Angsa Berbulu Emas (Cerita Rakyat India)





Dahulu kala, hiduplah seekor angsa berbulu emas di sebuah kolam. Ada sebuah rumah di dekat kolam itu, dimana tinggal seorang ibu miskin dan dua orang puterinya. Mereka benar-benar miskin dan hidup menderita. Angsa itu tahu bahwa mereka sedang mengalami masalah.

Angsa berpikir, “Jika aku memberikan  selembar bulu emasku kepada mereka satu demi satu, ibu itu dapat menjualnya. Mereka akan hidup lebih baik  dengan uang dari penjualan buluku itu.”

 Angsa itu kemudian terbang ke rumah wanita itu. 

“Angsa,” kata ibu, “Mengapa kau kemari, kami tidak mempunyai apa-apa untukmu.”

“Aku tidak minta apa-apa,” sahut angsa, “Aku ingin memberikan sesuatu kepadamu. Aku tahu keadaan kalian. Aku akan memberikan bulu emasku satu per satu kepadamu. Juallah, maka kalian tidak menderita lagi.”

Angsa mencabut selembar bulunya dan pergi. Dari waktu ke waktu angsa datang dan setiap kali ia memberikan selembar bulu emas.

Ibu dan kedua puterinya hidup berkecukupan dengan menjual bulu-bulu angsa emas.

Namun wanita itu ingin segera mengambil semua bulu emas angsa itu. Pada suatu hari ia berkata kepada anaknya, “Jangan percaya kepada angsa itu, mungkin saja ia  tidak pernah datang lagi. Jika ini terjadi, kita akan menjadi miskin lagi. Kita ambil saja semua bulunya ketika ia datang lagi nanti.”

Puteri-puterinya dengan polos berkata, “Ibu, kita akan melukai angsa itu. Kami tidak mau menyakitinya.” Namun sang ibu tetap pada pendiriannya.

Ketika angsa datang lagi, wanita itu menangkapnya dan mencabuti semua bulunya. Namun bulu-bulu emas itu berubah menjadi bulu-bulu biasa yang kasar dan aneh . Ibu terkejut melihat bulu-bulu itu.


“Ibu yang malang,” kata angsa, “aku ingin menolongmu, namun sebaliknya kau hendak membunuhku. Aku selalu memberimu bulu-bulu emasku, namun sekarang aku tidak merasa perlu menolongmu lagi. Aku akan pergi dan takkan  pernah kembali lagi.”

Sang ibu menyesal dan minta maaf kepada angsa.

Angsa berkata, “Jangan serakah.”

Ia pun terbang meninggalkan rumah itu dan tak pernah terlihat lagi.

3 komentar: