelam ke dasar
kolam dimana ia mudah ditangkap., dan
hari itu juga ia disajikan di meja makan sang raja.
Acak-acak Nama Buah
Berikut ini ada beberapa naa buah, tapi tidak ditulis dengan benar
Dapatkah kamu menebak nama buah yang benar?
UDUK
EKEKSEM
LEBIMGIBNG
CEPAKI
GRUAGN
RUDINA
AJUMB
ERKUJ
GANGAM
Bila Gaya Pengasuhan Anda Berbeda
Bila Anda dan pasangan mempunyai gaya pengasuhan
yang berbeda, anak-anak Anda dapat mendapat pelajaran berharga karena mempunyai
orang tua dengan pendekatan yang agak berbeda pula. Asal ... Anda dan pasangan
tidak bertengkar di depan mereka.
Bertengkar karena gaya penghasuhan yang berbeda akan membawa lebih banyak kerusakan daripada
perbedaan gaya pengasuhan itu sendiri.
Lakukan eksperimen dengan tips berikut ini:
- Setuju bahwa Anda akan menerapkan gaya pengasuhan
masing-masing, tapi Anda tidak akan mengkritik teknik yang digunakan oleh pasangan
Anda di depan anak-anak. Anak-anak Anda perlu mengetahui bahwa Anda saling mendukung satu sama lain.
- Bersiaplah bila anak-anak mengeluh tentang perlakuan dari
pasangan Anda. Latihlah bagaimana respons Anda. Misalnya, “Ayah mempunyai
caranya sendiri. Ibu harap kamu dapat belajar untuk memahaminya bersama Ayah.”
- Ingatlah bahwa tidak ada yang merusak anak-anak lebih buruk
daripada mereka tahu bahwa mereka dapat memanipulasi orang tuanya melawan satu
sama lain
Mengapa Kita Berkedip?
Walau
pun kamu tidak menyadarinya, berkedip adalah sesuatu yang kamu lakukan
terus-menerus. Orang berkedip sebanyak 10 – 15 kali tiap menit.
Alasan
kita berkedip adalah menjaga mata terasa nyaman. Berkadip menjaga mata kita
tetap basah dan lembab dan menjaga kebersihan mata dengan menyapu debu dan
kotoran dari mata.
Berkedip
merupakan suatu gerakan refleks, yang artinya kita lakukan tanpa berpikir. Ketika
kita berkedip, tubuh kita melakukannya dengan alami setiap beberapa detik, tetapi
tubuh kita juga melakukannya untuk melindungi mata kita bila kita berpikir
sesuatu seperti seekor serangga bergerak ke arah mata anda.
Sumber: Whyzz.com
Explor
Rubah dan Bangau
Rubah bertemu dengan bangau dan mengundangnya untuk makan malam.
“Dengan senang hati,” kata bangau.
Ketika mereka tiba di rumah rubah, makan malam sudah dihidangkan. Bangau
kelihatan tidak begitu senang. Rubah menghadangkan sup panas yang lezat di
piring yamg ceper. Bangau yang malang hanya dapat memandangi rubah makan. Rubah
mengangggap hal itu lucu.
Esok harinya bangau balas mengundang rubah ke rumahnya untuk makan malam.
Bangau mengeluarkan sup yang sedap dalam botol dengan leher yang tinggi dan
sempit.
Bangau berkata. “Rubah temanku, selamat menikmati. Semoga hidangan malam
ini sama lezatnya dengan masakanmu semalam.” Kemudian ia menuangkan separuh sup
ke dalam mangkuk dan menghidangkannya untuk rubah.
Rubah yang licik merasa samgat malu hingga ia tidak pernah menatap wajah
orang lain sejak hari itu.
Mengapa Terjadi Hujan?
Mengapa Hujan?
Ketika hujan, apakah karena seseorang membuka selang air
raksasa di langit? Apakah hujan terjadi ketika awan merasa sedih dan mulai
menangis? Atau mungkin hujan terjadi karena
matahari, bulan dan bintang ingin mandi?
Hujan datang dari awan, yang merupakan banyaaak sekali
tetesan air kecil yang saling berpegangan satu sama lain. Hujan terbentuk
karena tetes-tetes air kecil yang membentuk awan menjadi berat, terutama bila
tetes-tetes air kecil itu saling bertabrakan dan menjadi tetesan yang lebih
besar (satu tetes air hujan terdiri dari jutaan tetes air kecil). Ketika
tetesan air di awan menjadi cukup berat, gravitasi akan menariknya ke bawah dan
tetesan itu akan jatuh ke tanah berupa hujan.
Setelah air hujan dari awan jatuh ke tanah dan matahari
kembali muncul, air yang jatuh menguap ke udara, sehingga terbentuk lebih
banyak dan akhrinya lebih banyak hujan.
Alasan yang sangat penting mengapa terjadi hujan adalah
karena hujan sangat bermanfaat untuk hal-hal yang beraneka di bumi seperti
hewan minum air hujan, tumbuhan menyerap air hujan dan menggunakannya untuk tumbuh
dan membuat bahan makanan dan kamu yang menggunakan air untuk berenang, minum,
mandi dan lain-lain.
Sumber: whyzz.com
Dua Pengembara dan Beruang
Dua pria melakukan perjalanan bersama. Tiba-tiba
mereka bertemu dengan seekor beruang.
Satu dari mereka cepat-cepat memanjat
pohon dan bersembunyi di antara cabang-cabang pohon. Seorang lagi, yang merasa
ia akan diserang, berbaring di tanah. Ketika si beruang menyentuh tubuh orang
itu dengan cakarnya dan membaui seluruh tubuhnya, orang itu menahan napasnya
dan berpura-pura mati. Beruang itu segera meninggalkanya sambil mengatakan
bahwa tidak mau manyentuh orang mati.
Ketika beruang sudah pergi, orang yang
memanjat pohon turun ke tanah, dan bertanya kepada temannya apa yang dikatakan
beruang kepadanya. “Beruang itu memberiku nasihat,” kata temannya, “Jangan
pernah melakukan perjalanan dengan teman yang meninggalkanmu ketika bahaya
mendekatimu.”
Moral: Ketidak beruntungan akan menguji
ketulusan teman Anda
Gelindingkan!
Aktivitas ini Cocok untuk anak usia 1 - 2 tahun
Apa yang diperlukan;
Benda yang rata dan cukup panjang seperti papan, nampan, karton tebal yang kukuh, atau buku besar. Letakkan bantal atau setumpuk buku sebagai pengganjal sehinga papan seperti seluncuran.
Pembelajaran;
Aturan, berbagi, bekerja sama, bahasa
Yang harus Anda lakukan:
Apa yang diperlukan;
Benda yang rata dan cukup panjang seperti papan, nampan, karton tebal yang kukuh, atau buku besar. Letakkan bantal atau setumpuk buku sebagai pengganjal sehinga papan seperti seluncuran.
Pembelajaran;
Aturan, berbagi, bekerja sama, bahasa
Yang harus Anda lakukan:
- Mulai mengelindingkan benda dan kemudian minta anak melakukannya.
- Gelindingkan bola, dan benda lain, misalnya benda yang bagian bawahnya ada karet sehingga menempel pada seluncuran atau benda yang bagian bawahnya rata
- Bicarakan tentang warna dan tekstur benda yang digelindingkan
- Bersoraklah ketika anak meluncurkan benda yang menggelinding dengan mudah untuk meningkatkan harga dirinya
Berapa Umurnya?
Ibu Rosita berkata, "Ketika umur saya 6 tahun, adik saya Anita setengzh umur saya.
Sekarang saya berumur 45 tahun, berapa umur Anita?"
Sekarang saya berumur 45 tahun, berapa umur Anita?"
Apa Penyebab Stres Pada Anak-Anak?
Stres adalah reaksi tubuh
secara fisik, kimiawi dan emosional
terhadap situasi yang : luar
biasa, membingungkan atau menggairahkan. Walaupun kehidupan anak-anak tampak begitu
sederhana, anak dari segala xciting situation. usia dapat mengalami stres.
Tetapi tidak semua stres berdampak buruk. Stres normatif, yang terjadi pada saat transisi sepanjang masa
perkembangan anak seperti belajar
berjalan, masuk sekolah dan berkenalan dengan teman baru sebetulnya adalah
bentuk produktif dari kecemasan karena membantu anak berkembang dan menjadi
lebih mandiri.
Sebaliknya, stres karena
perubahan hidup biasanya lebih membingungkan dan mengecewakan untuk anak. Kejadian
atau situasi yang dapat memicu stres karena perubahan hidup misalnya;
- Perceraian. Ketika orang tua bertengkar terus menerus atau berpisah, rasa aman anak terancam, anak merasa sendirian dan ketakutan.
- Pindah. Pergi ke rumah, lingkungan, sekolah, kelompok teman yang baru dapat manyebabkan anak merasa tidak aman dan bingung
- Kematian. Kematian anggota keluarga yang dekat, teman, atau hewan kesayangan sering membingungkan dan rasa duka yang ditimbulkannya terasa sangat menyakitkan. Anak mungkin merasa ditinggalkan atau bila anak merasa menjadi sebab kematian itu maka ia akan merasa bersalah. Selain itu, kematian yang terjadi secara acak, misalnya karena kecelakaan mobil dapat menyebabkan anak gelisah dan ketakutan.
- Jadwal yang terlalu padat. Dari kegiotan sekolah ke latihan atletik kemudian les musik tanpa waktu untuk bersantai dapat menyebabkan kecemasan pada anak yang tidak mampu menghadapi jadwal yang terlalu padat.
- Tekanan dari teman sebaya. Anak usia pra sekolah dapat terpengaruh oleh bagaimana cara anak-anak lain berpikir dan bertindak. Tidak ingin berbeda dengan anak-anak lain dapat membuat anak menjadi cemas dan gelisah.
Sumber: parents.com
Kebo Iwa
Dahulu kala, sepasang suami
istri hidup di Bali. Mereka sudah lama
menikah tapi belum juga dikarunial anak.Tak henti- hentinya mereka berdoa
kepada Tuhan agar diberi keturunan.
Doa mereka akhirnya
dikabulkan. Sang isteri mengandung dan melahirkan seorang bayi laki-laki. Suami
isteri itu sangat bahagia. Tapi bayi
mereka tidak seperti bayi pada umumnya. Ia makan dan minum lebih banyak dari
bayi lainnya. Makin besar ia makan dan
minum makin banyak. Ketika ia menhginjak
usia remaja tubuhnys sebesar kerbau. Orang-orang memanggilnya Kebo Iwa.
Karena kebiasaaan makannya,
Kebo iwa menghabiskan banyak uang untuk membeli makanan. Orang tuanya tidak
mampu lagi menyadiakan makanan untuknya. Akhirnya mereka minta bantuan dari
warga desa.
Warga desa kemudian
bergotong royong memasak untuk Kebo Iwa
dan membangun rumah yang besar untuknya.
Tubuh kebo Iwa seperti raksasa sehingga tidak dapat lagi tinggal di rumah orang
tuanya.
Lama kelmaan warga desa
kewalahan menyediakan makanan untuk Kebo Iwa. Mereka akhirnya hanya menyediakan
bahan mskanan dan meminta pemuda itu
memasak sendiri makanannya.
Kebo Iwa setuju dan sebagai
ucapan terima kasihnya. Ia mambangun bendungan dan menggali sumur. Ia juga
melindungi desa dari binatang buas.
Sementara itu tentara
Majapahit merencanakan untuk menyerang Bali. Mereka tahu tentang Kebo Iwa. Mereka juga tahu bahwa mereka tidak
dapat mengalahkan Bali dengan Kebo Iwa ada di sana.
Ia terlalu kuat.
Maha Patiih Gajah Mada yang
memimpin Majapahit membuat rencana. Tentatra Majapahit meminta Kebo Iwa pergi
ke Majapahit untuk menggali sumur karena saat itu musim kering panjang. Kebo iwa
tanpa prasangka pergi ke Majapahit.
Ketika Kebo Iwa sedang
sibuk menggali sumur yang besar, tentara Majapahit menutup lubang sumur dengan
tanah, sehingga Kebo Iwa tertimbun. Ia mengalami kesulitan bernapas sehingga ia
tewas dalam sumur yang dikerjakannya.
Setelah Kebo Iwa meninggal,
Bali dikalahkan oleh Majapahit. Hingga sekarang Kebo Iwa dikenang karena
jasanya untuk Bali dan Majapahit.
Langganan:
Postingan (Atom)