Balapan Kepiting dengan Katak



Pada suatu malam bulan purnama, seekor katak bertemu seekor kepiting di tepi sungai.
Pasir di tepi sungai itu tampak indah sekali di bawah cahaya bulan.

“Hai, katak. Indah sekali malam ini.”

“Benar! Seperti di siang hari ya? Bagaimana kalau kita balapan?” kata katak. 

“Ayo!” jawab kepiting. "Kita balapan sampai akar pohon itu ya?”

“Tapi... kau mungkin dapat lari cepat sekali, dan aku akan kalah,” kata katak.

“Begini saja,” kata kepiting. “Kau naik ke punggungku, sehingga kau dapat melihat seberapa cepat aku lari. kemudian saat kau lari aku naik di punggungmu.”

Kepiting bersiap-siap lari. Katak naik ke punggungnya. Kepiting lari secepat-cepatnya ke pohon yang sudah mereka sepakati. 

Sekarang giliran katak. Ia melompat tinggi sekali sambil berteriak, “Aku bisa lari secepat angin sambil melompat setinggi bulan. Jangan melihat ke bawah, nanti kau bisa pusing. Dan berpeganganlah erat-erat.”

“Oh, katak,” kata kepiting, “kau lari cepat sekali sehingga aku hampir pingsan karena pusing.”

“Sekarang kau tahu, aku lari lebih cepat darimu,” kata katak.

Ketika turun dari punggung katak, kepiting melihat bahwa mereka berada di tempat mereka memulai balapan. Baru ia sadar bahwa katak tidak berlari sama sekali. Ia hanya melompat ke atas dan turun lagi di tempat yang sama. Katak curang!

Katak menjadi marah, “Kau tidak lari! Kau melompat tinggi ke atas, membuatku percaya kau lari jauh!”

Kepiting menjepit pinggang katak dengan capitnya. Sampai sekarang, pinggang katak bengkok karena jepitan kepiting.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar