Seorang raja yang memerintah di Kashmir, India, mempunyai banyak isteri, namun tak seorang pun isterinya melahirkan anak untuknya. Ia sangat kuatir tidak mempunyai pewaris yang akan meneruskan kerajaannya.
Pergilah sang raja ke bagian istana dimana isteri-isterinya tinggal dan mengumumkan bila dalam waktu setahun mereka tidak dapat melahirkan putera untuknya maka mereka akan dijatuhi hukuman mati.
Para isteri raja berdoa kepada dewa Shiva memohon bantuan untuk memenuhi kehendak raja. Setelah menunggu penuh harap selama beberapa bulan, akhirnya mereka menyadari bahwa harapan mereka takkan terkabul. Mereka pun mencari akal agar mereka tidak dihukum mati.
Tak lama kemudian raja mendengar bahwa salah satu isterinya mengandung dan melahirkan seorang bayi perempuan. Namun itu tidak benar. Yang sesungguhnya terjadi adalah seekor kucing melahirkan banyak anak. Salah satu anak kucing itu diambil dan dibesarkan oleh isteri-isteri raja.
Ketika sang raja mendengar berita itu, ia sangat gembira. Ia memerintahkan, “Bawalah puteriku menemuiku. Aku ingin melihatnya.”
Para isteri raja sudah menduga bahwa raja ingin melihat puterinya, “Katakan kepada baginda, “ kata mereka kepada pesuruh raja, “para Brahmana mengatakan bahwa anak itu tidak boleh dilihat ayahnya sebelum ia menikah.” Mendengar hal itu, raja pun tidak memaksa untuk melihat puterinya.
Raja terus menerus menanyakan tentang sang puteri dan jawaban yang diterimanya selalu tentang betapa cantik dan pintarnya sang puteri. Ia pun sangat gembira mendengarnya. Tentu saja ia menginginkan seorang putera, namun karena Tuhan tidak berkenan mengabulkan permintaannya, ia menghibur dirinya dengan membayangkan akan menikahkan puterinya dengan seseorang yang layak untuknya dan mampu memimpin kerajaan setelah ia turun tahta.
Ketika sang raja memutuskan sudah waktunya puterinya menikah, ia memerintahkan para penasihatnya mencari pasangan yang tepat untuk sang puteri. Dengan segera mereka menemukan seorang pangeran yang baik, cerdas dan rupawan. Raja pun segera memerintahkan untuk dilakukan persiapan pernikahan.
Apa yang dapat dilakukan para isteri raja sekarang? Tak ada gunanya lagi mereka berusaha melanjutkan kebohongan mereka. Pengantin pria akan segera datang dan ingin melihat calon isterinya. Raja pun sudah sangat mendambakan untuk melihat sang puteri.
Mereka berunding dan memutuskan untuk memanggil sang pangeran dan menjelaskan semuanya kepadanya. Mereka dapat menyiapkan alasan lain untuk sang raja sehingga mereka dapat mengulur waktu.
Sang pangeran pun dipanggil dan mereka pun menceritakan semuanya kepadanya, setelah sang pangeran bersumpah untuk menjaga rahasia bahkan kepada orang tuanya sekalipun.
Pesta pernikahan diselenggarakan dengan meriah, dihadiri oleh para raja yang dari negara-negara tetangga. Sang raja dengan mudah dibujuk untuk mengijinkan tanda yang membawa pengantin wanita tanpa melihat puterinya. Kucing itu dibawa dengan tandu ke kerajaan sang pangeran.
Sang pangeran merawat kucing itu dengan penuh kasih sayang dan mengurungnya dalam kamar pribadinya. Ia tidak mengijinkan seorang pun, termasuk ibunya sendiri masuk ke dalam kamarnya.
Namun pada suatu hari, ketika pangeran sedang pergi, ibunya ingin berbicara dengan menantunya dari luar kamar. “Menantuku,” panggilnya. “Kau dikurung dalam kamar ini dan tidak boleh bertemu dengan orang lain. Kau pasti bosan. Suamimu sedang pergi. Kau boleh keluar tanpa takut bertemu seseorang. Maukah kau keluar?”
Kucing itu memahami perkataan sang ratu dan menangis sedih seperti manusia. Tangisannya membuat ratu sedih hingga ia memutuskan untuk berbicara dengan puteranya bila ia kembali nanti.
Tangisan kucing itu juga terdengar oleh Parvati, isteri Shiva. Ia pun menemui Shiva dan memohon kepadanya untuk menolong binatang malang itu.
“Katakan kepadanya,” kata Shiva, “untuk mengoleskan minyak pada bulu di seluruh tubuhnya dan ia akan berubah menjadi seorang wanita yang cantik jelita. Ia akan menemukan minyak itu di kamarnya.”
Parvati bergegas menemui sang kucing untuk menyampaikan kabar gembira itu. Ia pun segera mengoleskan minyak ke seluruh tubuhnya dan berubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik. Namun ia sengaja melewatkan setitik kecil bulu kucing di bahunya agar suaminya mengenalinya dan tidak menolaknya.
Malam itu sang pangeran pulang dan melihat isterinya telah berubah menjadi wanita yang cantik. . Permintaan ibunya membuatnya cemas karena ia tidak dapat menjelaskan mengapa isterinya adalah seekor kucing, namun sekarang semua kecemasannya hilang dan ia pun merasa sangat bahagia. Ia membawa isterinya menemui ibunya. Sang ratu yang semula mengira menantunya itu tidak bahagia menjadi lega melihat menantunya yang cantik dan tersenyum.
Beberapa minggu kemudian sang pangeran didampingi isterinya mengunjungi ayah mertuanya. Sang raja yang mengira sang puteri adalah anaknya sendiri, gembira luar biasa. Isteri-isteri raja pun gembira karena doa mereka terkabul dan nyawa mereka terselamatkan.
Pada akhirnya raja menyerahkan kerajaannya kepada menantunya, dan sang pangeran kemudian memerintah kedua kerajaan yang kelak menjadi kerajaan yang termashyur dan kaya raya.