KASIH SAYANG VS MEMANJAKAN


Hal yang sering membuat orang tua ragu adalah, apakah terlalu menyayangi anak tidak akan berdampak buruk bagi anak seperti menjadi manja dan kemudian mengontrol orang tuanya.

Memang benar dimana-mana kita menjumpai anak manja, tidak bisa diatur malah suka mengatur, suka menuntut, keras kepala. Tapi apakah itu sebagai dampak dari terlalu banyak kasih sayang? Sebaiknya diperiksa lagi, salah-salah karena terlalu dimanja, bukan karena terlalu disayangi.

“Untuk itu perlu diperjelas mengenai perbedaan antara melimpahi anak dengan kasih sayang dan memanjakan anak tanpa batas dan maksud yang jelas dan tegas…”

Banyak orang tua tidak bisa membedakannya lalu memberikan “pengganti” kasih sayang.

“Pengganti” kasih sayang atau kasih sayang palsu dapat berupa:
• pemberian materi yang berlebihan
• kelonggaran atau kompromi
• ataupun ekspektasi yang rendah.

Anak-anak bukannya jadi ajaib, justru menjadi rusak jika orang tua sering mengambil jalanpintas dengan memberikan “pengganti” kasih sayang. 

Ironis, bahwa masih banyak orang tua yang percaya kalau terlalu menunjukkan kasih saying pada anak, anak akan besar kepala, kurang berani menghadapi hidup, anak laki-laki cenderung jadi banci.

Beruntung saat ini sudah banyak hasil penelitian yang menunjukkan hal yang justru sebaliknya. Banyak sekali penelitian berlevel internasional menyimpulkan bahwa bayi yang segera dipenuhi kebutuhannya ketika menangis, cenderung menjadi lebih jarang menangis dan lebih tenang.

Jadi kalau anak tumbuh menjadi anak manja dan selalu haus akan perhatian, coba diperhatikan dan ditelusuri kembali, apakah orangtuanya sering menahan kasih sayang?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar